Minggu, 14 Juli 2013

[My FF] Mystery behind the painting!


Title: Mystery behind the painting!
Author: Anita
Genre: Horror
Length: Oneshot
Main Cast:
-          Suzy (Miss A)
-          Taemin (SHINee)
Attention! This is my first horror fanfiction. You can follow my twitter @Anita_Febriany
Ok, Please comment and happy reading...

******


“Oppa? Apa kau yakin akan masuk?” tanyaku gemetaran.
“Aku yakin!”
Cittt
Suara pintu rumah tua itu saat di buka oleh Taemin. Aku yang berjalan dibelakangnya terus menggandeng tangannya.
Lalu aku dan Taemin masuk ke dalam rumah itu dengan perlahan, “Permisi...” kataku saat aku dan Taemin sudah masuk ke dalam rumah.
Aku melihat-lihat seisi rumah, ada barang-barang yang masih ditinggalkan oleh pemilik sebelumnya. Tapi sepertinya sudah ditinggalkan lama sekali. Barang-barang itu sudah tertutup debu dan banyak sarang laba-labanya. Benar-benar sudah tak terawat.
 “Sepertinya rumah ini sudah bertahun-tahun ditinggalkan,” kata Taemin saat mencolek meja yang ada dihadapannya. Dia bisa memperkirakan seperti itu karena debu yang menempel dijarinya begitu tebal.
“Tentu saja!” kataku sambil tetap menggandeng tangannya.
“Pantas saja rumah sebesar ini di jual sangat murah,” katanya santai dan mulai berjalan lagi untuk melihat-lihat seisi rumah.
“Oppa...” panggilku.
“Apa?” Taemin membalikkan badannya dan menatapku.
“Kita pulang saja yuk? Besok kembali lagi ke sini, sekarang sudah malam dan rumah ini terlihat...” aku menghentikan kalimatku karena mataku terpusat dengan lukisan besar yang ada di belakang Taemin.
“Itu... apa?” kataku sambil menunjuk lukisan besar yang ada di belakangnya itu, dan membuat Taemin membalikkan badannya ke arah yang aku tunjuk.
Lalu Taemin berjalan mendekat ke arah lukisan itu untuk melihatnya, “Ini sudah berdebu” katanya sambil membersihkan bedu-debu yang menempel di lukisan itu.
“Mungkin lukisan ini punya pemilik sebelumnya. Oiya, Suzy... kita pulangnya nanti saja ya? Kita kan baru saja sampai, sebaiknya kita membersihkan rumah ini. Besok kita tinggal membersihkan sisanya dan merapikannya.”
Aku pun mengangguk.
“Baiklah... kita mulai dari mana sekarang?” katanya sambil berjalan lagi mencari sebuah alat yang bisa digunakan untuk membersihkan rumah.

******

“Hah~ Aku capek...” aku duduk di sebuah kursi. Aku baru saja selesai membersihkan kamar yang akan aku tempati. Tapi entah sudah berapa lama kami membersihkan rumah ini, tapi tetap saja masih ada debu dan kotoran dimana-mana. Sebenarnya rumah ini sudah ditinggalkan berapa tahun? 1 tahun? 2 tahun? Apa...
Cittt
Terdengar suara pintu yang terbuka.
“Oppa?” aku bangkit dari kursi dan melihat keluar. Tidak ada siapa-siapa. Lalu aku menutup pintu itu lagi.
Aku mulai gemetar ketakutan. Saat aku akan kembali duduk di kursi,
Cittt
Pintu itu terbuka kembali.
Aku pun menghampiri pintu itu dan membukanya lebar-lebar. Tapi tidak ada siapa-siapa. Tanpa kusadari, ada sosok perempuan berambut panjang dibelakangku.
Aku merasa merinding, “Oppa!!!” teriakku dan berlari keluar kamar dan menuruni tangga untuk menghampiri Taemin.
“Ada apa? Kenapa kamu berlari? Kalau kamu tersandung bagaimana?” tanyanya panik saat melihatku, lalu mengelus kepalaku untuk menenangkanku.
“Oppa... tadi... tadi...”
Aku belum bercerita, Taemin sudah memotong ucapanku
“Sudahlah, tenang... Ada aku di sini. kamu sudah membersihkan kamarmu? Sekarang kita pulang karena sudah larut malam, besok kita lanjutkan bersih-bersihnya. Bagaimana?”
Aku pun mengangguk setuju.

******

Aku dan Taemin datang lagi ke rumah tua ini. Saat pagi hari seperti sekarang ini, rumah ini dari luar tidak terlihat menyeramkan. Karena luar rumah ini sudah dibersihkan oleh tetangga yang tinggal tidak jauh dari rumah ini sebelum kami datang ke sini.
Tapi aku masih merasa takut untuk masuk ke dalam rumah ini. Aku selalu teringat dengan kejadian semalam.
“Suzy?” suara Taemin menyadarkanku.
“Ada apa?” tanyanya.
“Tidak,” aku buru-buru tersenyum padanya.
“Ayo masuk,” ajaknya sambil menggandeng tanganku.
Aku senang ada Taemin di sampingku. Dia adalah suami terbaikku. Aku baru saja menikah dengannya, makanya Taemin membeli rumah ini sebagai hadiah pernikahan kami. Tapi, karena gaji Taemin kecil jadi dia hanya bisa membeli rumah dengan harga yang murah. Akhirnya, rumah inilah jadi pilihan Taemin.
Sesampainya di dalam rumah, aku dan Taemin membersihkan sisa-sisa debu dan kotoran. Dan merapikan barang-barang pemilik rumah ini yang sebelumnya.
“Ini kita letakan dimana?” tanya Taemin padaku.
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara pintu diketuk dengan keras.
“Permisi... ini barang anda,” teriak petugas pengangkut barang dari depan pintu.
“Biar aku saja yang mengurusnya,” kataku pada Taemin lalu berlari menghampiri petugas itu.
Saat petugas-petugas itu selesai memasukan dan meletakan barang-barangku ke dalam rumah.
“Terima kasih...” kataku pada petugas pengangkut barang itu.
“Oppa! Ini bagaimana?” teriakku dari depan pintu, mencoba mengangkat barang yang tidak di bawa masuk oleh petugas itu.
“Tunggu sebentar...” teriak Taemin dari dalam rumah.

******

Malam ini adalah hari pertama kami tinggal di rumah ini. Kami sudah membersihkan dan merapikan tiap sudut rumah ini. Melelahkan! Rumah ini begitu besar, bahkan bisa muat 12 orang. Karena hanya aku dan Taemin yang tinggal di rumah ini, kamar dan ruangan yang kosong aku putuskan untuk di kunci.
Byurrr
Terdengar suara keran air yang menyala dari dapur.
“Taemin sedang apa malam-malam begini? Cuci piring?” pikirku.
“Oppa! Kau sedang apa?” tanyaku dengan suara kencang. Tapi tidak ada jawaban darinya.
Byurrr
Suara keran air itu masih menyala.
“Apa dia tidak mendengar?” gumamku.
Byurrr
Suara keran air itu terus menyala.
Kalau Taemin sedang mencuci, keran air itu pasti tidak akan selalu menyala. Karena dia tau itu namanya membuang-buang air. Lalu aku mendekati dapur tempat suara keran air itu menyala.
“Oppa?” panggilku pelan lalu masuk ke dalam dapur, dan... ternyata tidak ada siapapun di sana.

******

“Oppa...” panggilku pelan menghampiri Taemin yang sedang berada di taman belakang rumah.
“Kenapa?” jawabnya sambil tetap sibuk menanam bunga.
Pagi ini aku berniat menceritakan kejadian kemarin dan semalam padanya karena tiap kali akan bercerita dia selalu sibuk. Tapi sebelum bercerita aku memperhatikan Taemin yang sedang sibuk menanam. Aku heran, kenapa hanya aku saja yang sepertinya di hantui... sedangkan Taemin tidak.
“Kenapa Suzy?” tanyanya lagi, tapi kali ini dia berdiri dan menatapku.
“Bunga yang indah...” kataku sambil tersenyum. Aku tidak jadi bercerita padanya, aku tidak mau membuatnya khawatir. Dia sudah membeli rumah ini dengan gaji hasil tabungannya selama ini.
“Oiya, Oppa mau makan apa? Akan ku masakan untukmu.”
“Hmmm makan apa ya... Terserah padamu.”
“Hahaha Baiklah.”
Aku tau makanan kesukaannya. Lalu aku pergi meninggalkan Taemin untuk masuk ke dalam rumah. Saat aku akan masuk rumah, aku melihat jejak kaki. Lumpur berceceran di teras depan.
“Apa ini ulah Oppa?” batinku.
Aku lalu kembali ke tempat Taemin, “Oppa! Jang...” aku tidak melanjutkan kata-kataku karena aku melihat seluruh badan Taemin bersih tidak ada lumpur sedikit pun.
“Ada apa?” tanyanya bingung.
“Tidak ada apa-apa,” kataku, lalu aku pergi meninggalkan Taemin. Saat melihat ke teras depan lagi, lumpur itu sudah tidak ada. Aku pun merinding.
Aku bergegas masuk ke dalam rumah.
Di dalam dapur aku sibuk memasak, tiba-tiba Taemin masuk dan mendekati masakanku.
“Baunya enak,” katanya sambil tersenyum padaku.

******

Malam ini, aku tidak bisa tidur. Aku melirik Taemin yang ada di sampingku, ternyata dia sudah tertidur pulas.
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara ketukan dari kamar sebelah. Membuatku melonjak kaget. Di kamar itu tidak ada siapa-siapa alias kosong. Akupun menutup seluruh tubuhku dengan selimut karena takut.
Tok! Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan itu seperti merembet, dan sekarang suara itu terdengar dari balik pintu. Aku benar-benar takut, seluruh tubuhku gemetaran. Akupun memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur. Tanpa menyadari, sosok perpempuan itu ada di sebelahku.

******

“Aku... dimana?” batinku, lalu aku mencoba bangun. Aku tidak tau apa yang telah terjadi, tiba-tiba saja aku berada di ruang depan.
“Aaaaaakh!” terdengar suara tariak seorang perempuan, aku pun menghampiri suara itu. Aku melihat perempuan berambut panjang itu tengah di jambak dan di tampar berkali-kali oleh seorang pria.
“Jangan!!!” aku berteriak pada pria itu mencoba menghentikannya, tapi dia tidak mendengarnya dan terus melakukan kekerasan pada perempuan itu.
Perempuan itu terus-terusan di jambak dan di tampar sampai akhirnya dia pingsan, pria itu pun mengubur perempuan itu di balik tembok. Pria itu tampak puas, lalu dia mengambil lukisan besar dan langsung memajangnya pada tembok itu, dan akhirnya pergi. Aku bingung, kenapa pria itu seperti tidak merasakan kehadiranku di sini.
“Suzy? Ayo bangun...” bisik Taemin sambil menggoyang-goyangkan tubuhku pelan.
Aku mencoba membuka mataku, “Ternyata cuma mimpi...”
“Apa?”
“Tidak,” aku menggelengkan kepalaku lalu bergegas mandi dan membuat sarapan.

******

Aku dan Taemin sekarang berada di ruang depan, aku benar-benar akan menceritakan semuanya pada Taemin. Karena menurutku, ada yang salah dengan rumah ini.
“Oppa, ada yang salah dengan rumah ini?”
“Kenapa?”
“Saat pertama kali datang, selesai membersihkan kamar, tiba-tiba pintu kamar terbuka sendiri.”
Taemin menyimak aku bercerita.
“Dan hari kedua ke rumah ini, saat Oppa lagi menanam bunga di taman belakang, tiba-tiba ada lumpur yang berceceran di teras. Aku kira itu ulah Oppa, tapi saat kembali, lumpur itu sudah hilang.”
“Oh? Waktu itu...” Taemin teringat kejadian itu.
“Dan, malam harinya... Aku mendengar dari kamar sebelah ada suara orang yang mengetuk-ngetuk tembok. Dan ketukannya merembet sampai ke depan pintu kamar kita.”
“Bukannya kita sudah mengunci semua kamar yang kosong?” tanyanya.
“Aku juga tidak tau... dan, aku semalam bermimpi.”
“Mimpi apa?”
“Ada seorang pria telah membunuh seorang perempuan, dan dia menguburnya di balik lukisan itu.” Aku menunjuk lukisan besar itu yang berada tepat di belakang Taemin.
Mendengar ceritaku itu, Taemin langsung berdiri dan menghampiri lukisan itu. Dan dia mengambilnya, “Apa di dalam tembok ini?” tanyanya sambil meletakan lukisan itu di bawah.
“Iya!”
“Berarti kita harus menghancurkan tembok ini.”
“Tapi, itu kan hanya mimpi...”
“Mimpi atau bukan, kita tidak akan tau kalau kita belum memeriksanya. Lagipula, kamu sudah mengalami hal-hal aneh saat pertama kali kepindahan kita ke rumah ini.”
“Baiklah, kapan kita akan membongkar tembok itu?” tanyaku.
“Besok kita akan membongkar tembok ini.”

******

Aku tidak bisa tidur lagi malam ini, aku teringat dengan mimpiku waktu itu. Mimpi itu terlihat seperti kenyataan bagiku.
Cittt
Suara pintu kamarku terbuka.
“Oppa, Oppa,” panggilku pelan pada Taemin.
“Kyaaa Oppa!!! Bangun!!!” teriakku menggoyangkan tubuh Taemin dengan kasar. Aku melihat sosok perempuan berambut panjang dari pintu itu, membuatku panik dan histeris ketakutan.
“Ada apa?” tanya Taemin dengan mata yang masih mengantuk.
“Perempuan itu... perempuan itu...” saat menunjuk ke arah pintu, tapi perempuan itu sudah menghilang.
“Siapa?” tanya Taemin bingung.
“Tadi aku melihat ada perempuan di situ... Oppa, lebih baik tembok itu kita bongkar sekarang. Cepatlah...” desakku.
“Sekarang?” Taemin melirik jam di telepon genggamnya.
“Sekarang sudah jam 12 malam, besok pagi saja...” lanjutnya.
“Sekarang!” aku bangkit dari tempat tidur, dan memaksa Taemin untuk bangun.
Aku dan Taemin pun turun ke lantai bawah sambil membawa alat-alat yang dapat digunakan untuk membongkar tembok yang keras itu.
Setelah 2 jam lamanya kami membongkar, akhirnya tembok itu terbongkar juga. Dan benar, di dalam terdapat sosok tengkorak manusia.
“Apa yang harus kita lakukan?” aku mulai menangis karena panik.
“Kita harus menghubungi polisi!”
“Malam-malam begini?”
“Kamu kan yang memintaku untuk membongkar tembok ini sekarang? Jadi cepat telepon polisi! Sekarang!” bentaknya.
Aku pun bergegas mengambil telepon genggam Taemin di dalam kamar, dan menelpon polisi segera mungkin.
“Kenapa semua ini bisa terjadi?!” gumam Taemin.
“Oppa, polisi akan kemari,” kataku sambil menyerahkan telepon genggam miliknya.
“Berarti untuk beberapa hari, kita harus meninggalkan rumah ini. Ayo, rapikan barang-barangmu. Setelah polisi datang dan mengurus semua masalah ini, kita kembali ke kontrakan lama kita.”
Aku dan Taemin cepat-cepat kembali masuk ke dalam kamar dan bergegas memasukan semua barang-barangku dengan Taemin ke dalam koper.

-The End-

Ini FF Horror pertama Author. Bagaimana? Kurang serem ya? Padahal saat mengetiknya, author ketakutan loh! Makanya (mungkin) alur ceritanya kecepetan.
But, thanks for reading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar