Title :
Saranghae, My
Guardian Angel
Author :
Kang Eun Woo
& Anita
Main Cast :
Suho (EXO-K)
|| Shin Seorin (OC)
Suport Cast :
Jung Yoon Hee
(OC) || Baek Ho (NU’EST) || Jiyeon (T-Ara)
Genre :
Romance || School
Life || Tragedy || Sadnes
Type: One shoot || Rating: PG-17 || Words: 5.658
Disclaimer:
Di SAY – KoreanFanfiction, ini FF kolaborasi pertama 2 Author. Author Kang Eun
Woo yang sukses dengan FF Sad’nya Seven Day’s Love dan Author Anita yang sukses dengan FF NC’nya
A Were Dog Boy , Mereka bersama-sama membuat FF ini ^^ Jadi
sehabis baca, tolong tinggalkan komentar kalian. Mau itu kritik / saran. Terima
Kasih...
Summary :
Suho baru saja pulang dari study-nya
di LA, namun ia sangat terkejut melihat kondisi kekasihnya yang ia kira lumpuh
tapi ternyata keadaan kekasihnya itu sebenarnya jauh lebih parah. Dan, Suho
tidak mengetahui hal itu. Tapi hal itu tidak mengurangi rasa cinta Suho pada
yeojachingu-nya itu, namun ada satu orang yang tidak suka menerima kenyataan
bahwa Suho sudah memiliki yeojachingu dan ia berusaha untuk menghancurkan
hubungan mereka.
.................................
-Author POV-
Terlihat seorang pria dengan wajah anggellicnya sedang menunggu
jemputannya di bandara Incheon, pria itu baru saja pulang dari Los Angeles (LA)
setelah menyelesaikan study-nya. Sebenarnya dia tidak mau melenjutka study-nya
di luar negeri.
Tapi kekasihnya memintanya untuk melanjutkan S1 di luar negeri dan
sebagai hadiah karena ia sudah mau pergi ke LA untuk melanjutkan study-nya,
kekasihnya berjanji akan bertunangan dengannya saat ia lulus Senior Hight
School nanti. Dan itu artinya 1 tahun lagi ia akan bertunangan dengan
kekasihnya yang sekarang...
“Bagaimana kabarmu selama 4 tahun tanpaku? Aku harap kau tidak berselingkuh,”
gumam pria itu.
Akhirnya mobil jemputan pria itu tiba. Sang supir keluar lalu
membungkung hormat pada tuannya, “Bagaimana keadaan anda selama di LA, tuan Joonmyeon?”
tanya supir itu.
“Aku baik-baik saja tuan Park, dan berhentilah memanggilku
Joonmyeon panggil aku Suho,” ucap pria yang bernama Suho itu
“Mianhamnida, tuan Suho.” ucap supir itu. Lalu memasukkan koper
majikannya ke dalam bagasi, kemudian dia masuk ke mobil dan mejalankan mobilnya.
“Tuan Park, tolong antarkan aku ke Pledish Senior High School. Setelah
itu, anda pulang dan taruh barang-barangku di dalam kamarku.” ucap Suho.
“Ne, algesseumnida, tuan Suho.” ucap supir itu, dan mulai
melajukan mobilnya menuju Pledish Senior High school.
.
.
Disinilah Suho berada, di Pledish Senior High School. Tempat dimana
kekasihnya menuntut ilmu. Pria itu berniat untuk mengajar di sekolah ini agar
lebih dekat dengan kekasihnya. Tapi sayangnya ia tidak tau apa yang terjadi
dengan kekasihnya selama ia pergi.
Suho pun masuk ke sekolah itu, menuju ruang kepala sekolah untuk
melamar pekerjaan sebagai seorang guru. Dan sudah pasti ia langsung ke terima,
karena ia lulusan dari Universitas yang terkenal di LA Clifornia. Suho sudah bisa
mulai bekerja besok, ia akan mengajar sebagai guru bahasa inggris di sekolah
itu.
Suho memintaan izin pada kepala sekolah untuk melihat data para
siswa dengan alasan agar dapat mengenal mereka lebih dahulu sebelum ia mengajar
mereka. Dan kepala sekolah pun dengan senang hati memberikan data para siswa.
Suho membuka lembar demi lembar data para siswa yang di berikan oleh
kepala sekolah, hingga matanya tertuju pada satu siswi yang sangat ia kenal.
‘Shin Seorin’ itulah nama siswa yang membuat perhatian Suho
tertuju padanya. Ya, Seorin adalah yeojachingu Suho yang meminta Suho untuk
melanjutkan pendidikannya di luar negeri.
‘Kau semakin cantik saja Seorin chagi’ pikir Suho.
Suho pun melanjutkan kegiatan melihat data para siswa hingga
lagi-lagi matanya tertuju pada orang yang sangat ia kenal, kali ini bukan hanya
satu tapi dua sekaligus.
‘Jung Yoon Hee’ dan ‘Baek Ho’ itulah nama siswanya.
‘Rupanya mereka berdua juga masuk sini ya? Kedua penggila beladiri
komdo itu selalu saja mengikuti Seorin. Ya, aku tau sih mereka berdua sahabat
baik Seorin tapi tetap saja aku merasa cemburu jika melihat Seorin-ku terlalu
dekat dengan mereka’ pikir Suho
Setelah melihat semuanya, Suho memberikan kembali data itu pada
kepala sekolah dan memutuskan untuk menunggu Seorin di pintu gerbang sekolah
karena sebentar lagi bel tanda pulang berbunyi.
.
.
Suho terus menunggu yeojachingu-nya. Lalu matanya menangkap sosok
seseorang yang sangat ia rindukan selama 4 tahun ini. Tapi ia sangat terkejut
dengan kondisi kekasihnya itu, ia duduk diatas kursi roda dan di dorong oleh
temannya. Suho lantas berjalan medekatinya.
“Seorin…” panggil Suho.
“Suho oppa,” ucap gadis yang bernama Seorin itu.
“A...ada apa dengan kakimu?” tanya Suho, seketika wajah Seorin
langsung menjadi sedih.
“Mianhae, oppa. Aku sebenarnya mengalami kecelakaan tak lama
setelah oppa pergi. Dan kecelakaan itu membuat kakiku lumpuh…” jawab Seorin
dengan nada yang sangat sedih. Mata Suho melebar, ia tidak percaya sama apa
yang baru saja di katakan yeojachingu-nya itu.
“Kenapa kau tidak memberi tahu ku, hah!!!” bentak Suho pada
Seorin.
“Hiks. Mi...mianhae, oppa...” ucap Seorin sambil menagis.
“Jangan membentaknya hyung, Seorin tidak mau memberi tahu mu
karena ia ingin kau fokus pada kuliahmu,” ucap Baek Ho yang tadi mendorong kusi roda Seorin.
Suho terdiam, ia tidak habis pikir kenapa kekasihnya itu tidak mau
memberi tahunya. Kenapa ia menyembunyikan hal ini? Kenapa ia selalu
mementingkan segala hal tentang diriku dari pada dirinya? Suho merasa sangat
sakit di dadanya melihat kondisi yeojachingu-nya itu.
“Mianhae, tadi aku membentakmu Seorin.” ucap Suho sambil menyamakan
tingginya dengan Seorin, lalu dia memeluk yeojachingu-nya. Hal yang sangat ia
rindukan selama di LA adalah meresakan ke hangatan pelukkan kekasihnya.
“Gwae...gwaenchana, oppa... hiks. Mianhae... A...aku tidak memberi
tahumu... hiks.” ucap Seorin sambil membalas pelukan Suho.
Mereka berpelukkan cukup lama, Baek Ho yang sedari tadi berada di sana
hanya bisa menatap iba pasangan itu. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa
Seorin melakukan hal seberat ini seorang diri?
“SEORIN EONNI!!!” teriak seorang yeoja yang sukses membuat mereka
bertiga menoleh ke sumber suara.
“Suho oppa? Kau masih hidup?” tanya yeoja itu.
“Jadi kau berharap aku mati, hah?!” bentak Suho.
“Siapa suruh tidak memberi kabar. Aku kira kau sudah tidak ada
lagi di dunia ini,” ucap yoeja itu santai.
“JUNG YOON HEE!!! DASAR ANAK KURANG AJAR!!!” teriak Suho kesal,
dan membuat Yoon Hee menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya.
“Sudahlah oppa, kau seperti baru mengenal Yoon Hee saja.” ucap Seorin
sambil menggenggam tangan Suho.
“Kalau aku tidak ingat kau teman Seorin, sudah ku robek mulutmu
itu dari dulu!” ucap Suho, masih dengan nada yang kesal.
“Kalau aku tidak ingat kau itu namjachinggu eonni, sudah aku komdo
kau dari dulu!” balas Yoon Hee.
“Sudahlah, hentikan! Hyung, kau antar saja Seorin pulang.” ucap
Baek Ho.
“Aku tidak bawa mobil,” ucap Suho.
“Hah~ ini pakai mobilku. Kajja! Yoon Hee, kita pergi.” ucap Baek
Ho sambil menarik paksa Yoon Hee.
“Anak itu dari dulu tidak pernah berubah,” gumam Suho pelan.
“Siapa oppa ?” tanya Seorin.
“Siapa lagi kalau bukan Yoon Hee dan Baek Ho,” jawab Suho sambil
terus menatap kedua orang itu yang sudah pergi meninggalkan mereka.
“Sudahlah oppa, tidak usah di bahas lagi...” ucap Seorin.
“Ne, arraso... kajja, kita pergi juga sekarang.” ucap Suho sambil
mendorong kursi roda Seorin. Lalu mereka pergi menuju parkiran untuk mengambil
mobil Baek Ho.
“Kita mau kemana oppa?” tanya Seorin saat Suho menggendong
tubuhnya untuk masuk ke dalam mobil.
“Ke restoran biasa, sudah lama aku tidak makan di sana.” ucap Suho
sambil melipat kursi roda Seorin, dan memasukannya ke dalam bagasi.
“Kenapa kita tidak pergi ke kebun binatang saja? sudah lama aku
tidak ke sana.” Usul Seorin.
“Baiklah... Kita akan ke sana, tapi sebelumnya kita makan dulu di
tempat biasa.” ucap Suho, lalu ia melajukan mobilnya ke restoran tempat biasa
mereka makan.
.
.
“Oppa, kau tidak bosan makan jajangmyeon
(jenis masakan china, yaitu mi saus pasta kacang kedelai
hitam)
terus di sini?” tanya Seorin saat Suho sedang memakan makanannya.
“Ani, ini sangat enak. Kau harus mencobanya,” ucap Suho sambil
menyuapkan makanannya ke mulut Seorin.
Lalu Seorin membuka mulutnya, “Bagaimana?” tanya Suho.
“ehmm, masitta!” jawab Seorin sambil tersenyum.
“Kau ini sudah besar tapi makannya masih saja berantakan,” ucap Suho.
Jari-jari lembut Suho mengelus bibir Seorin. Lalu ia sedikit memajukan
tubuhnya, mencium dan menjilati sisa makanan yang masih ada di sudut bibir
Seorin. Hal itu sukses membuat wajah Seorin mejadi merah.
“Oppa, kau membuatku malu... Ini kan di tempat umum,”ucap Seorin,
ia menundukan kepalanya untuk menutupi wajahnya yang memerah karena ulah Suho.
“Lalu, kenapa kalau ini di tempat umum? Tidak ada larangan yang
tertulis di restoran ini ‘di larang berciumankan’ kan?” ucap Suho santai sambil
memakan makanannya kembali.
Mendengar ucapan Suho, Seorin pun mengangkat wajahnya, “Tapi kau
membuatku malu...” ucap Seorin, wajahnya terlihat menjadi semakin merah.
“Aigo~ kau manis sekali,”
Lalu Suho memajukan sedikit tubuhnya untuk mencium bibir Seorin
lagi, tapi Seorin memukul tubuh Suho pelan, “Oppa, sudah hentikan!” ucapnya
kesal bercampur malu.
“Hahaha. Arraseo, cepat habiskan makananmu. Kau bilang ingin ke
kebun binatang kan?”ucap Suho sambil mengusap rambut Seorin.
.
.
“Oppa, aku ingin melihat jerapah...” ucap Seorin saat mereka sudah
sampai di kebun binatang.
“Oke! Kajja, kita kesana.” ucap Suho lalu mendorong kursi roda
Seorin.
“Ya! lihat pria itu, tampan sekali bukan?” bisik seorang yoeja.
“Iya kau benar. Siapa yang bersamanya itu? Apa dia pacarnya?” ucap
temannya.
“Mana mungkin namja setampan dia punya yeojachingu cacat seperti
itu...”ucap yeoja tadi.
“Iya kau benar sekali, itu benar-benar mustahil!” ucap temannya.
Suho yang mendengar percakapan mereka langsung mengalihkan
pandangannya pada Seorin, ia melihat wajah Seorin merasa sedih dan kesal akibat
percakapan dua yeoja itu. Dan, hal itu membuat Suho marah adalah ia paling
benci jika ada orang yang menyakiti hati yeojachingu-nya.
“Hentikan ucapan kalian itu! Asal kalian tahu, yeoja ini jauh 1000
kali lebih baik dari pada kalian yang hanya bisa menghina seseorang. Ah! Dan
satu lagi, ia ini adalah yeojachingu-ku. Jadi tolong jaga ucapan kalian!” ucap
Suho, lalu ia bergegas pergi meninggalkan kedua yeoja tadi.
Seorin menatap Suho dengan tatapan tidak percaya dan terharu. Ia
tidak menyangka jika Suho akan membelanya seperti tadi. Ia berpikir Suho akan
merasa malu jika berjalan bersamanya karena kondisinya saat ini.
“Oppa, ucapanmu tadi keterlaluan,” ucap Seorin.
“Biar saja! kau tahu sendiri bukan, aku paling benci jika ada
orang yang menyakitimu.”ucap Suho. Seorin yang mendengar, langsung merasa
sangat senang saat Suho mengatakan itu.
“Ah! Oppa, belikan aku boneka itu...” ucap Seorin dengan mata yang
berbinar sambil menunjuk ke sebuah toko yang menjual macam-macam boneka.
“Baiklah, ayo kita kesana!” ucap Suho, lalu ia mendorong kursi
roda Seorin ke arah toko boneka tersebut.
“Oppa, aku ingin boneka panda itu...” ucap Seorin.
“Arraseo”
Suho lalu memanggil penjual boneka-boneka ini, “Ajusshi, aku ingin
membeli boneka panda itu!” ucapnya.
“Ini bonekanya anak muda,” ucap ajusshi itu sambil menyerahkan
boneka pandanya pada Suho.
“Kamsahamnida, ajusshi... ini uangnya,” ucap Suho seraya
memberikan uangnya pada paman penjual boneka. Lalu ia memberikan boneka panda
itu pada Seorin, “Ini boneka yang kau mau chagi,” ucap Suho.
“Ne... Gomawo, oppa...” ucap Seorin, lalu ia mengambil boneka yang
diberikan oleh Suho.
Suho membalas ucapan Seorin dengan senyuman penuh rasa bahagia,
lalu ia medorong kursi roda Seorin menuju kandang jerapah.
“Oppa, aku mau meberi bakan jerapanya,” ucap Seorin.
“Ne, tunggu sebentar ya... Oppa belikan dulu makanannya,” ucap
Suho, lalu mengecup kening Seorin.
“Ne, oppa... jangan lama-lama ya,”
Suho hanya tersenyum mendengar ucapan Seorin, lalu berlari menuju
stand penjualan makanan untuk hewan.
Sekembalinya, ia langsung memberikan makanan untuk hewan itu pada
Seorin, “Ini, kau yakin mau meberi mereka makan?” tanyanya.
Seoring mengangguk, “Tentu saja aku mau!” ucapnya, lalu mejulurkan
makanan hewan itu ke arah jerapah. Dan sang jerapah pun memakan makanan yang di
berikan Seorin. Seorin terlihat sangat senang, tapi tiba-tiba tangan Seorin
seperti mati rasa. Ia pun menjatuhkan makanan jerapah itu dan juga menjatuhkan
boneka yang Suho belikan.
“Chagi, ada apa?” tanya Suho cemas.
“Ani, gwaenchana. Tadi tanganku licin oppa. Hehehe.” jawabnya
dengan cengiran khasnya.
Suho hanya bisa tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu sambil
mengambilkan makanan jerapah dan boneka yang di jatuhkan Seorin.
“Oppa, kajja! Kita pulang. Aku sudah lelah sekali,” ucap Seorin.
“Baiklah... ayo, aku antar kau pulang.” ucap Suho, lalu mulai
berjalan sambil mendorong kursi rota Seorin menuju tempat parkir mobil.
.
.
Di saat Suho sedang fokus menyetir, Seorin diam-diam mengeluarkan
obatnya dan meminumnya. Tapi Suho tidak menyadari hal itu.
Setelah meminum obatnya, Seorin merasa lega karena tangannya sudah
mulai bisa di gerakan walau pun masih terasa kaku.
“Chagi, kita sudah sampai... ayo turun,” ucap Suho. Lalu ia
menurunkan Seorin ke kursi rodanya.
“Oppa tidak usah masuk!” cegah Seorin, sontak membuat Suho
menghentikan langkahnya.
“Memangnya kenapa chagi?” tanya Suho.
“Eng... Emm... Itu... A...aku ingin melihat oppa pulang, sambil
melambaikan tangan pada oppa!” ucap Seorin semangat.
“Kau ini ada-ada saja,” Suho mengacak-acak rambut Seorin penuh
kasih sayang, lalu ia masuk ke dalam mobil.
Baru saja masuk ke dalam mobil, Suho langsung teringat akan suatu
hal, “Oh ya! Seorin, aku punya kejutan untuk mu,” ucapnya dari dalam
mobil.
“Apa itu?” tanya Seorin.
“Kau akan tahu besok. Annyeong! Istirahatlah yang cukup chagi,
Saranghae!” ucap Suho sambil melambaikan tangannya pada Seorin, lalu ia
menjalan mobilnya menuju rumah sang pemilik mobil yang di kendarainya.
“Nado Saranghae, oppa.. Mian, aku terlalu banyak membohongimu
selama ini,” ucap Seorin saat mobil Suho sudah berjalan menjauhinya, lalu ia
masuk ke dalan rumah sambil mendorong kursi rodanya sendiri.
Seorin tidak mengizinkan Suho masuk ke dalam rumahnya karena di
dalam rumahnya banyak sekali obat dan peralatan medis lainnya. Ia takut Suho
akan bertanya yang macam-macam, dan terlalu mengkhawatirkan kondisinya.
******
Keesokan paginya, Seorin pergi ke sekolah dengan Suho. Karena Suho
pagi-pagi sudah datang, menjemputnya di depan rumah dan memaksa Seorin untuk berangkat
bersamanya.
“Oppa, kau bilang kau punya kejutan untukku... Apa itu?” tanya
Seorin penasaran.
“Nanti kau juga tahu, apa kejutan untukmu chagi,” ucap Suho sambil
tersenyum penuh arti pada Seorin.
Mereka pun sudah sampai di sekolah, dan Suho segera memakirkan
mobilnya. Kemudian ia menggendong Seorin ke kursi rodanya.
“Eonni! Oppa!” panggil seseorang yang sudah sangat di hafal oleh
Seorin dan Suho.
“Yoon Hee? Selamat pagi,” ucap Seorin saat Yoon Hee menghampiri
mereka.
“Pagi juga eonni... kajja, aku antar ke dalam kelas,” ucap Yoon
Hee.
Kemudian Yoon Hee mendorong tubuh Suho dengan kasar sehingga
Suho menabrak pintu mobilnya dan mengambil alih kursi roda Seorin, lalu pergi
meninggalkan Suho yang masih diam membatu.
“Kau kenapa hyung?” tanya seseorang, dan membuat Suho tersadar.
“Ye? Ah, aku tida apa-apa. Hanya kaget saja, Yoon Hee yang
tubuhnya seperti orang kekurangan gizi itu, dapat dengan mudahnya mendorong
tubuhku,” ucapnya.
“Hyung, kau ini! Yoon Hee badannya saja yang kecil, tapi tenaganya
itu seperti badak,” jelas Baek Ho.
“Badak?” tanya Suho bingung.
“Aku ini sudah mengenalnya sejak umur 5 tahun sampai sekarang! Oh
ya, ngomong-ngomong sedang apa kau di sini hyung ?” tanya Baek Ho yang langsung
mengalihkan pembicaraan.
“Aku habis mengantar Seorin,” jawab Suho.
“Lalu? Kenapa kau tidak pulang, dan masih berdiri di sini?” tanya
Baek Ho lagi.
“Itu karena mulai hari ini aku akan mengajar di sini,”
“Apa Seorin tau tentang ini?”
“Tentu saja tidak, aku ingin memberi kejutan untuknya,” jawab Suho
sambil tersenyum, lalu ia mengunci mobilnya dan meninggalkan Baek Ho.
.
.
“Eonni? Aku dengar dari ahjumma, kau kemarin kumat lagi ya?” tanya
Yoon Hee di saat mereka masih berjalan menuju kelas.
“Hanya sebentar saja, eomma terlalu berlebihan,” jawab Seorin.
“Tapi aku dengar, kemarin kau masih sedikit susah menggerakan
tanganmu...” ucap Yoon Hee dengan nada yang mengkhawatirkan Seorin.
“Yah, aku memang tidak mungkin bisa sembuh dengan cepatkan? Sekaranga
saja tanganku masih terasa kaku,” ucap Seorin sambil mencoba menggerakan
tangannya.
“Lalu bagaimana caranya mu menulis nanti?”
“Kan ada kau, nanti aku bisa meminjam catatan mu kalau aku sudah
bisa menggerakan tangan ku dengan normal,” ucap Seorin sambil tersenyum.
“Hmmm... kau yakin tidak mau sekelas denganku dan Baek Ho? Aku
bisa mengancam kepala sekolah untuk memindahkan mu,” ucap Yoon Hee santai
dengan ekspresi watadosnya.
“Hahaha. Tidak perlu,”
Akhirnya mereka sampai di kelas Seorin, Yoon Hee mengantar Seorin
sampai di mejanya.
“Hei anak cacat! Kau masih sekolah di sini?” ledek salah satu
siswa di kelas Seorin.
“Kau membuat sekolah ini menjadi buruk saja dengan tubuh cacatmu!”
ledek siswa lainnya.
“Kau hanya membuat kami malu dengan kehadiranmu di si...“ belum
sempat siswa lainnya meledek Seorin, tiba-tiba saja
BRAAAKKK!!!
Suara keras dari meja yang terjatuh akibat tendangan dahsyat Yoon
Hee, membuat seluruh siswa di dalam kelas Seorin menyingkir ngeri.
“Berani mengganggunya, kalian akan langsung berhadapan dengan ku
dan Baek Ho!” ancam Yoon Hee ke anak-anak yang meledek Seorin tadi.
Semua siswa yang ada di sana langsung diam, mereka tidak ada yang
berani melawan Yoon Hee apa lagi di tambah dengan Baek Ho, karena keduanya
adalah ahli ilmu beladiri komdo yang sudah sering menjuarai pertandingan.
Ting... Tong...
“Yoon Hee, kembalilah ke kelasmu... Bel sudah berbunyi...” ucap
Seorin sambil menenangkan Yoon Hee.
“Ingat ucapanku tadi!” ancam Yoon Hee lagi sambil memberikan
deathglarenya pada siswa yang ada di sana. Kemudian ia kembali ke kelasnya.
.
.
“Selamat pagi anak-anak,” ucap wali kelas mereka.
“Selamat pagi, Choi sonsaengnim...” ucap para murid.
“Hari ini kita kedatangan guru bahasa inggris baru, semoga kalian
senang di ajar olehnya. Silahkan masuk Kim sonsaengnim,” ucap Choi sonsaengnim.
Kemudian muncul lah seorang pria dengan wajah Angellic yang
berhasil membuat semua yeoja di sana terpanah.
“Annyeonghaseyo, Kim Joonmyeon-imnida. Kalian bisa memanggilku Kim
sonsaengnim atau Suho sonsaengnim,” ucap Suho sambil meberikan senyum mautnya.
“KKYYYAAAA!!!” teriak para siswi, bahkan suara teriakan mereka
terdengar sampai luar kelas.
“Baiklah, Kim sonsaengnim. Selamat mengajar,” ucap Choi sonsaengnim,
lalu ia pergi meninggalkan kelas.
“Sonsaengnim!” panggil salah satu siswi.
“Ya, ada apa?” sahut Suho.
“Anda berumur berapa?” tanya siswi itu dengan suara yang lantang.
“Umurku tahun ini, 21 tahun. Ada yang ingin bertanya lagi?” goda
Suho, membuat siswi itu salah tingkah.
“Apa sonsaengnim sudah punya pacar?” tanya siswi lain.
“Aku sudah punya pacar, iya kan Seorin?” tanya Suho. Seorin yang
sedari tadi diam terpaku menatap Suho, sontak terkejut mendengar pertanyaan
yang ditujukan padanya. Dan itu membuat semua mata sekarang tertuju pada
Seorin.
“Sonsaengnim! Apa...jangan-jangan yeojachingu-mu Seorin?” tanya
seorang siswa.
“Ne, tentu saja! Aku sudah berpacaran dengannya selama 6 tahun,”
ucap Suho santai sambil tersenyum ke arah Seorin. Seorin membulatkan matanya,
terkejut. Ia tidak percaya kalau Suho akan mengatakan itu.
“MMWWOOO?!” teriak semua murid terkejut.
“Jika tidak ada yang ingin bertanya lagi, mari kita mulai
pelajarannya,”
Lalu Suho membuka buku dan memulai materi pelajarannya.
.
.
Sekarang sudah jam istirahat, semua murid sudah mulai berlarian
menuju kantin sekolah kecuali para siswi kelas 3-B.
“Hei, Seorin! Berani sekali kau berpacaran dengan Suho sonsaengnim!
Kau itu tidak pantas untuknya! Dia lebih pantas berpacaran denganku!” ucap
seorang yeoja yang bernama Jiyeon.
“Iya, kau benar Jiyeon. Kau itu hanya anak cacat, kau tidak cocok
dengan Suho sonsaengnim!” ucap teman Jiyeon.
“Bagaimana kalian tau aku cocok atau tidak dengan Suho oppa?
Kalian baru saja mengenalnya!” ucap Seorin.
“Apa katamu?! Berani sekali kau melawan kami!” ucap Jiyeon sambil
menjambak rambut Seorin.
“Aakkhh… appo... Lepaskan!!!” teriak Seorin mencoba melepaskan
tangan Jiyeon dari rambutnya.
“Baiklah, akan ku lepaskan!” ucap Jiyeon.
Kemudian ia melepaskan tangannya dari rambut Seorin, tapi
tiba-tiba saja Jiyeon mendorong Seorin hingga tejatuh dari kursi rodanya. Tidak
hanya itu, mereka juga menedangi tubuh Seorin membuat beberapa memar di
tubuhnya. Seorin yang terjatuh, hanya bisa menangis.
“KALIAN INGIN MATI, HAH!!!” teriak seseorang dari depan pintu, sontak
mereka langsung melihat kearah pintu dengan raut wajah mereka yang langsung
berubah menjadi pucat dan sangat takut. Karena orang yang berdiri di ambang
pintu itu adalah Baek Ho dan Yoon Hee.
“Eonni!!!” teriak Yoon Hee panik, kemudian ia menghampiri Seorin.
“Eonni, gwaenchana?” tanya Yoon Hee sambil membantu Seorin bangun.
“Yoon… Hee... Tu…tubuhku ti…tidak bisa di ge…rakan...” ucap Seorin
lemah.
“Baek Ho!!! bawa eonni ke rumah sakit!!!” teriak Yoon Hee, Baek Ho
pun berlari kearah Yoon Hee dan Seorin. Lalu menggendong Seorin untuk di bawa
kerumah sakit terdekat.
“Urusan kita masih belum selesai!” ancam Baek Ho dingin pada yeoja-yeoja
itu.
Kemudian ia berlari sambil menggendong Seorin di punggungnya, dan
Yoon Hee menyusul di belakangnya.
“Apa kita harus memberi tahu Suho hyung?” tanya Baek Ho pada Yoon
Hee yang sekarang sudah berada di dalam mobil Baek Ho.
“Ani, eonni tidak mau Suho oppa mengetahui hal ini. Cepat jalankan
mobilnya!” ucap Yoon Hee sambil memakai sabuk pengamannya.
******
Mereka pun akhirnya tiba di rumah sakit, Seorin langsung dilarikan
ke UGD. Mereka sudah menunggu selam 3 jam, tapi dokter yang menangani Seorin di
UGD belum juga keluar. Lalu Seorin di oper ke rumah sakit tempat biasanya ia di
rawat.
“Bagaimana ini...? Kalau keadaan eonni semakin parah, aku akan
menghabisi yeoja-yeoja itu! hiks.” ucap Yoon Hee sambil menangis.
“Tenanglah Yoon Hee... Seorin pasti baik-baik saja,” ucap baekho
berusaha menenangkan Yoon Hee.
“Tapi eomma dan appa Seorin... hiks. Memintaku untuk menjaganya...
hiks. A…aku memang tidak berguna... hiks.” ucap Yoon Hee. Baek Ho pun
memeluk Yoon Hee, berharap Yoon Hee bisa sedikit tenang saat ia memeluknya.
“Aku juga diminta hal sama Yoon Hee... Tapi ini semua sudah
terjadi. Kita hanya bisa berdoa semoga keadaan Seorin tidak semakin memburuk,”
ucap Baek Ho sambil mengelus rambut Yoon Hee dengan lembut.
Baek Ho berusa untuk tetap tenang walau di dalam hatinya ia sangat
mengkhawatirkan keadaan Seorin yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. Ia hanya
bisa berdoa semoga Seorin baik-baik saja.
Baek Ho terus memeluk Yoon Hee yang masih terus menangis, ini
pertama kalinya Baek Ho melihat sahabat sejak kecilnya menangis seperti ini.
Akhirnya pintu UGD terbuka dan keluarlah dokter yang menangani
Seorin.
“Bagaimana keadaan Seorin dok ?” tanya Baek Ho.
“Keadaanya sangat tidak baik, penyakitnya makin menyebar. Aku
khawatir, jika Seorin hanya bisa bertahan hidup selama 3 hari,” jelas dokter
yang selalu menangani Seorin.
“Dokter aku mohon, tolong sembuhkan lah eonni-ku... hiks. Aku
mohon, lakukan apapun supaya eonni sembuh dok... hiks.” ucap Yoon Hee.
“Mianhae, kami sudah melakukan hal yang terbaik selama 4 tahun
ini. Tapi tidak ada hasilnya,” ucap dokter itu.
“Dokter, aku mohon... Selamatkan eonni... hiks. Aku mohon dok...
hiks. Aku mohon... hiks.” ucap Yoon Hee sambil berlutut di hadapan dokter itu.
“Mianhae, kami sudah melakukan yang terbaik,” ucap dokter itu,
lalu ia meninggalkan Yoon Hee yang masih berlutut.
“Yoon Hee... Bangunlah! Ayo, kita lihat keadaan Seorin,” ucap Baek
Ho sambil membopong tubuh Yoon Hee.
Saat mereka benar-benar merasa sedih dengan keadaan Seorin yang
sekarang terbaring lemas di kasurnya dan tubuhnya penuhi peralatan rumah sakit,
“Eonni, kumuhon bukalah matamu... hiks.” ucap Yoon Hee yang masih terus saja
menangis.
‘Jaemieopge waeirae waeirae
saejang sogui saecheoreom Oh neoreul ane gadwodujima Eoseo ireona Yeah, Ready
kkeutnaejuge Action’ (Reff: NU’EST – Action) bunyi
handphone Baek Ho.
“Suho,” ucap Baek Ho saat melihat handphone-nya.
“Biar aku saja yang menjawabnya,”
Baek Ho akhirnya menyerahkan handphone-nya, lalu Yoon Hee
menghapus air matanya dan berusaha membuat suaranya terlihat normal.
“Yoboseyo?” terdengar suara Suho dari seberang sana.
“Ne, Suho oppa. Waeyo?” tanya Yoon Hee.
“Yoon Hee? Bukankah ini handphone Baek Ho?” tanya Suho.
“Memang, tapi aku langsung merebutnya,” ucap Yoon Hee dengan nada
suara yang seperti biasa.
“Jadi kalian saat ini lagi bersama... Apa Seorin bersama kalian
juga?”
“Ne! Eonni sedang bersamaku. Tapi aku sedang menculiknya, supaya
tidak bersama Suho oppa untuk hari ini. Jadi besok saja ya oppa, menemui eonni.
Hari ini aku akan menculik eonni dulu. Annyeong!“ ucap Yoon Hee dan langsung
mematikan teleponnya secara sepihak.
“Aku rasa kita harus memberitahu Suho tentang kondisi Seorin,”
ucap Baek Ho sesaat Yoon Hee mematikan teleponnya.
“Ani, biar eonni yang menyelesaikannya,”
******
Seorin perlahan mulai membuka matanya, hal yang pertama ia sadari
adalah ia sedang berada di rumah sakit. Lalu ia melihat ke arah kanannya
ternyata disana ada Yoon Hee yang sedang tertidur.
“Mianhae, eonni membuatmu cemas,” ucap Seorin sambil mengusap
lembut rambut Yoon Hee.
Yoon Hee yang merasakan ada seseorang mengusap rambutnya, “Ehm...”
ia mulai terbangun. “Eonni, kau sudah sadar?” tanya Yoon Hee.
Seorin menatap Yoon Hee sejenak sebelum menjawab pertanyaannya,
“Ne! Yoon Hee, matamu bengkak. Berapa lama kau menangis?” tanya Seorin.
“Molla, yang jelas sangat lama,” jawab Yoon Hee jujur.
“Eum... Yoon Hee, bisa kau tolong ambilkan handycamku?” pinta
Seorin.
Yoon Hee pun bangkit, “Jamkkanman!” ucapnya, lalu pergi
mengambilkan handycam Seorin.
-skip-
Keesokan harinya, Seorin berangkat ke sekolah bersama Yoon Hee dan
Baek Ho. Sebenarnya dokter tidak mengizinkan Seorin pergi, tapi karena ia
memaksa akhirnya dokter mengizinkannya.
“Kau baik-baik saja eonni?” tanya Yoon Hee sesaat mereka sudah
sampai di sekolah.
“Ne, kau tidak perluh khawatir,” ucap Seorin yang kini sudah duduk
di kursi rodanya.
“Kau yakin Seorin? Kenapa kau tidak istirahat di rumah sakit
saja?” tanya Baek Ho sambil mendorong kursi roda Seorin.
“Aku bosan, sudah tiga tahun aku merasakan tinggal di rumah sakit,”
ucap Seorin.
Selama ini, Seorin home schooling. Karena kondisi tubuhnya jadi
semua gurunya datang ke rumah sakit untuk mengajar Seorin, tapi baru-baru ini ia
meminta sekolah di tempat yang sama dengan Baek Ho dan Yoon Hee dengan alasan
bosan berada di rumah sakit.
“Seorin!!!” panggil seseorang.
“Suho oppa?”
“Kemarin kau kemana saja?” tanya Suho sambil berjalan menghampiri
Seorin.
“Hehehe... Mianhae oppa, kemarin aku pergi bersama Yoon Hee dan Baek
Ho,” jawab Seorin.
“Kau tega sekali meninggalkanku sendirian chagi, kau tau aku
sangat kesepian,” ucap Suho merajuk pada Seorin.
“Berhenti bersikap seperti itu... kau sangat menjijikan! Kajja, Baek
Ho!” ucap Yoon Hee, lalu pergi bersama Baek Ho meninggalkan Seorin dan Suho
berduaan.
“Aisssh! Dasar yeoja menyebalkan!” gumam Suho kesal.
“Sudahlah oppa, bagaimana kalau nanti kita makan bersama?” tawar
Seorin.
“Ja! Aku antar kelasmu,” ucap Suho, lalu mendorong kursi roda
Seorin menuju kelasnya.
“Cih! Anak itu tidak kapok juga,” gumam seorang yeoja yang bernama
Jiyeon saat melihat Seorin bersama Suho.
“Kita habisi saja dia nanti saat pulang sekolah!” ucap teman
Jiyeon.
“Bagaimana caranya?” tanya Jiyeon.
Lalu temannya membisikkan sesuatu pada Jiyeon, Jiyeon menyeringai
mendengar apa yang baru saja dibisikan temannya itu.
“Aku kira selama ini dia lumpuh, ternyata dia kena penyakit itu.
Ini akan mudah,” ucap Jiyeon tersenyum sinis.
.
.
Sesuai janji, Seorin sekarang sedang makan siang bersama Suho di
taman belakang.
“Chagi, buka mulutmu... aaa~” ucap Suho, Seorin pun menurut dan
membuka mulutnya.
“Oppa?” panggil Seorin.
“Ada apa chagi?” tanya Suho sambil menatap Seorin.
“Apa oppa pernah berpikir, bagaimana jika besok aku sudah tidak
ada lagi di dunia ini?” tanya Seorin, sontak membuat Suho membulatkan matanya
terkejut karena Seorin tiba-tiba bertanya seperti itu.
“Ani, oppa tidak pernah berpikir sampai situ. Waeyo?”
“Bagaimana jika besok aku benar-benar sudah tidak ada di dunia ini
lagi?” tanya Seorin menatap Suho lekat-lekat.
“Sudah pasti aku akan menyusulmu, aku tidak mau kehilanganmu
chagi. Kau tau selama 4 tahun aku di LA tanpa dirimu, aku merasa seperti
zombie. Kerjaanku hanya makan, tidur, kuliah.” jawab Suho
“Kau benar-benar akan menyusulku oppa?” tanya Seorin memastikan.
“Tentu saja... Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu chagi?”
“Tidak apa-apa, hanya ingin saja. Hehehe,” ucap Seorin, lalu
memakan makanannya lagi.
“Kau ini jangan berfikir seperti itu, kau membuatku takut
kehilanganmu saja!” ucap Suho, lalu mencium kening Seorin.
“Oppa~ saranghaeyo,”
“Nado saranghae, Shin Seorin,” ucap Suho, lalu ia menyingkirkan
makanannya dan makanan Seorin yang ada dari hadapannya. Dan, mencium bibir atas
dan bawah Seorin dengan lembut.
Merekan terus berciuman tanpa sadar, di sisilain Jiyeon yang
melihat kejadian itu menatap remeh Seorin dari kejauhan.
“Bersenang-senanglah sekarang Shin Seorin, karena hari ini akan
menjadi hari terakhirmu hidup di dunia ini!” ucap Jiyeon dengan nada sinis,
lalu meninggalkan tempat itu.
“Eonni!!!” teriak Yoon Hee, hal itu sukses membuat Suho melepaska
ciumannya dari Seorin.
“Yeoja pengganggu!” ucap Suho dalam hati, tapi Suho hanya diam
menatap Yoon Hee yang sedang berjalan menghampiri mereka.
“Ada apa Yoon Hee?” tanya Seorin.
“Mianhae, hari ini aku dan Baek Ho tidak bisa mengantar eonni
pulang. Kami ada latihan komdo,” ucap Yoon Hee.
“Gwaenchana, aku bisa meminta supirku untuk menjemput,” ucap
Seorin tersenyum pada Yoon Hee.
“Mianhae eonni, aku pergi dulu... bye!” ucap Yoon Hee, lalu ia
langsung pergi begitu saja.
“Kau tidak apa-apa pulang sendiri? Aku juga tidak bisa mengantarmu
pulang hari ini,” kata Suho sambil menatap Seorin khawatir.
“Aku kan sudah, tidak apa-apa... Lagi pula, nanti aku di jemput
supirku,” ucap Seorin tersenyum pada Suho.
“Pacarku ini dewasa sekali ya,” goda Suho, lalu ia mencium bibir
Seorin sekilas. “Aku jadi semakin mencintaimu,” lanjutnya.
“Aku juga mencintaimu oppa,” ucap seorin.
Suho tersenyum mendengar ucapan Seorin, “Sudah, cepat kau habiskan
makananmu. Sebentar lagi bel,” ucap Suho sambil mendekatkan makanan yang tadi
ia singkirkan.
“Suapi aku~” ucap Seorin manja.
“Kenapa sekarang kau jadi manja begini?” tanya Suho menahan
tawanya melihat kelakuan kekasihnya itu.
******
Seorin sedang menunggu mobil jemputannya di depan pintu gerbang
sekolahnya, sepertinya supirnya sedikit terlambat menjemputnya.
“Shin Seorin!!!” teriak seseorang yang ternyata itu adalah Jiyeon.
“Ikut denganku!!!” Jiyeon dengan kasar mendorong kursi roda Seorin
menuju gudang sekolah.
“Apa yang kau inginkan!!!” bentak Seorin saat Jiyeon dengan paksa
membawanya ke gudang sekolah.
“Mau ku? Aku ingin kau putus dengan Suho sonsaengnim!!!” ucap
Jiyeon dengan sedikit berteriak.
“Tidak akan pernah!” ucap Seorin sambil menatap tegas kearah mata
Jiyeon.
“Kalau begitu aku akan membunuhmu!!!” teriak Jiyeon kesal. Lalu ia
menjatuhkan tubuh Seorin dari kursi roda, kemudian ia mengambil tongkat yang
sudah di siapkan dan mulai memukuli tubuh Seorin secara membabi buta.
“KAU SEHARUSNYA TIDAK BERPACARAN DENGAN SUHO SONSAENGNIM!!!” ucap
Jiyeon sambil terus memukuli tubuh Seorin. “SUHO SONSAENGNIM ITU MILIK KU!!!”
teriak Jiyeon, kali ini ia juga menendang tubuh Seorin. “ORANG YANG BERPENYAKITAN
SEPERTIMU, HARUSNYA SUDAH MATI DARI DULU!!!” lanjutnya.
KKRRAAKKK
Tongkat yang terbuat dari kayu yang di gunakan untuk memukul
Seorin itu pun patah, karena kencangnya Jiyeon memukuli Seorin dengan tongkat
itu.
“Sa…sakit... hiks. Hen…hentikan... hiks.” ucap Seorin lirih, ia
tergeletak tak berdaya.
Sekarang tubuh Seorin banyak mengeluarkan darah karena pukulan
dari tongkat dan tendangan yang Jiyeon lakukan padanya.
Matanya terlihat sayu, ia merasakan sesuatu mengalir dari
kepalanya menuju hidung dan pipinya, akhirnya menetes di permukaan lantai.
Seorin dapat melihat kalau itu adalah darah yang berasal dari tubuhnya,
sekarang tubuhnya benar-benar mati rasa. Ia tidak bisa menggerakan tubuhnya.
Seorin hanya bisa pasrah menahan rasa sakir di tubuhnya. Penglihatannya pun
juga semakin memudar.
BBYYUURRR
Jiyeon menyiram tubuh Seorin dengan minyak, ia berniat membakar
tubuh Seorin.
“Selamat tinggal Shin Seorin!”
BBRAAAKKK!
Belum sempat Jiyeon menyalahkan api itu, tiba-tiba saja puntu
gudang sudah di buka seseorang secara pakasa. Jiyeon pun berbalik untuk melihat
siapa orang itu.
“Su..suho sonsaengnim?” ucap Jiyeon tergagap, ia tidak menyangka
kalau Suho akan datang.
“Apa yang kau lakukan pada Seorin?!” teriak Suho pada Jiyeon, lalu
ia menghampiri Seorin.
Saat Suho menghampiri Seorin, Jiyeon pun pergi meninggalkan mereka
begitu saja.
“Seorin? Seorin? Buka matamu chagi!” ucap Suho panik sambil
menepuk pelan kedua pipi Seorin.
“O...oppa... Mi..ianhae...” ucap seorin, lalu ia menutup matanya
lagi.
“Ani, ani, Seorin!!! Buka matamu! SEORIN!!!” teriak Suho sambil
mengguncang-guncangkan tubuh Seorin.
******
Kini Suho berada di kamarnya, kejadian kemarin terus menghantui
dirinya. Ia terus menyalahkan dirinya atas kematian Seorin.
-FLASHBACK ON-
Kemarin Suho langsung membawa Seorin ke rumah sakit, setelah
sebelumnya ia melapor polisi atas semua tindakan Jiyeon. Kini Suho berada di
rumah sakit menunggu Seorin. Akhirnya pintu UGD terbuka, Suho langsung
menghampiri sang dokter.
“Dokter, bagaimana keadaan Seorin?” tanya Suho pada dokter itu.
“Mianhae, kami sudah melakukan semampu kami. Tapi tuhan berkata
lain,” ucap dokter itu.
Suho mengerti maksud maksud dokter itu, “Andwae! Seorin masih
hidup kan dokter?” tanya Suho tidak percaya.
“Mianhae, tapi kami tidak bisa menyelamatkannya...”
Mendengar ucapan dokter itu, Suho terduduk lemas di lantai. Dan
dokter itu pun pergi meninggalkan Suho begitu saja. Orang-orang yang di rumah
sakit pun pada memandangi Suho dengan tatapan kasihan.
******
Hari itu juga Seorin dimakamkan, orang tuanya segera kembali dari
argentina untuk melihat putri mereka untuk yang terakhir kalinya. Dan pada saat
itu juga, rumah sakit jiwa memberi tahu kalau Jiyeon mempunyai gangguan jiwa.
“Seorin, mianhae, eomma dan appa tidak becus menjagamu...” ucap
eomma Seorin yang kini sedang menangis.
“Sudahlah, ikhlaskan kepergian Seorin... Dia akan sedih melihatmu
begini,” ucap appa Seorin menenangkan eomma Seorin.
Yoon Hee yang di sana juga terus menagis dalam pelukan Baek Ho. Ia
benar-benar menyesal meninggalkan eonni-nya hanya untuk latihan komdo.
Sementara Suho hanya bisa diam menatap kepergian Seorin.
-FLASHBACK END-
Suho benar-benar kehilangan Seorin, belum 3 hari ia bersama Seorin
tapi sekarang ia sudah meninggalkan Suho sendiri lagi.
“Suho oppa...” panggil sebuah suara dari pintu kamar Suho.
“Baek Ho? Yoon Hee? Masuk lah...” ucap Suho sambil duduk di
kasurnya. Lalu baek Ho dan Yoon Hee pun masuk.
“Suho oppa, ini dari eonni....” Yoon Hee menyerahkan sebuah
flashdisk pada Suho. Suho tidak bertanya pada Yoon Hee ‘itu apa’ , ia langsung
mengambil flashdisk yang di berikan Yoon Hee dan berjalan kearah komputernya
untuk melihat sebuah video yang ada di flashdisk itu.
Saat ia membukanya, muncul lah gambar Seorin dengan menggunakan
pakaian rumah sakit.
Annyeong oppa...
Apa aku tetap
terlihat cantik walau sedang menggunakan baju rumah sakit? hehehehe.
Ehm…
Oppa, mianhae...
Selama empat
tahun ini aku membohongimu dan tidak pernah menghubungimu. Tapi aku melakukan
itu semua untuk kebaikkanmu, aku ingin kau melupakanku oppa.
Karena... Hidupku
tidak akan lama lagi
Hiks. Mi..mianhae oppa, sebenarnya aku
menderita kanker tulang punggung semenjak empat tahun yang lalu... hiks.
Saat itu
dokter memfonisku tidak akan bertahan hidup lebih dari empat tahun. Karena
itulah aku memintamu untuk sekolah di LA aku ingin kau melupakanku oppa...
hiks.
Aku ingin kau hidup bahagia tanpa aku.
Semoga kau
bisa hidup bahagia oppa, saranghaeyo my guardian angel.
-PIP-
Video itu pun selesai, Suho menangis. Ia tidak pernah mengira
Seorin menderita kanker tulang punggung.
“Kanker Seorin terletak di tulang punggung bagian bawah, karena
itulah dia tidak bisa jalan selama ini karena kanker itu memakan kaki Seorin
lebih dulu,” jelas Baek Ho.
“Kenapa kau tidak memberi tahuku?!” bentak Suho pada Baek Ho.
“Seorin melarang kami memberi tahumu,” ucap Baek Ho, sementara Yoon
Hee hanya bersembunyi di belakang punggung Baek Ho.
Suho benar-benar frustasi, ia tidak pernah mengira Seorin terkena
kanker. Pikiran Suho benar-benar kacau sekarang. Ia pergi menuju balkon
rumahnya, dengan langkah yang lemas.
“Aku akan menepati janjiku Seorin,” gumam Suho yang kini telah
berdiri di pinggir dinding balkon rumahnya.
“Su…suho hyung! Apa yang kau lakukan! Jangan bilanga kau akan...“
ucap Baek Ho terputus, “Selamat tinggal Yoon Hee... Baek Ho... Akua akan segera
menyusul Seorin,” setelah mengatakan itu, Suho melompat dari balkon kamarnya di
lantai 3.
“HYUNG!!! / OPPA!!!” teriak Baek Ho dan Yoon Hee bersamaan saat
melihat Suho melompat.
“Aku
akan menepati janjiku untuk menyusulmu saat kau pergi meninggalkanku Seorin...” ucap Suho,
setelah itu semuanya menjadi gelap....
-END-
Author
Kang Eun Woo: Giamana sedih ga ceritanya ?>.< semoga kalian suka dengan
ceritanya. Dan selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya. ^^
Author
Anita: Terima Kasih atas dukungan para reader untuk kami selama ini ^^ jangan
pernah bosan untuk baca FF kami. 1 kritikan atau saran mau itu baik atau buruk,
para Author selalu menerimanya. Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar