Title: Mystery behind the painting!
Author: Anita
Genre: Horror
Length: Oneshot
Main Cast:
-
Suzy (Miss A)
-
Taemin (SHINee)
Attention!
This is my first horror fanfiction. You can follow my twitter @Anita_Febriany
Ok,
Please comment and happy reading...
******
“Oppa? Apa kau yakin akan masuk?” tanyaku gemetaran.
“Aku yakin!”
Cittt
Suara pintu rumah tua itu saat di buka oleh Taemin. Aku yang berjalan
dibelakangnya terus menggandeng tangannya.
Lalu aku dan Taemin masuk ke dalam rumah itu dengan perlahan, “Permisi...”
kataku saat aku dan Taemin sudah masuk ke dalam rumah.
Aku melihat-lihat seisi rumah, ada barang-barang yang masih ditinggalkan
oleh pemilik sebelumnya. Tapi sepertinya sudah ditinggalkan lama sekali.
Barang-barang itu sudah tertutup debu dan banyak sarang laba-labanya.
Benar-benar sudah tak terawat.
“Sepertinya rumah ini sudah
bertahun-tahun ditinggalkan,” kata Taemin saat mencolek meja yang ada
dihadapannya. Dia bisa memperkirakan seperti itu karena debu yang menempel
dijarinya begitu tebal.
“Tentu saja!” kataku sambil tetap menggandeng tangannya.
“Pantas saja rumah sebesar ini di jual sangat murah,” katanya santai dan
mulai berjalan lagi untuk melihat-lihat seisi rumah.
“Oppa...” panggilku.
“Apa?” Taemin membalikkan badannya dan menatapku.
“Kita pulang saja yuk? Besok kembali lagi ke sini, sekarang sudah malam dan
rumah ini terlihat...” aku menghentikan kalimatku karena mataku terpusat dengan
lukisan besar yang ada di belakang Taemin.
“Itu... apa?” kataku sambil menunjuk lukisan besar yang ada di belakangnya itu,
dan membuat Taemin membalikkan badannya ke arah yang aku tunjuk.
Lalu Taemin berjalan mendekat ke arah lukisan itu untuk melihatnya, “Ini
sudah berdebu” katanya sambil membersihkan bedu-debu yang menempel di lukisan
itu.
“Mungkin lukisan ini punya pemilik sebelumnya. Oiya, Suzy... kita pulangnya
nanti saja ya? Kita kan baru saja sampai, sebaiknya kita membersihkan rumah
ini. Besok kita tinggal membersihkan sisanya dan merapikannya.”
Aku pun mengangguk.
“Baiklah... kita mulai dari mana sekarang?” katanya sambil berjalan lagi
mencari sebuah alat yang bisa digunakan untuk membersihkan rumah.
******
“Hah~ Aku capek...” aku duduk di sebuah kursi. Aku baru saja selesai
membersihkan kamar yang akan aku tempati. Tapi entah sudah berapa lama kami
membersihkan rumah ini, tapi tetap saja masih ada debu dan kotoran dimana-mana.
Sebenarnya rumah ini sudah ditinggalkan berapa tahun? 1 tahun? 2 tahun? Apa...
Cittt
Terdengar suara pintu yang terbuka.
“Oppa?” aku bangkit dari kursi dan melihat keluar. Tidak ada siapa-siapa.
Lalu aku menutup pintu itu lagi.
Aku mulai gemetar ketakutan. Saat aku akan kembali duduk di kursi,
Cittt
Pintu itu terbuka kembali.
Aku pun menghampiri pintu itu dan membukanya lebar-lebar. Tapi tidak ada
siapa-siapa. Tanpa kusadari, ada sosok perempuan berambut panjang dibelakangku.
Aku merasa merinding, “Oppa!!!” teriakku dan berlari keluar kamar dan
menuruni tangga untuk menghampiri Taemin.
“Ada apa? Kenapa kamu berlari? Kalau kamu tersandung bagaimana?” tanyanya panik
saat melihatku, lalu mengelus kepalaku untuk menenangkanku.
“Oppa... tadi... tadi...”
Aku belum bercerita, Taemin sudah memotong ucapanku
“Sudahlah, tenang... Ada aku di sini. kamu sudah membersihkan kamarmu?
Sekarang kita pulang karena sudah larut malam, besok kita lanjutkan
bersih-bersihnya. Bagaimana?”
Aku pun mengangguk setuju.
******
Aku dan Taemin datang lagi ke rumah tua ini. Saat pagi hari seperti
sekarang ini, rumah ini dari luar tidak terlihat menyeramkan. Karena luar rumah
ini sudah dibersihkan oleh tetangga yang tinggal tidak jauh dari rumah ini
sebelum kami datang ke sini.
Tapi aku masih merasa takut untuk masuk ke dalam rumah ini. Aku selalu
teringat dengan kejadian semalam.
“Suzy?” suara Taemin menyadarkanku.
“Ada apa?” tanyanya.
“Tidak,” aku buru-buru tersenyum padanya.
“Ayo masuk,” ajaknya sambil menggandeng tanganku.
Aku senang ada Taemin di sampingku. Dia adalah suami terbaikku. Aku baru
saja menikah dengannya, makanya Taemin membeli rumah ini sebagai hadiah
pernikahan kami. Tapi, karena gaji Taemin kecil jadi dia hanya bisa membeli
rumah dengan harga yang murah. Akhirnya, rumah inilah jadi pilihan Taemin.
Sesampainya di dalam rumah, aku dan Taemin membersihkan sisa-sisa debu dan
kotoran. Dan merapikan barang-barang pemilik rumah ini yang sebelumnya.
“Ini kita letakan dimana?” tanya Taemin padaku.
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara pintu diketuk dengan keras.
“Permisi... ini barang anda,” teriak petugas pengangkut barang dari depan
pintu.
“Biar aku saja yang mengurusnya,” kataku pada Taemin lalu berlari
menghampiri petugas itu.
Saat petugas-petugas itu selesai memasukan dan meletakan barang-barangku ke
dalam rumah.
“Terima kasih...” kataku pada petugas pengangkut barang itu.
“Oppa! Ini bagaimana?” teriakku dari depan pintu, mencoba mengangkat barang
yang tidak di bawa masuk oleh petugas itu.
“Tunggu sebentar...” teriak Taemin dari dalam rumah.
******
Malam ini adalah hari pertama kami tinggal di rumah ini. Kami sudah
membersihkan dan merapikan tiap sudut rumah ini. Melelahkan! Rumah ini begitu
besar, bahkan bisa muat 12 orang. Karena hanya aku dan Taemin yang tinggal di
rumah ini, kamar dan ruangan yang kosong aku putuskan untuk di kunci.
Byurrr
Terdengar suara keran air yang menyala dari dapur.
“Taemin sedang apa malam-malam begini? Cuci piring?” pikirku.
“Oppa! Kau sedang apa?” tanyaku dengan suara kencang. Tapi tidak ada
jawaban darinya.
Byurrr
Suara keran air itu masih menyala.
“Apa dia tidak mendengar?” gumamku.
Byurrr
Suara keran air itu terus menyala.
Kalau Taemin sedang mencuci, keran air itu pasti tidak akan selalu menyala.
Karena dia tau itu namanya membuang-buang air. Lalu aku mendekati dapur tempat
suara keran air itu menyala.
“Oppa?” panggilku pelan lalu masuk ke dalam dapur, dan... ternyata tidak
ada siapapun di sana.
******
“Oppa...” panggilku pelan menghampiri Taemin yang sedang berada di taman
belakang rumah.
“Kenapa?” jawabnya sambil tetap sibuk menanam bunga.
Pagi ini aku berniat menceritakan kejadian kemarin dan semalam padanya
karena tiap kali akan bercerita dia selalu sibuk. Tapi sebelum bercerita aku
memperhatikan Taemin yang sedang sibuk menanam. Aku heran, kenapa hanya aku
saja yang sepertinya di hantui... sedangkan Taemin tidak.
“Kenapa Suzy?” tanyanya lagi, tapi kali ini dia berdiri dan menatapku.
“Bunga yang indah...” kataku sambil tersenyum. Aku tidak jadi bercerita
padanya, aku tidak mau membuatnya khawatir. Dia sudah membeli rumah ini dengan
gaji hasil tabungannya selama ini.
“Oiya, Oppa mau makan apa? Akan ku masakan untukmu.”
“Hmmm makan apa ya... Terserah padamu.”
“Hahaha Baiklah.”
Aku tau makanan kesukaannya. Lalu aku pergi meninggalkan Taemin untuk masuk
ke dalam rumah. Saat aku akan masuk rumah, aku melihat jejak kaki. Lumpur
berceceran di teras depan.
“Apa ini ulah Oppa?” batinku.
Aku lalu kembali ke tempat Taemin, “Oppa! Jang...” aku tidak melanjutkan
kata-kataku karena aku melihat seluruh badan Taemin bersih tidak ada lumpur
sedikit pun.
“Ada apa?” tanyanya bingung.
“Tidak ada apa-apa,” kataku, lalu aku pergi meninggalkan Taemin. Saat
melihat ke teras depan lagi, lumpur itu sudah tidak ada. Aku pun merinding.
Aku bergegas masuk ke dalam rumah.
Di dalam dapur aku sibuk memasak, tiba-tiba Taemin masuk dan mendekati
masakanku.
“Baunya enak,” katanya sambil tersenyum padaku.
******
Malam ini, aku tidak bisa tidur. Aku melirik Taemin yang ada di sampingku,
ternyata dia sudah tertidur pulas.
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara ketukan dari kamar sebelah. Membuatku melonjak kaget. Di
kamar itu tidak ada siapa-siapa alias kosong. Akupun menutup seluruh tubuhku
dengan selimut karena takut.
Tok! Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan itu seperti merembet, dan sekarang suara itu terdengar dari
balik pintu. Aku benar-benar takut, seluruh tubuhku gemetaran. Akupun
memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur. Tanpa menyadari, sosok
perpempuan itu ada di sebelahku.
******
“Aku... dimana?” batinku, lalu aku mencoba bangun. Aku tidak tau apa yang
telah terjadi, tiba-tiba saja aku berada di ruang depan.
“Aaaaaakh!” terdengar suara tariak seorang perempuan, aku pun menghampiri
suara itu. Aku melihat perempuan berambut panjang itu tengah di jambak dan di
tampar berkali-kali oleh seorang pria.
“Jangan!!!” aku berteriak pada pria itu mencoba menghentikannya, tapi dia
tidak mendengarnya dan terus melakukan kekerasan pada perempuan itu.
Perempuan itu terus-terusan di jambak dan di tampar sampai akhirnya dia
pingsan, pria itu pun mengubur perempuan itu di balik tembok. Pria itu tampak
puas, lalu dia mengambil lukisan besar dan langsung memajangnya pada tembok
itu, dan akhirnya pergi. Aku bingung, kenapa pria itu seperti tidak merasakan
kehadiranku di sini.
“Suzy? Ayo bangun...” bisik Taemin sambil menggoyang-goyangkan tubuhku
pelan.
Aku mencoba membuka mataku, “Ternyata cuma mimpi...”
“Apa?”
“Tidak,” aku menggelengkan kepalaku lalu bergegas mandi dan membuat
sarapan.
******
Aku dan Taemin sekarang berada di ruang depan, aku benar-benar akan
menceritakan semuanya pada Taemin. Karena menurutku, ada yang salah dengan
rumah ini.
“Oppa, ada yang salah dengan rumah ini?”
“Kenapa?”
“Saat pertama kali datang, selesai membersihkan kamar, tiba-tiba pintu
kamar terbuka sendiri.”
Taemin menyimak aku bercerita.
“Dan hari kedua ke rumah ini, saat Oppa lagi menanam bunga di taman
belakang, tiba-tiba ada lumpur yang berceceran di teras. Aku kira itu ulah
Oppa, tapi saat kembali, lumpur itu sudah hilang.”
“Oh? Waktu itu...” Taemin teringat kejadian itu.
“Dan, malam harinya... Aku mendengar dari kamar sebelah ada suara orang
yang mengetuk-ngetuk tembok. Dan ketukannya merembet sampai ke depan pintu
kamar kita.”
“Bukannya kita sudah mengunci semua kamar yang kosong?” tanyanya.
“Aku juga tidak tau... dan, aku semalam bermimpi.”
“Mimpi apa?”
“Ada seorang pria telah membunuh seorang perempuan, dan dia menguburnya di
balik lukisan itu.” Aku menunjuk lukisan besar itu yang berada tepat di
belakang Taemin.
Mendengar ceritaku itu, Taemin langsung berdiri dan menghampiri lukisan
itu. Dan dia mengambilnya, “Apa di dalam tembok ini?” tanyanya sambil meletakan
lukisan itu di bawah.
“Iya!”
“Berarti kita harus menghancurkan tembok ini.”
“Tapi, itu kan hanya mimpi...”
“Mimpi atau bukan, kita tidak akan tau kalau kita belum memeriksanya.
Lagipula, kamu sudah mengalami hal-hal aneh saat pertama kali kepindahan kita
ke rumah ini.”
“Baiklah, kapan kita akan membongkar tembok itu?” tanyaku.
“Besok kita akan membongkar tembok ini.”
******
Aku tidak bisa tidur lagi malam ini, aku teringat dengan mimpiku waktu itu.
Mimpi itu terlihat seperti kenyataan bagiku.
Cittt
Suara pintu kamarku terbuka.
“Oppa, Oppa,” panggilku pelan pada Taemin.
“Kyaaa Oppa!!! Bangun!!!” teriakku menggoyangkan tubuh Taemin dengan kasar.
Aku melihat sosok perempuan berambut panjang dari pintu itu, membuatku panik
dan histeris ketakutan.
“Ada apa?” tanya Taemin dengan mata yang masih mengantuk.
“Perempuan itu... perempuan itu...” saat menunjuk ke arah pintu, tapi
perempuan itu sudah menghilang.
“Siapa?” tanya Taemin bingung.
“Tadi aku melihat ada perempuan di situ... Oppa, lebih baik tembok itu kita
bongkar sekarang. Cepatlah...” desakku.
“Sekarang?” Taemin melirik jam di telepon genggamnya.
“Sekarang sudah jam 12 malam, besok pagi saja...” lanjutnya.
“Sekarang!” aku bangkit dari tempat tidur, dan memaksa Taemin untuk bangun.
Aku dan Taemin pun turun ke lantai bawah sambil membawa alat-alat yang
dapat digunakan untuk membongkar tembok yang keras itu.
Setelah 2 jam lamanya kami membongkar, akhirnya tembok itu terbongkar juga.
Dan benar, di dalam terdapat sosok tengkorak manusia.
“Apa yang harus kita lakukan?” aku mulai menangis karena panik.
“Kita harus menghubungi polisi!”
“Malam-malam begini?”
“Kamu kan yang memintaku untuk membongkar tembok ini sekarang? Jadi cepat
telepon polisi! Sekarang!” bentaknya.
Aku pun bergegas mengambil telepon genggam Taemin di dalam kamar, dan
menelpon polisi segera mungkin.
“Kenapa semua ini bisa terjadi?!” gumam Taemin.
“Oppa, polisi akan kemari,” kataku sambil menyerahkan telepon genggam
miliknya.
“Berarti untuk beberapa hari, kita harus meninggalkan rumah ini. Ayo,
rapikan barang-barangmu. Setelah polisi datang dan mengurus semua masalah ini,
kita kembali ke kontrakan lama kita.”
Aku dan Taemin cepat-cepat kembali masuk ke dalam kamar dan bergegas
memasukan semua barang-barangku dengan Taemin ke dalam koper.
-The End-
Ini FF Horror pertama Author. Bagaimana? Kurang serem ya?
Padahal saat mengetiknya, author ketakutan loh! Makanya (mungkin) alur
ceritanya kecepetan.
But, thanks for reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar