Minggu, 28 Juli 2013

[My FF] Saranghae, My Guardian Angel



Title :
Saranghae, My Guardian Angel
Author :
Kang Eun Woo & Anita
Main Cast :
Suho (EXO-K) || Shin Seorin (OC)
Suport Cast :
Jung Yoon Hee (OC) || Baek Ho (NU’EST) || Jiyeon (T-Ara)
Genre :
Romance || School Life || Tragedy || Sadnes
Type: One shoot || Rating: PG-17 || Words: 5.658
Disclaimer: Di SAY – KoreanFanfiction, ini FF kolaborasi pertama 2 Author. Author Kang Eun Woo yang sukses dengan FF Sad’nya Seven Day’s Love dan Author Anita yang sukses dengan FF NC’nya A Were Dog Boy , Mereka bersama-sama membuat FF ini ^^ Jadi sehabis baca, tolong tinggalkan komentar kalian. Mau itu kritik / saran. Terima Kasih...

Summary :
Suho baru saja pulang dari study-nya di LA, namun ia sangat terkejut melihat kondisi kekasihnya yang ia kira lumpuh tapi ternyata keadaan kekasihnya itu sebenarnya jauh lebih parah. Dan, Suho tidak mengetahui hal itu. Tapi hal itu tidak mengurangi rasa cinta Suho pada yeojachingu-nya itu, namun ada satu orang yang tidak suka menerima kenyataan bahwa Suho sudah memiliki yeojachingu dan ia berusaha untuk menghancurkan hubungan mereka.

.................................

-Author POV-


Terlihat seorang pria dengan wajah anggellicnya sedang menunggu jemputannya di bandara Incheon, pria itu baru saja pulang dari Los Angeles (LA) setelah menyelesaikan study-nya. Sebenarnya dia tidak mau melenjutka study-nya di luar negeri.
Tapi kekasihnya memintanya untuk melanjutkan S1 di luar negeri dan sebagai hadiah karena ia sudah mau pergi ke LA untuk melanjutkan study-nya, kekasihnya berjanji akan bertunangan dengannya saat ia lulus Senior Hight School nanti. Dan itu artinya 1 tahun lagi ia akan bertunangan dengan kekasihnya yang sekarang...
“Bagaimana kabarmu selama 4 tahun tanpaku? Aku harap kau tidak berselingkuh,” gumam pria itu.
Akhirnya mobil jemputan pria itu tiba. Sang supir keluar lalu membungkung hormat pada tuannya, “Bagaimana keadaan anda selama di LA, tuan Joonmyeon?” tanya supir itu.
“Aku baik-baik saja tuan Park, dan berhentilah memanggilku Joonmyeon panggil aku Suho,” ucap pria yang bernama Suho itu
“Mianhamnida, tuan Suho.” ucap supir itu. Lalu memasukkan koper majikannya ke dalam bagasi, kemudian dia masuk ke mobil dan mejalankan mobilnya.
“Tuan Park, tolong antarkan aku ke Pledish Senior High School. Setelah itu, anda pulang dan taruh barang-barangku di dalam kamarku.” ucap Suho.
“Ne, algesseumnida, tuan Suho.” ucap supir itu, dan mulai melajukan mobilnya menuju Pledish Senior High school.
.
.
Disinilah Suho berada, di Pledish Senior High School. Tempat dimana kekasihnya menuntut ilmu. Pria itu berniat untuk mengajar di sekolah ini agar lebih dekat dengan kekasihnya. Tapi sayangnya ia tidak tau apa yang terjadi dengan kekasihnya selama ia pergi.
Suho pun masuk ke sekolah itu, menuju ruang kepala sekolah untuk melamar pekerjaan sebagai seorang guru. Dan sudah pasti ia langsung ke terima, karena ia lulusan dari Universitas yang terkenal di LA Clifornia. Suho sudah bisa mulai bekerja besok, ia akan mengajar sebagai guru bahasa inggris di sekolah itu.
Suho memintaan izin pada kepala sekolah untuk melihat data para siswa dengan alasan agar dapat mengenal mereka lebih dahulu sebelum ia mengajar mereka. Dan kepala sekolah pun dengan senang hati memberikan data para siswa.
Suho membuka lembar demi lembar data para siswa yang di berikan oleh kepala sekolah, hingga matanya tertuju pada satu siswi yang sangat ia kenal.
‘Shin Seorin’ itulah nama siswa yang membuat perhatian Suho tertuju padanya. Ya, Seorin adalah yeojachingu Suho yang meminta Suho untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri.
‘Kau semakin cantik saja Seorin chagi’ pikir Suho.
Suho pun melanjutkan kegiatan melihat data para siswa hingga lagi-lagi matanya tertuju pada orang yang sangat ia kenal, kali ini bukan hanya satu tapi dua sekaligus.
‘Jung Yoon Hee’ dan ‘Baek Ho’ itulah nama siswanya.
‘Rupanya mereka berdua juga masuk sini ya? Kedua penggila beladiri komdo itu selalu saja mengikuti Seorin. Ya, aku tau sih mereka berdua sahabat baik Seorin tapi tetap saja aku merasa cemburu jika melihat Seorin-ku terlalu dekat dengan mereka’ pikir Suho
Setelah melihat semuanya, Suho memberikan kembali data itu pada kepala sekolah dan memutuskan untuk menunggu Seorin di pintu gerbang sekolah karena sebentar lagi bel tanda pulang berbunyi.
.
.
Suho terus menunggu yeojachingu-nya. Lalu matanya menangkap sosok seseorang yang sangat ia rindukan selama 4 tahun ini. Tapi ia sangat terkejut dengan kondisi kekasihnya itu, ia duduk diatas kursi roda dan di dorong oleh temannya. Suho lantas berjalan medekatinya.
“Seorin…” panggil Suho.
“Suho oppa,” ucap gadis yang bernama Seorin itu.
“A...ada apa dengan kakimu?” tanya Suho, seketika wajah Seorin langsung menjadi sedih.
“Mianhae, oppa. Aku sebenarnya mengalami kecelakaan tak lama setelah oppa pergi. Dan kecelakaan itu membuat kakiku lumpuh…” jawab Seorin dengan nada yang sangat sedih. Mata Suho melebar, ia tidak percaya sama apa yang baru saja di katakan yeojachingu-nya itu.
“Kenapa kau tidak memberi tahu ku, hah!!!” bentak Suho pada Seorin.
“Hiks. Mi...mianhae, oppa...” ucap Seorin sambil menagis.
“Jangan membentaknya hyung, Seorin tidak mau memberi tahu mu karena ia ingin kau fokus pada kuliahmu,” ucap Baek  Ho yang tadi mendorong kusi roda Seorin.
Suho terdiam, ia tidak habis pikir kenapa kekasihnya itu tidak mau memberi tahunya. Kenapa ia menyembunyikan hal ini? Kenapa ia selalu mementingkan segala hal tentang diriku dari pada dirinya? Suho merasa sangat sakit di dadanya melihat kondisi yeojachingu-nya itu.
“Mianhae, tadi aku membentakmu Seorin.” ucap Suho sambil menyamakan tingginya dengan Seorin, lalu dia memeluk yeojachingu-nya. Hal yang sangat ia rindukan selama di LA adalah meresakan ke hangatan pelukkan kekasihnya.
“Gwae...gwaenchana, oppa... hiks. Mianhae... A...aku tidak memberi tahumu... hiks.” ucap Seorin sambil membalas pelukan Suho.
Mereka berpelukkan cukup lama, Baek Ho yang sedari tadi berada di sana hanya bisa menatap iba pasangan itu. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa Seorin melakukan hal seberat ini seorang diri?
“SEORIN EONNI!!!” teriak seorang yeoja yang sukses membuat mereka bertiga menoleh ke sumber suara.
“Suho oppa? Kau masih hidup?” tanya yeoja itu.
“Jadi kau berharap aku mati, hah?!” bentak Suho.
“Siapa suruh tidak memberi kabar. Aku kira kau sudah tidak ada lagi di dunia ini,” ucap yoeja itu santai.
“JUNG YOON HEE!!! DASAR ANAK KURANG AJAR!!!” teriak Suho kesal, dan membuat Yoon Hee menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya.
“Sudahlah oppa, kau seperti baru mengenal Yoon Hee saja.” ucap Seorin sambil menggenggam tangan Suho.
“Kalau aku tidak ingat kau teman Seorin, sudah ku robek mulutmu itu dari dulu!” ucap Suho, masih dengan nada yang kesal.
“Kalau aku tidak ingat kau itu namjachinggu eonni, sudah aku komdo kau dari dulu!” balas Yoon Hee.
“Sudahlah, hentikan! Hyung, kau antar saja Seorin pulang.” ucap Baek Ho.
“Aku tidak bawa mobil,” ucap Suho.
“Hah~ ini pakai mobilku. Kajja! Yoon Hee, kita pergi.” ucap Baek Ho sambil menarik paksa Yoon Hee.
“Anak itu dari dulu tidak pernah berubah,” gumam Suho pelan.
“Siapa oppa ?” tanya Seorin.
“Siapa lagi kalau bukan Yoon Hee dan Baek Ho,” jawab Suho sambil terus menatap kedua orang itu yang sudah pergi meninggalkan mereka.
“Sudahlah oppa, tidak usah di bahas lagi...” ucap Seorin.
“Ne, arraso... kajja, kita pergi juga sekarang.” ucap Suho sambil mendorong kursi roda Seorin. Lalu mereka pergi menuju parkiran untuk mengambil mobil Baek Ho.
“Kita mau kemana oppa?” tanya Seorin saat Suho menggendong tubuhnya untuk masuk ke dalam mobil.
“Ke restoran biasa, sudah lama aku tidak makan di sana.” ucap Suho sambil melipat kursi roda Seorin, dan memasukannya ke dalam bagasi.
“Kenapa kita tidak pergi ke kebun binatang saja? sudah lama aku tidak ke sana.” Usul Seorin.
“Baiklah... Kita akan ke sana, tapi sebelumnya kita makan dulu di tempat biasa.” ucap Suho, lalu ia melajukan mobilnya ke restoran tempat biasa mereka makan.
.
.
“Oppa, kau tidak bosan makan jajangmyeon (jenis masakan china, yaitu mi saus pasta kacang kedelai hitam) terus di sini?” tanya Seorin saat Suho sedang memakan makanannya.
“Ani, ini sangat enak. Kau harus mencobanya,” ucap Suho sambil menyuapkan makanannya ke mulut Seorin.
Lalu Seorin membuka mulutnya, “Bagaimana?” tanya Suho.
“ehmm, masitta!” jawab Seorin sambil tersenyum.
“Kau ini sudah besar tapi makannya masih saja berantakan,” ucap Suho.
Jari-jari lembut Suho mengelus bibir Seorin. Lalu ia sedikit memajukan tubuhnya, mencium dan menjilati sisa makanan yang masih ada di sudut bibir Seorin. Hal itu sukses membuat wajah Seorin mejadi merah.
“Oppa, kau membuatku malu... Ini kan di tempat umum,”ucap Seorin, ia menundukan kepalanya untuk menutupi wajahnya yang memerah karena ulah Suho.
“Lalu, kenapa kalau ini di tempat umum? Tidak ada larangan yang tertulis di restoran ini ‘di larang berciumankan’ kan?” ucap Suho santai sambil memakan makanannya kembali.
Mendengar ucapan Suho, Seorin pun mengangkat wajahnya, “Tapi kau membuatku malu...” ucap Seorin, wajahnya terlihat menjadi semakin merah.
“Aigo~ kau manis sekali,”
Lalu Suho memajukan sedikit tubuhnya untuk mencium bibir Seorin lagi, tapi Seorin memukul tubuh Suho pelan, “Oppa, sudah hentikan!” ucapnya kesal bercampur malu.
“Hahaha. Arraseo, cepat habiskan makananmu. Kau bilang ingin ke kebun binatang kan?”ucap Suho sambil mengusap rambut Seorin.
.
.
“Oppa, aku ingin melihat jerapah...” ucap Seorin saat mereka sudah sampai di kebun binatang.
“Oke! Kajja, kita kesana.” ucap Suho lalu mendorong kursi roda Seorin.
“Ya! lihat pria itu, tampan sekali bukan?” bisik seorang yoeja.
“Iya kau benar. Siapa yang bersamanya itu? Apa dia pacarnya?” ucap temannya.
“Mana mungkin namja setampan dia punya yeojachingu cacat seperti itu...”ucap yeoja tadi.
“Iya kau benar sekali, itu benar-benar mustahil!” ucap temannya.
Suho yang mendengar percakapan mereka langsung mengalihkan pandangannya pada Seorin, ia melihat wajah Seorin merasa sedih dan kesal akibat percakapan dua yeoja itu. Dan, hal itu membuat Suho marah adalah ia paling benci jika ada orang yang menyakiti hati yeojachingu-nya.
“Hentikan ucapan kalian itu! Asal kalian tahu, yeoja ini jauh 1000 kali lebih baik dari pada kalian yang hanya bisa menghina seseorang. Ah! Dan satu lagi, ia ini adalah yeojachingu-ku. Jadi tolong jaga ucapan kalian!” ucap Suho, lalu ia bergegas pergi meninggalkan kedua yeoja tadi.
Seorin menatap Suho dengan tatapan tidak percaya dan terharu. Ia tidak menyangka jika Suho akan membelanya seperti tadi. Ia berpikir Suho akan merasa malu jika berjalan bersamanya karena kondisinya saat ini.
“Oppa, ucapanmu tadi keterlaluan,” ucap Seorin.
“Biar saja! kau tahu sendiri bukan, aku paling benci jika ada orang yang menyakitimu.”ucap Suho. Seorin yang mendengar, langsung merasa sangat senang saat Suho mengatakan itu.
“Ah! Oppa, belikan aku boneka itu...” ucap Seorin dengan mata yang berbinar sambil menunjuk ke sebuah toko yang menjual macam-macam boneka.
“Baiklah, ayo kita kesana!” ucap Suho, lalu ia mendorong kursi roda Seorin ke arah toko boneka tersebut.
“Oppa, aku ingin boneka panda itu...” ucap Seorin.
“Arraseo”
Suho lalu memanggil penjual boneka-boneka ini, “Ajusshi, aku ingin membeli boneka panda itu!” ucapnya.
“Ini bonekanya anak muda,” ucap ajusshi itu sambil menyerahkan boneka pandanya pada Suho.
“Kamsahamnida, ajusshi... ini uangnya,” ucap Suho seraya memberikan uangnya pada paman penjual boneka. Lalu ia memberikan boneka panda itu pada Seorin, “Ini boneka yang kau mau chagi,” ucap Suho.
“Ne... Gomawo, oppa...” ucap Seorin, lalu ia mengambil boneka yang diberikan oleh Suho.
Suho membalas ucapan Seorin dengan senyuman penuh rasa bahagia, lalu ia medorong kursi roda Seorin menuju kandang jerapah.
“Oppa, aku mau meberi bakan jerapanya,” ucap Seorin.
“Ne, tunggu sebentar ya... Oppa belikan dulu makanannya,” ucap Suho, lalu mengecup kening Seorin.
“Ne, oppa... jangan lama-lama ya,”
Suho hanya tersenyum mendengar ucapan Seorin, lalu berlari menuju stand penjualan makanan untuk hewan.
Sekembalinya, ia langsung memberikan makanan untuk hewan itu pada Seorin, “Ini, kau yakin mau meberi mereka makan?” tanyanya.
Seoring mengangguk, “Tentu saja aku mau!” ucapnya, lalu mejulurkan makanan hewan itu ke arah jerapah. Dan sang jerapah pun memakan makanan yang di berikan Seorin. Seorin terlihat sangat senang, tapi tiba-tiba tangan Seorin seperti mati rasa. Ia pun menjatuhkan makanan jerapah itu dan juga menjatuhkan boneka yang Suho belikan.
“Chagi, ada apa?” tanya Suho cemas.
“Ani, gwaenchana. Tadi tanganku licin oppa. Hehehe.” jawabnya dengan cengiran khasnya.
Suho hanya bisa tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu sambil mengambilkan makanan jerapah dan boneka yang di jatuhkan Seorin.
“Oppa, kajja! Kita pulang. Aku sudah lelah sekali,” ucap Seorin.
“Baiklah... ayo, aku antar kau pulang.” ucap Suho, lalu mulai berjalan sambil mendorong kursi rota Seorin menuju tempat parkir mobil.
.
.
Di saat Suho sedang fokus menyetir, Seorin diam-diam mengeluarkan obatnya dan meminumnya. Tapi Suho tidak menyadari hal itu.
Setelah meminum obatnya, Seorin merasa lega karena tangannya sudah mulai bisa di gerakan walau pun masih terasa kaku.
“Chagi, kita sudah sampai... ayo turun,” ucap Suho. Lalu ia menurunkan Seorin ke kursi rodanya.
“Oppa tidak usah masuk!” cegah Seorin, sontak membuat Suho menghentikan langkahnya.
“Memangnya kenapa chagi?” tanya Suho.
“Eng... Emm... Itu... A...aku ingin melihat oppa pulang, sambil melambaikan tangan pada oppa!” ucap Seorin semangat.
“Kau ini ada-ada saja,” Suho mengacak-acak rambut Seorin penuh kasih sayang, lalu ia masuk ke dalam mobil.
Baru saja masuk ke dalam mobil, Suho langsung teringat akan suatu hal, “Oh ya! Seorin, aku  punya kejutan untuk mu,” ucapnya dari dalam mobil.
“Apa itu?” tanya Seorin.
“Kau akan tahu besok. Annyeong! Istirahatlah yang cukup chagi, Saranghae!” ucap Suho sambil melambaikan tangannya pada Seorin, lalu ia menjalan mobilnya menuju rumah sang pemilik mobil yang di kendarainya.
“Nado Saranghae, oppa.. Mian, aku terlalu banyak membohongimu selama ini,” ucap Seorin saat mobil Suho sudah berjalan menjauhinya, lalu ia masuk ke dalan rumah sambil mendorong kursi rodanya sendiri.
Seorin tidak mengizinkan Suho masuk ke dalam rumahnya karena di dalam rumahnya banyak sekali obat dan peralatan medis lainnya. Ia takut Suho akan bertanya yang macam-macam, dan terlalu mengkhawatirkan kondisinya.

******

Keesokan paginya, Seorin pergi ke sekolah dengan Suho. Karena Suho pagi-pagi sudah datang, menjemputnya di depan rumah dan memaksa Seorin untuk berangkat bersamanya.
“Oppa, kau bilang kau punya kejutan untukku... Apa itu?” tanya Seorin penasaran.
“Nanti kau juga tahu, apa kejutan untukmu chagi,” ucap Suho sambil tersenyum penuh arti pada Seorin.
Mereka pun sudah sampai di sekolah, dan Suho segera memakirkan mobilnya. Kemudian ia menggendong Seorin ke kursi rodanya.
“Eonni! Oppa!” panggil seseorang yang sudah sangat di hafal oleh Seorin dan Suho.
“Yoon Hee? Selamat pagi,” ucap Seorin saat Yoon Hee menghampiri mereka.
“Pagi juga eonni... kajja, aku antar ke dalam kelas,” ucap Yoon Hee.
 Kemudian Yoon Hee mendorong tubuh Suho dengan kasar sehingga Suho menabrak pintu mobilnya dan mengambil alih kursi roda Seorin, lalu pergi meninggalkan Suho yang masih diam membatu.
“Kau kenapa hyung?” tanya seseorang, dan membuat Suho tersadar.
“Ye? Ah, aku tida apa-apa. Hanya kaget saja, Yoon Hee yang tubuhnya seperti orang kekurangan gizi itu, dapat dengan mudahnya mendorong tubuhku,” ucapnya.
“Hyung, kau ini! Yoon Hee badannya saja yang kecil, tapi tenaganya itu seperti badak,” jelas Baek Ho.
“Badak?” tanya Suho bingung.
“Aku ini sudah mengenalnya sejak umur 5 tahun sampai sekarang! Oh ya, ngomong-ngomong sedang apa kau di sini hyung ?” tanya Baek Ho yang langsung mengalihkan pembicaraan.
“Aku habis mengantar Seorin,” jawab Suho.
“Lalu? Kenapa kau tidak pulang, dan masih berdiri di sini?” tanya Baek Ho lagi.
“Itu karena mulai hari ini aku akan mengajar di sini,”
“Apa Seorin tau tentang ini?”
“Tentu saja tidak, aku ingin memberi kejutan untuknya,” jawab Suho sambil tersenyum, lalu ia mengunci mobilnya dan meninggalkan Baek Ho.
.
.
“Eonni? Aku dengar dari ahjumma, kau kemarin kumat lagi ya?” tanya Yoon Hee di saat mereka masih berjalan menuju kelas.
“Hanya sebentar saja, eomma terlalu berlebihan,” jawab Seorin.
“Tapi aku dengar, kemarin kau masih sedikit susah menggerakan tanganmu...” ucap Yoon Hee dengan nada yang mengkhawatirkan Seorin.
“Yah, aku memang tidak mungkin bisa sembuh dengan cepatkan? Sekaranga saja tanganku masih terasa kaku,” ucap Seorin sambil mencoba menggerakan tangannya.
“Lalu bagaimana caranya mu menulis nanti?”
“Kan ada kau, nanti aku bisa meminjam catatan mu kalau aku sudah bisa menggerakan tangan ku dengan normal,” ucap Seorin sambil tersenyum.
“Hmmm... kau yakin tidak mau sekelas denganku dan Baek Ho? Aku bisa mengancam kepala sekolah untuk memindahkan mu,” ucap Yoon Hee santai dengan ekspresi watadosnya.
“Hahaha. Tidak perlu,”
Akhirnya mereka sampai di kelas Seorin, Yoon Hee mengantar Seorin sampai di mejanya.
“Hei anak cacat! Kau masih sekolah di sini?” ledek salah satu siswa di kelas Seorin.
“Kau membuat sekolah ini menjadi buruk saja dengan tubuh cacatmu!” ledek siswa lainnya.
“Kau hanya membuat kami malu dengan kehadiranmu di si...“ belum sempat siswa lainnya meledek Seorin, tiba-tiba saja
BRAAAKKK!!!
Suara keras dari meja yang terjatuh akibat tendangan dahsyat Yoon Hee, membuat seluruh siswa di dalam kelas Seorin menyingkir ngeri.
“Berani mengganggunya, kalian akan langsung berhadapan dengan ku dan Baek Ho!” ancam Yoon Hee ke anak-anak yang meledek Seorin tadi.
Semua siswa yang ada di sana langsung diam, mereka tidak ada yang berani melawan Yoon Hee apa lagi di tambah dengan Baek Ho, karena keduanya adalah ahli ilmu beladiri komdo yang sudah sering menjuarai pertandingan.
Ting... Tong...
“Yoon Hee, kembalilah ke kelasmu... Bel sudah berbunyi...” ucap Seorin sambil menenangkan Yoon Hee.
“Ingat ucapanku tadi!” ancam Yoon Hee lagi sambil memberikan deathglarenya pada siswa yang ada di sana. Kemudian ia kembali ke kelasnya.
.
.
“Selamat pagi anak-anak,” ucap wali kelas mereka.
“Selamat pagi, Choi sonsaengnim...” ucap para murid.
“Hari ini kita kedatangan guru bahasa inggris baru, semoga kalian senang di ajar olehnya. Silahkan masuk Kim sonsaengnim,” ucap Choi sonsaengnim.
Kemudian muncul lah seorang pria dengan wajah Angellic yang berhasil membuat semua yeoja di sana terpanah.
“Annyeonghaseyo, Kim Joonmyeon-imnida. Kalian bisa memanggilku Kim sonsaengnim atau Suho sonsaengnim,” ucap Suho sambil meberikan senyum mautnya.
“KKYYYAAAA!!!” teriak para siswi, bahkan suara teriakan mereka terdengar sampai luar kelas.
“Baiklah, Kim sonsaengnim. Selamat mengajar,” ucap Choi sonsaengnim, lalu ia pergi meninggalkan kelas.
“Sonsaengnim!” panggil salah satu siswi.
“Ya, ada apa?” sahut Suho.
“Anda berumur berapa?” tanya siswi itu dengan suara yang lantang.
“Umurku tahun ini, 21 tahun. Ada yang ingin bertanya lagi?” goda Suho, membuat siswi itu salah tingkah.
“Apa sonsaengnim sudah punya pacar?” tanya siswi lain.
“Aku sudah punya pacar, iya kan Seorin?” tanya Suho. Seorin yang sedari tadi diam terpaku menatap Suho, sontak terkejut mendengar pertanyaan yang ditujukan padanya. Dan itu membuat semua mata sekarang tertuju pada Seorin.
“Sonsaengnim! Apa...jangan-jangan yeojachingu-mu Seorin?” tanya seorang siswa.
“Ne, tentu saja! Aku sudah berpacaran dengannya selama 6 tahun,” ucap Suho santai sambil tersenyum ke arah Seorin. Seorin membulatkan matanya, terkejut. Ia tidak percaya kalau Suho akan mengatakan itu.
“MMWWOOO?!” teriak semua murid terkejut.
“Jika tidak ada yang ingin bertanya lagi, mari kita mulai pelajarannya,”
Lalu Suho membuka buku dan memulai materi pelajarannya.
.
.
Sekarang sudah jam istirahat, semua murid sudah mulai berlarian menuju kantin sekolah kecuali para siswi kelas 3-B.
“Hei, Seorin! Berani sekali kau berpacaran dengan Suho sonsaengnim! Kau itu tidak pantas untuknya! Dia lebih pantas berpacaran denganku!” ucap seorang yeoja yang bernama Jiyeon.
“Iya, kau benar Jiyeon. Kau itu hanya anak cacat, kau tidak cocok dengan Suho sonsaengnim!” ucap teman Jiyeon.
“Bagaimana kalian tau aku cocok atau tidak dengan Suho oppa? Kalian baru saja mengenalnya!” ucap Seorin.
“Apa katamu?! Berani sekali kau melawan kami!” ucap Jiyeon sambil menjambak rambut Seorin.
“Aakkhh… appo... Lepaskan!!!” teriak Seorin mencoba melepaskan tangan Jiyeon dari rambutnya.
“Baiklah, akan ku lepaskan!” ucap Jiyeon.
Kemudian ia melepaskan tangannya dari rambut Seorin, tapi tiba-tiba saja Jiyeon mendorong Seorin hingga tejatuh dari kursi rodanya. Tidak hanya itu, mereka juga menedangi tubuh Seorin membuat beberapa memar di tubuhnya. Seorin yang terjatuh, hanya bisa menangis.
“KALIAN INGIN MATI, HAH!!!” teriak seseorang dari depan pintu, sontak mereka langsung melihat kearah pintu dengan raut wajah mereka yang langsung berubah menjadi pucat dan sangat takut. Karena orang yang berdiri di ambang pintu itu adalah Baek Ho dan Yoon Hee.
“Eonni!!!” teriak Yoon Hee panik, kemudian ia menghampiri Seorin. “Eonni, gwaenchana?” tanya Yoon Hee sambil membantu Seorin bangun.
“Yoon… Hee... Tu…tubuhku ti…tidak bisa di ge…rakan...” ucap Seorin lemah.
“Baek Ho!!! bawa eonni ke rumah sakit!!!” teriak Yoon Hee, Baek Ho pun berlari kearah Yoon Hee dan Seorin. Lalu menggendong Seorin untuk di bawa kerumah sakit terdekat.
“Urusan kita masih belum selesai!” ancam Baek Ho dingin pada yeoja-yeoja itu.
Kemudian ia berlari sambil menggendong Seorin di punggungnya, dan Yoon Hee menyusul di belakangnya.
“Apa kita harus memberi tahu Suho hyung?” tanya Baek Ho pada Yoon Hee yang sekarang sudah berada di dalam mobil Baek Ho.
“Ani, eonni tidak mau Suho oppa mengetahui hal ini. Cepat jalankan mobilnya!” ucap Yoon Hee sambil memakai sabuk pengamannya.

******

Mereka pun akhirnya tiba di rumah sakit, Seorin langsung dilarikan ke UGD. Mereka sudah menunggu selam 3 jam, tapi dokter yang menangani Seorin di UGD belum juga keluar. Lalu Seorin di oper ke rumah sakit tempat biasanya ia di rawat.
“Bagaimana ini...? Kalau keadaan eonni semakin parah, aku akan menghabisi yeoja-yeoja itu! hiks.” ucap Yoon Hee sambil menangis.
“Tenanglah Yoon Hee... Seorin pasti baik-baik saja,” ucap baekho berusaha menenangkan Yoon Hee.
“Tapi eomma dan appa Seorin... hiks. Memintaku untuk menjaganya... hiks. A…aku memang tidak berguna... hiks.”  ucap Yoon Hee. Baek Ho pun memeluk Yoon Hee, berharap Yoon Hee bisa sedikit tenang saat ia memeluknya.
“Aku juga diminta hal sama Yoon Hee... Tapi ini semua sudah terjadi. Kita hanya bisa berdoa semoga keadaan Seorin tidak semakin memburuk,” ucap Baek Ho sambil mengelus rambut Yoon Hee dengan lembut.
Baek Ho berusa untuk tetap tenang walau di dalam hatinya ia sangat mengkhawatirkan keadaan Seorin yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. Ia hanya bisa berdoa semoga Seorin baik-baik saja.
Baek Ho terus memeluk Yoon Hee yang masih terus menangis, ini pertama kalinya Baek Ho melihat sahabat sejak kecilnya menangis seperti ini.
Akhirnya pintu UGD terbuka dan keluarlah dokter yang menangani Seorin.
“Bagaimana keadaan Seorin dok ?” tanya Baek Ho.
“Keadaanya sangat tidak baik, penyakitnya makin menyebar. Aku khawatir, jika Seorin hanya bisa bertahan hidup selama 3 hari,” jelas dokter yang selalu menangani Seorin.
“Dokter aku mohon, tolong sembuhkan lah eonni-ku... hiks. Aku mohon, lakukan apapun supaya eonni sembuh dok... hiks.” ucap Yoon Hee.
“Mianhae, kami sudah melakukan hal yang terbaik selama 4 tahun ini. Tapi tidak ada hasilnya,” ucap dokter itu.
“Dokter, aku mohon... Selamatkan eonni... hiks. Aku mohon dok... hiks. Aku mohon... hiks.” ucap Yoon Hee sambil berlutut di hadapan dokter itu.
“Mianhae, kami sudah melakukan yang terbaik,” ucap dokter itu, lalu ia meninggalkan Yoon Hee yang masih berlutut.
“Yoon Hee... Bangunlah! Ayo, kita lihat keadaan Seorin,” ucap Baek Ho sambil membopong tubuh Yoon Hee.
Saat mereka benar-benar merasa sedih dengan keadaan Seorin yang sekarang terbaring lemas di kasurnya dan tubuhnya penuhi peralatan rumah sakit, “Eonni, kumuhon bukalah matamu... hiks.” ucap Yoon Hee yang masih terus saja menangis.
‘Jaemieopge waeirae waeirae saejang sogui saecheoreom Oh neoreul ane gadwodujima Eoseo ireona Yeah, Ready kkeutnaejuge Action’ (Reff: NU’EST – Action) bunyi handphone Baek Ho.
“Suho,” ucap Baek Ho saat melihat handphone-nya.
“Biar aku saja yang menjawabnya,”
Baek Ho akhirnya menyerahkan handphone-nya, lalu Yoon Hee menghapus air matanya dan berusaha membuat suaranya terlihat normal.
“Yoboseyo?” terdengar suara Suho dari seberang sana.
“Ne, Suho oppa. Waeyo?” tanya Yoon Hee.
“Yoon Hee? Bukankah ini handphone Baek Ho?” tanya Suho.
“Memang, tapi aku langsung merebutnya,” ucap Yoon Hee dengan nada suara yang seperti biasa.
“Jadi kalian saat ini lagi bersama... Apa Seorin bersama kalian juga?”
“Ne! Eonni sedang bersamaku. Tapi aku sedang menculiknya, supaya tidak bersama Suho oppa untuk hari ini. Jadi besok saja ya oppa, menemui eonni. Hari ini aku akan menculik eonni dulu. Annyeong!“ ucap Yoon Hee dan langsung mematikan teleponnya secara sepihak.
“Aku rasa kita harus memberitahu Suho tentang kondisi Seorin,” ucap Baek Ho sesaat Yoon Hee mematikan teleponnya.
“Ani, biar eonni yang menyelesaikannya,”

******

Seorin perlahan mulai membuka matanya, hal yang pertama ia sadari adalah ia sedang berada di rumah sakit. Lalu ia melihat ke arah kanannya ternyata disana ada Yoon Hee yang sedang tertidur.
“Mianhae, eonni membuatmu cemas,” ucap Seorin sambil mengusap lembut rambut Yoon Hee.
Yoon Hee yang merasakan ada seseorang mengusap rambutnya, “Ehm...” ia mulai terbangun. “Eonni, kau sudah sadar?” tanya Yoon Hee.
Seorin menatap Yoon Hee sejenak sebelum menjawab pertanyaannya, “Ne! Yoon Hee, matamu bengkak. Berapa lama kau menangis?” tanya Seorin.
“Molla, yang jelas sangat lama,” jawab Yoon Hee jujur.
“Eum... Yoon Hee, bisa kau tolong ambilkan handycamku?” pinta Seorin.
Yoon Hee pun bangkit, “Jamkkanman!” ucapnya, lalu pergi mengambilkan handycam Seorin.

-skip-

Keesokan harinya, Seorin berangkat ke sekolah bersama Yoon Hee dan Baek Ho. Sebenarnya dokter tidak mengizinkan Seorin pergi, tapi karena ia memaksa akhirnya dokter mengizinkannya.
“Kau baik-baik saja eonni?” tanya Yoon Hee sesaat mereka sudah sampai di sekolah.
“Ne, kau tidak perluh khawatir,” ucap Seorin yang kini sudah duduk di kursi rodanya.
“Kau yakin Seorin? Kenapa kau tidak istirahat di rumah sakit saja?” tanya Baek Ho sambil mendorong kursi roda Seorin.
“Aku bosan, sudah tiga tahun aku merasakan tinggal di rumah sakit,” ucap Seorin.
Selama ini, Seorin home schooling. Karena kondisi tubuhnya jadi semua gurunya datang ke rumah sakit untuk mengajar Seorin, tapi baru-baru ini ia meminta sekolah di tempat yang sama dengan Baek Ho dan Yoon Hee dengan alasan bosan berada di rumah sakit.
“Seorin!!!” panggil seseorang.
“Suho oppa?”
“Kemarin kau kemana saja?” tanya Suho sambil berjalan menghampiri Seorin.
“Hehehe... Mianhae oppa, kemarin aku pergi bersama Yoon Hee dan Baek Ho,” jawab Seorin.
“Kau tega sekali meninggalkanku sendirian chagi, kau tau aku sangat kesepian,” ucap Suho merajuk pada Seorin.
“Berhenti bersikap seperti itu... kau sangat menjijikan! Kajja, Baek Ho!” ucap Yoon Hee, lalu pergi bersama Baek Ho meninggalkan Seorin dan Suho berduaan.
“Aisssh! Dasar yeoja menyebalkan!” gumam Suho kesal.
“Sudahlah oppa, bagaimana kalau nanti kita makan bersama?” tawar Seorin.
“Ja! Aku antar kelasmu,” ucap Suho, lalu mendorong kursi roda Seorin menuju kelasnya.
“Cih! Anak itu tidak kapok juga,” gumam seorang yeoja yang bernama Jiyeon saat melihat Seorin bersama Suho.
“Kita habisi saja dia nanti saat pulang sekolah!” ucap teman Jiyeon.
“Bagaimana caranya?” tanya Jiyeon.
Lalu temannya membisikkan sesuatu pada Jiyeon, Jiyeon menyeringai mendengar apa yang baru saja dibisikan temannya itu.
“Aku kira selama ini dia lumpuh, ternyata dia kena penyakit itu. Ini akan mudah,” ucap Jiyeon tersenyum sinis.
.
.
Sesuai janji, Seorin sekarang sedang makan siang bersama Suho di taman belakang.
“Chagi, buka mulutmu... aaa~” ucap Suho, Seorin pun menurut dan membuka mulutnya.
“Oppa?” panggil Seorin.
“Ada apa chagi?” tanya Suho sambil menatap Seorin.
“Apa oppa pernah berpikir, bagaimana jika besok aku sudah tidak ada lagi di dunia ini?” tanya Seorin, sontak membuat Suho membulatkan matanya terkejut karena Seorin tiba-tiba bertanya seperti itu.
“Ani, oppa tidak pernah berpikir sampai situ. Waeyo?”
“Bagaimana jika besok aku benar-benar sudah tidak ada di dunia ini lagi?” tanya Seorin menatap Suho lekat-lekat.
“Sudah pasti aku akan menyusulmu, aku tidak mau kehilanganmu chagi. Kau tau selama 4 tahun aku di LA tanpa dirimu, aku merasa seperti zombie. Kerjaanku hanya makan, tidur, kuliah.” jawab Suho
“Kau benar-benar akan menyusulku oppa?” tanya Seorin memastikan.
“Tentu saja... Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu chagi?”
“Tidak apa-apa, hanya ingin saja. Hehehe,” ucap Seorin, lalu memakan makanannya lagi.
“Kau ini jangan berfikir seperti itu, kau membuatku takut kehilanganmu saja!” ucap Suho, lalu mencium kening Seorin.
“Oppa~ saranghaeyo,”
“Nado saranghae, Shin Seorin,” ucap Suho, lalu ia menyingkirkan makanannya dan makanan Seorin yang ada dari hadapannya. Dan, mencium bibir atas dan bawah Seorin dengan lembut. 
Merekan terus berciuman tanpa sadar, di sisilain Jiyeon yang melihat kejadian itu menatap remeh Seorin dari kejauhan.
“Bersenang-senanglah sekarang Shin Seorin, karena hari ini akan menjadi hari terakhirmu hidup di dunia ini!” ucap Jiyeon dengan nada sinis, lalu meninggalkan tempat itu.
“Eonni!!!” teriak Yoon Hee, hal itu sukses membuat Suho melepaska ciumannya dari Seorin.
“Yeoja pengganggu!” ucap Suho dalam hati, tapi Suho hanya diam menatap Yoon Hee yang sedang berjalan menghampiri mereka.
“Ada apa Yoon Hee?” tanya Seorin.
“Mianhae, hari ini aku dan Baek Ho tidak bisa mengantar eonni pulang. Kami ada latihan komdo,” ucap Yoon Hee.
“Gwaenchana, aku bisa meminta supirku untuk menjemput,” ucap Seorin tersenyum pada Yoon Hee.
“Mianhae eonni, aku pergi dulu... bye!” ucap Yoon Hee, lalu ia langsung pergi begitu saja.
“Kau tidak apa-apa pulang sendiri? Aku juga tidak bisa mengantarmu pulang hari ini,” kata Suho sambil menatap Seorin khawatir.
“Aku kan sudah, tidak apa-apa... Lagi pula, nanti aku di jemput supirku,” ucap Seorin tersenyum pada Suho.
“Pacarku ini dewasa sekali ya,” goda Suho, lalu ia mencium bibir Seorin sekilas. “Aku jadi semakin mencintaimu,” lanjutnya.
“Aku juga mencintaimu oppa,” ucap seorin.
Suho tersenyum mendengar ucapan Seorin, “Sudah, cepat kau habiskan makananmu. Sebentar lagi bel,” ucap Suho sambil mendekatkan makanan yang tadi ia singkirkan.
“Suapi aku~” ucap Seorin manja.
“Kenapa sekarang kau jadi manja begini?” tanya Suho menahan tawanya melihat kelakuan kekasihnya itu.

******

Seorin sedang menunggu mobil jemputannya di depan pintu gerbang sekolahnya, sepertinya supirnya sedikit terlambat menjemputnya.
“Shin Seorin!!!” teriak seseorang yang ternyata itu adalah Jiyeon.
“Ikut denganku!!!” Jiyeon dengan kasar mendorong kursi roda Seorin menuju gudang sekolah.
“Apa yang kau inginkan!!!” bentak Seorin saat Jiyeon dengan paksa membawanya ke gudang sekolah.
“Mau ku? Aku ingin kau putus dengan Suho sonsaengnim!!!” ucap Jiyeon dengan sedikit berteriak.
“Tidak akan pernah!” ucap Seorin sambil menatap tegas kearah mata Jiyeon.
“Kalau begitu aku akan membunuhmu!!!” teriak Jiyeon kesal. Lalu ia menjatuhkan tubuh Seorin dari kursi roda, kemudian ia mengambil tongkat yang sudah di siapkan dan mulai memukuli tubuh Seorin secara membabi buta.
“KAU SEHARUSNYA TIDAK BERPACARAN DENGAN SUHO SONSAENGNIM!!!” ucap Jiyeon sambil terus memukuli tubuh Seorin. “SUHO SONSAENGNIM ITU MILIK KU!!!” teriak Jiyeon, kali ini ia juga menendang tubuh Seorin. “ORANG YANG BERPENYAKITAN SEPERTIMU, HARUSNYA SUDAH MATI DARI DULU!!!” lanjutnya.
KKRRAAKKK
Tongkat yang terbuat dari kayu yang di gunakan untuk memukul Seorin itu pun patah, karena kencangnya Jiyeon memukuli Seorin dengan tongkat itu.
“Sa…sakit... hiks. Hen…hentikan... hiks.” ucap Seorin lirih, ia tergeletak tak berdaya.
Sekarang tubuh Seorin banyak mengeluarkan darah karena pukulan dari tongkat dan tendangan yang Jiyeon lakukan padanya.
Matanya terlihat sayu, ia merasakan sesuatu mengalir dari kepalanya menuju hidung dan pipinya, akhirnya menetes di permukaan lantai. Seorin dapat melihat kalau itu adalah darah yang berasal dari tubuhnya, sekarang tubuhnya benar-benar mati rasa. Ia tidak bisa menggerakan tubuhnya. Seorin hanya bisa pasrah menahan rasa sakir di tubuhnya. Penglihatannya pun juga semakin memudar.
BBYYUURRR
Jiyeon menyiram tubuh Seorin dengan minyak, ia berniat membakar tubuh Seorin.
“Selamat tinggal Shin Seorin!”
BBRAAAKKK!
Belum sempat Jiyeon menyalahkan api itu, tiba-tiba saja puntu gudang sudah di buka seseorang secara pakasa. Jiyeon pun berbalik untuk melihat siapa orang itu.
“Su..suho sonsaengnim?” ucap Jiyeon tergagap, ia tidak menyangka kalau Suho akan datang.
“Apa yang kau lakukan pada Seorin?!” teriak Suho pada Jiyeon, lalu ia menghampiri Seorin.
Saat Suho menghampiri Seorin, Jiyeon pun pergi meninggalkan mereka begitu saja.
“Seorin? Seorin? Buka matamu chagi!” ucap Suho panik sambil menepuk pelan kedua pipi Seorin.
“O...oppa... Mi..ianhae...” ucap seorin, lalu ia menutup matanya lagi.
“Ani, ani, Seorin!!! Buka matamu! SEORIN!!!” teriak Suho sambil mengguncang-guncangkan tubuh Seorin.

******

Kini Suho berada di kamarnya, kejadian kemarin terus menghantui dirinya. Ia terus menyalahkan dirinya atas kematian Seorin.

-FLASHBACK ON-

Kemarin Suho langsung membawa Seorin ke rumah sakit, setelah sebelumnya ia melapor polisi atas semua tindakan Jiyeon. Kini Suho berada di rumah sakit menunggu Seorin. Akhirnya pintu UGD terbuka, Suho langsung menghampiri sang dokter.
“Dokter, bagaimana keadaan Seorin?” tanya Suho pada dokter itu.
“Mianhae, kami sudah melakukan semampu kami. Tapi tuhan berkata lain,” ucap dokter itu.
Suho mengerti maksud maksud dokter itu, “Andwae! Seorin masih hidup kan dokter?” tanya Suho tidak percaya.
“Mianhae, tapi kami tidak bisa menyelamatkannya...”
Mendengar ucapan dokter itu, Suho terduduk lemas di lantai. Dan dokter itu pun pergi meninggalkan Suho begitu saja. Orang-orang yang di rumah sakit pun pada memandangi Suho dengan tatapan kasihan.

******

Hari itu juga Seorin dimakamkan, orang tuanya segera kembali dari argentina untuk melihat putri mereka untuk yang terakhir kalinya. Dan pada saat itu juga, rumah sakit jiwa memberi tahu kalau Jiyeon mempunyai gangguan jiwa.
“Seorin, mianhae, eomma dan appa tidak becus menjagamu...” ucap eomma Seorin yang kini sedang menangis.
“Sudahlah, ikhlaskan kepergian Seorin... Dia akan sedih melihatmu begini,” ucap appa Seorin menenangkan eomma Seorin.
Yoon Hee yang di sana juga terus menagis dalam pelukan Baek Ho. Ia benar-benar menyesal meninggalkan eonni-nya hanya untuk latihan komdo. Sementara Suho hanya bisa diam menatap kepergian Seorin.
-FLASHBACK END-

Suho benar-benar kehilangan Seorin, belum 3 hari ia bersama Seorin tapi sekarang ia sudah meninggalkan Suho sendiri lagi.
“Suho oppa...” panggil sebuah suara dari pintu kamar Suho.
“Baek Ho? Yoon Hee? Masuk lah...” ucap Suho sambil duduk di kasurnya. Lalu baek Ho dan Yoon Hee pun masuk.
“Suho oppa, ini dari eonni....” Yoon Hee menyerahkan sebuah flashdisk pada Suho. Suho tidak bertanya pada Yoon Hee ‘itu apa’ , ia langsung mengambil flashdisk yang di berikan Yoon Hee dan berjalan kearah komputernya untuk melihat sebuah video yang ada di flashdisk itu.
Saat ia membukanya, muncul lah gambar Seorin dengan menggunakan pakaian rumah sakit.
Annyeong oppa...
Apa aku tetap terlihat cantik walau sedang menggunakan baju rumah sakit? hehehehe.
Ehm…
Oppa, mianhae...
Selama empat tahun ini aku membohongimu dan tidak pernah menghubungimu. Tapi aku melakukan itu semua untuk kebaikkanmu, aku ingin kau melupakanku oppa.
Karena... Hidupku tidak akan lama lagi
 Hiks. Mi..mianhae oppa, sebenarnya aku menderita kanker tulang punggung semenjak empat tahun yang lalu... hiks.
Saat itu dokter memfonisku tidak akan bertahan hidup lebih dari empat tahun. Karena itulah aku memintamu untuk sekolah di LA aku ingin kau melupakanku oppa... hiks.
 Aku ingin kau hidup bahagia tanpa aku.
Semoga kau bisa hidup bahagia oppa, saranghaeyo my guardian angel.
-PIP-
Video itu pun selesai, Suho menangis. Ia tidak pernah mengira Seorin menderita kanker tulang punggung.
“Kanker Seorin terletak di tulang punggung bagian bawah, karena itulah dia tidak bisa jalan selama ini karena kanker itu memakan kaki Seorin lebih dulu,” jelas Baek Ho.
“Kenapa kau tidak memberi tahuku?!” bentak Suho pada Baek Ho.
“Seorin melarang kami memberi tahumu,” ucap Baek Ho, sementara Yoon Hee hanya bersembunyi di belakang punggung Baek Ho.
Suho benar-benar frustasi, ia tidak pernah mengira Seorin terkena kanker. Pikiran Suho benar-benar kacau sekarang. Ia pergi menuju balkon rumahnya, dengan langkah yang lemas.
“Aku akan menepati janjiku Seorin,” gumam Suho yang kini telah berdiri di pinggir dinding balkon rumahnya.
“Su…suho hyung! Apa yang kau lakukan! Jangan bilanga kau akan...“ ucap Baek Ho terputus, “Selamat tinggal Yoon Hee... Baek Ho... Akua akan segera menyusul Seorin,” setelah mengatakan itu, Suho melompat dari balkon kamarnya di lantai 3.
“HYUNG!!! / OPPA!!!” teriak Baek Ho dan Yoon Hee bersamaan saat melihat Suho melompat.
“Aku akan menepati janjiku untuk menyusulmu saat kau pergi meninggalkanku Seorin...” ucap Suho, setelah itu semuanya menjadi gelap....

-END-
 Author Kang Eun Woo: Giamana sedih ga ceritanya ?>.< semoga kalian suka dengan ceritanya. Dan selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya. ^^
Author Anita: Terima Kasih atas dukungan para reader untuk kami selama ini ^^ jangan pernah bosan untuk baca FF kami. 1 kritikan atau saran mau itu baik atau buruk, para Author selalu menerimanya. Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar