Title : Nightmares 2
Author : Anita /
@Anita_Febriany
Genre : Romance,
Supranatural
Rate : NC-21
Lenght : Oneshot
Words : 4060
Main Cast :
-
EXO’s Kris
-
F(X)’s Krystal
Support Cast :
-
U-Kiss’s Kevin
Note : tau drama
korea Dream High? Dream High ada dua kan? Dream High sama Dream High 2. Keduanya
model ceritanya kan sama tu... sama-sama menceritakan sekolah musik yang
menerbitkan artis muda berbakat di dunia musik gitu. Tapi tetep ada bedanya
kan? Tau lah, pasti yang udah nonton keduanya mah... Nah, makanya hadirlah FF
saya ini. Bukan, FF saya ini ceritanya bukan kayak drama Dream High. cuma, FF
saya ini inspirasi awal dari FF Ficlet @tikkixoxo_96 (Nightmares) tapi yang punya ide suruh bikin FF ini, dia
>> @RiskaKAIIka :-D dia udah nulis dengan length Drabble (Nightmire). Jadi saya buat Oneshot. Ketiga FF model ceritanya
sama tapi beda kok, karena beda author dan tentu saja beda main cast. Biarpun
judulnya rada sama tapi tetep beda!
Oke!!! Langsung baca aja~
Selesai baca, komen ya. Kalo gak, saya pencet hidungnya!
<<
WARNING! Author kejam!
--------------------------
“Kevin! Aku harus letakan dimana
ini?” teriak ku sambil membawa beberapa tumpukan kardus miliknya.
“Letakan saja di situ,”
Aku pun meletakan kardus yang aku
bawa lalu melirik jam tangan ku, “Haah...”
Sekarang sudah jam sebelas siang.
Aku sudah dari jam sembilan pagi membantunya membereskan kardus-kardus
miliknya, tapi tak kunjung selesai. Sudah dua jam aku di apartment-nya, hanya untuk
membantunya membereskan tumpukan kardus yang aku tidak tau apa isinya. Tapi kardus-kardus
ini seperti kembali ketempatnya semula, karena tidak ada habis-habisnya! Tau
seperti ini, seharusnya aku menolak saat dia meminta pertolonganku. Ingin
rasanya aku membuang kardus-kardus yang aku bawa agar cepat selesai, dan tidak
perlu meletakkannya dengan perlahan dan berhati-hati. Tapi kata Kevin isinya
barang yang sangat penting, jadi saat aku membawanya dan meletakannya harus
perlaha dan hati-hati.
“Kita nonton yuk?”
Tiba-tiba saja Kevin mengambil
sebuah dvd dari dalam kardus yang ia pindahkan. Dan menunjukannya pada ku. Aku
meletakkan terlebih dahulu kardus yang sedang aku bawa, baru menghampirinya.
Saat aku melihat judul film di dvd itu, mataku membulat.
“Kevin! Kau mau mengajakku nonton
film seperti ini!” bentakku.
Ia yang terkejut mendengar
bentakkan ku dengan spontan menjauh dariku dan menutup kedua telinganya.
“Waeyo? Kita kan hanya nonton,”
Aku hanya berdecak kesal
mendengar ucapannya. Bagaimana tidak kesal? Dia mengajakku menonton film porno!
Biarpun sekarang masih siang tetap saja, hanya ada aku dan Kevin di apartment
ini.
“Ini filmnya bagus lho,” ucapnya
sambil memamerkan dvd itu di hadapan ku.
Aku yang sudah kesal, tidak mau
mendengarkan ucapannya, “Aku pulang!” ucapku. Aku bangkit dan langsung bergegas
pergi begitu saja.
***
Sepanjang perjalanan pulang,
bibirku tak pernah berhenti mengatakan kata-kata kutukan untuk Kevin. “Pria itu
polos atau memang bodoh? Aku tidak mau menonton film itu berdua dengannya.
Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, bagaimana?” Tiba-tiba di kepala ku
kebayang hal yang tidak diinginkan itu, sontak aku berhenti berjalan dan mengacak-acak
rambut ku kesal. Tidak peduli sepasang mata memperhatikan ku, dan aku berjalan
lagi sambil tak henti-hentinya mengeluarkan kata-kata kutukaan.
Sesampainya di apartment ku, aku
melihat Kris sedang sibuk mengangkut kardus.
“Kau sedang apa?” tanya ku sambil
menghampirinya.
Ia meletakan kardus itu, “Apa kau
mau membantuku?”
Aku pun mengangguk.
Entah kenapa, hari ini aku
disibukkan oleh kardus. Tapi kalau membantu suami sendiri, aku tidak keberatan.
Aku malah senang. Karena terlihat seperti sepasang suami istri yang bahagia.
Kris adalah suami ku, kami sudah
menikah 1 tahun yang lalu. Karena kami termasuk sepasang suami istri yang baru,
jadi setiap di dekatnya aku selalu gugup. Jujur saja, sampai saat ini aku belum
pernah bersetubuh dengannya. Kris selalu mengatakan belum siap. Sikapnya yang
sok misterius, membuatku suka padanya. Saat SMA dulu aku selalu mengagumi
sosoknya. Dan pada akhirnya, saat kami tamat SMA ia menyatakan cinta padaku dan
tak lama kami pun menikah. Kami memang jarang bahkan hampir tidak pernah jalan
bersama seperti pasangan kekasih lainnya, sampai-sampai aku sempat berpikir
kalau ia menikahi ku karena terpaksa. Tapi saat aku tanya, ia mengatakan kalau
ia tulus mencintaiku apa adanya dan ia tidak suka keluar rumah. Mau tak mau aku
sendiri harus memahaminya, aku tidak mau ia beranggapan aku ini egois. Asalkan
ia ada di sisiku, aku sudah bahagia.
“Kenapa kau melamun?” tanya Kris,
membuyarkan lamunanku.
Aku hanya menggelengkan kepala.
“Kalau begitu, bisa kau letakan
kardus yang ada di tangan mu itu di situ,” ucapnya sambil menunjuk ke suatu
arah. Mata ku langsung tertuju ke arah yang di tunjuk oleh Kris.
“Iya,”
Aku berjalan ke arah yang Kris
tunjuk. Namun saat sampai di tempat, aku mendongakkan kepala, “Kris? Lemari ini
tinggi sekali,” kataku sambil melihat ke atas lemari. Aku tidak mungkin bisa
meletakkan kardus yang sedang aku bawa ke atas lemari yang tingginya melebihi
Kris satu jengkal jari tangannya.
Akhirnya Kris berjalan
menghampiriku, dan mengambil kardus yang ada di tangan ku lalu meletakkannya di
atas lemari. “Pendek!” ledeknya dan kembali berjalan menghampiri kardus-kardus
yang belum ia bereskan. Aku berlari kecil mengejarnya lalu memukul pundaknya.
Ia pun terkejut sambil memegangi lengannya dan aku hanya tertawa.
.
“Sore ini kita jalan-jalan yuk?”
Ia melihat sekilas ke arah ku,
lalu melanjutkan memainkan games yang ada di smartphone-nya, “Tidak mau,”
Aku menghela napas, lalu
bersandar di bangku taman dan memandang ke arah langit. Langit sore terlihat
indah bagi ku, dan angin yang berhembus sangat menyejukan. Beda dengan udara
pagi, biarpun tidak sesejuk saat pagi. Tapi bagi ku sama saja, hanya hawanya
yang berbeda.
Aku melirik Kris yang berada di
sebelah ku, ia tampak sangat fokus dengan games-nya, lalu aku kembali menatap
langit, “Aku bosan,” gumamku pelan.
Seakan ia mendengarnya, ia
langsung mematikan ponselnya. Berhenti bermain games.
Aku menatapnya bingung, lalu ia
membalikkan tubuhnya dan menatapku. Mata kami saling bertemu, karena jarak kami
sangat lah dekat. Ya, sekitar 1 meteran. Tidak, mungkin kurang. Jadi aku bisa
melihat pantulan diriku dari kedua bola matanya.
“Kau ingin jalan-jalan?” tanyanya
Aku tidak percaya mendengarnya,
tapi aku langsung menganggukkan kepala dengan penuh semangat. Saking
semangatnya, aku merasakan kalau tulang leher ku seperti akan patah. Tapi seulas
senyuman langsung mengembang di bibirku.
***
“Ini lucu kan?”
“Iya,”
Lalu kami mulai berjalan lagi
untuk melihat-lihat. Aku sangat bahagia bisa jalan berdua dengan suami ku
tercinta, Kris. Kami sekarang berada di sebual mall terbesar di korea, Times
Square Shopping Center. Setiap kali kami melintasi toko yang menjual benda-benda
lucu dan unik, aku selalu bertanya pada Kris. Biarpun setiap jawaban yang ia
lontarkan singkat ‘Iya’. Tapi aku
selalu tertawa bahagia, lalu berjalan lagi sambil menggandeng tangannya.
Di sela-sela saat kami berjalan,
aku selalu memandang tangan Kris yang menggenggam erat tanganku. Aku benar-benar
merasa bahagia, sampai-sampai membuatku tersenyum sendiri melihatnya.
Tapi, tiba-tiba Kris menghentikan
langkahnya.
“Wae?” tanya ku. Tapi ia hanya
diam sambil terus memandang lurus ke suatu tumpat. Aku melihat ke arah matanya
tuju, tapi aku tidak melihat sosok seorang pun di depan sana. Hanya toko kosong
yang belum di buka.
“Kris? Waeyo?” tanya ku lagi tapi
kali ini aku sambil mengguncangkan bahunya. Sontak ia menatapku, tapi
tatapannya seperti orang yang ketakutan.
“Kita pulang,”
“Pulang?” aku bingung dengan
perubahan ekspresi Kris yang tiba-tiba. Aku jadi sedikit sedih. Jelas saja,
kami belum lama berada di mall ini, tapi ia sudah meminta pulang. Aku tidak
tau, sebenarnya apa yang ia lihat di sana. Aku tidak melihat apapun selain toko
kosong. Bahkan aku belum beli apapun di mall ini. Tapi apa boleh buat? Kris ingin
kami pulang.
Dengan hati yang berat, aku
menganggukkan kepala. Lalu ia menarik tangan ku erat dan berjalan tergesa-gesa
keluar mall.
.
“Sebenarnya ada apa Kris?”
tanyaku pada Kris sesaat kami sudah tiba di apartment
Ia tidak menjawab pertanyaan ku
malah terus berjalan menujun kalender. Saat aku menghampirinya, ia terlihat
serius sekali memandangi tiap angka yang ada di kalender itu.
“Ada apa Kris?” tanya ku lagi,
aku benar-benar tidak mengerti dengan kelakuan Kris hari ini. Ia sudah membuat
ku bingung. Di tambah lagi, setiap lontaran pertanyaan ku selalu tidak
jawabnya. Apa kah hari ini, hari penting baginya? Apa ada janji dengan
seseorang? Kenapa ia memperhatikan kalender yang di hadapannya dengan serius
sekali...?
“Kystal?” Akhirnya Kris membuka
mulut.
“Apa?”
“Nanti malam bulan purnama,”
“Bulan purnama?”
Ia menatap ku dengan tajam, “Kau,
jangan keluar malam ini!”
Ucapannya membuatku merinding,
“Wa-wae?” tanya ku tergagap.
“Jangan keluar!” Tiba-tiba ia
membentakku, dengan spontan aku menutup kedua telingaku. Lalu ia pergi
meninggalkanku.
“Ada apa sebenarnya?” gumamku. Kini
aku menatap kalender yang berada di hadapanku, “Apa nanti malam benar bulan
purnama? Kenapa dia bisa tau?” tanya ku pada diri sendiri. Sebenarnya banyak
pertanyan-pertanyan yang terlintas di pikiran ku. Tapi melihat Kris yang
seperti itu, niat ku untuk bertanya padanya jadi sirna.
Tapi rasa penasaran ku tak
terbendung lagi, lalu aku berlari kecil menghampiri tas ku yang berada di sofa.
Karena sepulang dari mall tadi, aku langsung meletakkannya di sana.
Saat ponsel ku sudah berada di
tangan ku, jari-jari ku dengan lihai menekan-nekan tombol yang ada di ponsel
ku. Lalu saat pesan sudah ku tulis, nama Kevin lah yang terlintas di pikiran
ku.
“Pada saat bulan purnama itu, indentik dengan sesuatu hal apa?”
To: Kevin Woo
-Send-
Pesan ku ke Kevin telah terkirim,
tak lama ponsel ku bergetar. Itu menandakan kalau ada pesan masuk, dan itu
ternyata balasan dari Kevin.
“Kalau di barat, aku lihat di
film-filmnya. Manusia berubah menjadi serigala,” isi pesannya.
Entah kenapa, membaca isi pesan
Kevin membuat jantung ku berdetak kencang. Tapi pasti bukan itu yang membuat
ekspresi Kris tiba-tiba berubah. Apa hubungannya ‘manusia berubah menjadi
serigala’ dengan Kris? Apa Kris manusia serigala? Tidak mungkin... Aku rasa
otak Kevin yang sudah di racuni oleh film-film barat. Aku salah bertanya
dengannya. Bodohnya diriku!
Lalu aku berjalan mencari Kris,
“Kris? Kau di dalam?” teriakku memanggil Kris sambil membuka pintu kamar kami.
Aku melihatnya ia sedang tiduran sambil sibuk dengan ponselnya. Apa ia lagi
bermain games?
“Kris?” panggil ku sambil
berjalan menghampiriku. Ia menatap lurus kemataku. Aku berjalan mendekat ke
arahnya, dan sekarang duduk di sebelahnya.
“Kenapa memangnya kalau malam ini
aku keluar?” tanya ku. Ia diam beberapa saat, tapi ia langsung bangkit dan
mencium bibirku. Awalnya hanya kecupan manis, tapi kelamaan jadi ciuman penuh
nafsu. Ia menciumku sambil menahan wajahku agar tidak bergerak dengan kedua
tangannya, sehingga ponsel yang tadi berada di tangannya terjatuh ke atas
tempat tidur.
Perlahan aku menutup kedua
mataku, menikmati lumutan dari bibir Kris. Biarpun ciumannya terkesan kasar,
tapi aku menikmatinya. Karena ini pertama kalinya Kris mencium ku seperti ini,
biasanya ia hanya mengecup bibirku sekilas. Tapi sekarang berbeda, ia seperti
vampire yang ke hausan darah. Bahkan ia sampai memutar kepalanya untuk mencium
bibirku.
Dddrrrttt Dddrrrttt
Tiba-tiba ponsel Kris bergetar.
Sontak membuat Kris melepaskan ciumannya. Kami sama-sama mengatur napas. Untuk
beberapa saat, kami saling menatap. Tapi pandangannya langsung beralih ke
ponselnya. Apa tadi Kris sedang mengirim pesan ke seseorang? Ke siapa? Apa itu
balasan dari orang itu? berbagai pertanyaan langsung menghujani pikiranku.
Namun aku hanya bisa menatap Kris yang kini sibuk menekan-nekan ponselnya.
***
“Malam ini kau mau makan apa?”
“Aku tidak lapar,”
Aku hanya menghela napas panjang
mendengarnya. Sudah 30 menit aku duduk di meja makan bersama Kris. Pria itu
duduk tepat di depanku. Aku bahkan bisa melihat dengan jelas wajahnya yang
tampan, matanya yang bersinar, hidungnya yang mancung, dan tentu saja bibirnya
yang pink merona.
Tanpa sadar aku terus memandangi
wajahnya.
“Ada sesuatu di wajahku?” tanya
Kris tiba-tiba. Aku yang kepergok sedang memandangi wajahnya, langsung
menundukan kepalaku. Menutupi rasa malu. Mungkin wajahku sekarang sudah memerah
seperti kepiting rebus. Benar-benar memalukan!
Aku merasakan ada sebuah tangan
membelai rambutku lembut, saat aku mengangkat wajahku... aku terkejut. Kris
membelai rambutku? dan seulas senyuman mengembang di bibirnya.
Deg! Jantungku berdetak kencang.
Baru kali ini aku melihat Kris tersenyum padaku.
“Kau tidak makan?”
Aku langsung menggeleng.
“Kau tidak lapar?”
Aku menggeleng lagi. Lalu ia
tersenyum. Entah kenapa, ada perasaan aneh yang mengganjal di hati ku. Hari ini
Kris benar-benar sangat aneh.
“Aku ingin mengambil sesuatu.
Kamu tunggu di sini,” ucapnya sambil bangkit dari kursi menuju lemari. Entah
apa yang ingin ia ambil.
Aku membalikan badan ku, lalu
melihat ke arah jendela yang belum aku tutup. Dan menerawang keadaan di luar
sana. Kenapa Kris melarang ku untuk keluar? Di luar... ada apa?
Aku bangkit, dan berjalan
menghampiri jendela untuk menutupnya. Sebelum jendela aku tutup, aku sempat
mengintip keluar, baru menutupnya rapat-rapat.
“Krystal?”
“Omo!” pekik ku, panggilan Kris
membuatku terkejut. Hampir saja jantungku keluar! Tapi aneh, aku tidak
mendengar langkah kakinya menghampiri ku. Tiba-tiba saja ia sudah berada di
belakang ku, dan mengagetkan ku. Aku terus mengelus dadaku. Detakan jantung ku
sangat cepat,karena Kris benar-benar membuatku terkejut!
“Kamu sedang apa?”
“Menutup jendela ini, wae?”
“Bantu aku mengangkat kerdus di
sana,” ucapnya. Lalu menarik tanganku dengan kasar, ia seperti sedang memaksa
ku. Aku berusaha melepas cengkraman tangannya, tapi tidak bisa.
“Kris lepaskan, aku bisa jalan
sendiri,” saat sampai di depan lemari. Akhirnya ia melepaskan tanganku, aku
meringis kesakitan. Ada apa dengannya!
“Mianhae,”
“Kardus yang mana, yang harus aku
angkat?” tanyaku sambil berusaha tersenyum padanya.
.
Perlahan aku membuka kedua
kelopak mataku yang terasa berat. Saat kedua mataku benar-benar sudah terbuka.
Pusing... aku memegangi kepala ku, seraya bangkit. Dan aku merasakan sakit di
kepala ku, membuat kepalaku menjadi pusing. Sepertinya kepalaku habis tertimpa
kardus yang jatuh! Tapi tunggu? Aku melihat sekelilingku, “ini... dimana?”
gumamku.
Aku berdiri sambil melihat-lihat
sekitar ku. “Aku di hutan?” aku tersentak kaget melihat sekitar ku, “Kenapa aku
bisa berada di sini?” aku berjalan mengitari hutan ini, tapi tak ada seorang
pun yang aku temui. Aku benar-benar merasa takut, hampir saja aku menangis.
SRAAKKK SRAAKKK
Suara apa itu? Aku menoleh ke
sumber suara. Suara itu... dari arah semak-semak!
SRAAKKK SRAAKKK
Suara itu terdengar lagi. Rasanya
ingin kabur saja!
Saat aku membalikan tubuhku, ada
seekor serigala yang sedang menatap ku tajam. Saking terkejutnya, aku sampai
terduduk lemas. Bahkan aku merasakan kalau kedua kakiku seperti tidak bisa
menopang tubuhku. Aku ingin lari, tapi tidak bisa...
“Ayo lari!” aku memukul kedua
kaki ku, tapi bagaikan tak bertulang. Kaki ku tidak bisa di gerak kan!
Serigala itu berjalan
menghampiriku dengan tatapan menyeramkan. Aku yang ketakutan, berkali-kali
memukul kedua kaki ku tapi tetap tidak bisa bergerak. Aku sampai nangis
karenanya. Aku tidak mau mati di tempat ini!
Serigala itu tiba-tiba berhenti,
lalu ia berlari menghampiriku. Keringat dingin langsung mengucur ke seluruh
tubuhku, dan tubuhku bergetar hebat karena ketakutan. Saat serigala itu akan
meloncat ke arah ku, “Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,” teriakku sambil menutup wajahku
dengan kedua telapak tanganku.
Hening. Untuk beberapa saat, aku
merasakan tidak terjadi apapun. Aku membuka kedua telapak tangan ku yang
menutupi wajahku, lalu meraba tubuhku sendiri. Aku masih utuh! Aku lalu melihat
sekitar ku, “Aku dimana?” Aku bangkit lalu melihat-lihat seisi ruangan yang aku
tidak tau ini ruangan siapa, dan aku berada di mana. Ini bukan rumah ku! Seisi
ruangan penuh dengan barang-barang bermerk dan terkesan mewah. Saat sedang
melihat-lihat dari balik tirai besar, lebih tepatnya dari balik jendela besar
yang berada di sudut ruangan ini aku melihat sosok seorang pria. dari belakang
ia seperti orang yang sangat aku kenal selama ini, “Kris?” panggil ku
hati-hati. Lalu pria itu membalikan badannya dan menatapku tajam.
“Ka-kau, bukan Kris!” ucapku tak
percaya. Pria yang berdiri di depan jedela besar itu menyerupai Kris, tapi aku
yakin bukan Kris. Matanya... matanya seperti serigala yang aku lihat di tengah
hutan tadi! Tapi kenapa tiba-tiba aku bisa berada di tempat ini? Dan, apa
dia...
“Jangan takut,”
ucapnya sambil berjalan menghampiriku. Aku mencoba menjauh darinya. Ia
melangkah maju, dan aku melangkah mundur. Tapi langkahku sudah habis. Di
belakang ku ada tembok yang menghalangi langkah ku. Dengan tatapan tajam
makhluk yang berwujud Kris itu terus melangkah menghampiriku, dan saat sudah
berada di hadapanku aku bisa melihat wajahnya. Ia mirip sekali dengan Kris,
hanya warna lensa matanya yang berbeda. Dan... aku melihat tangannya, kukunya
seperti kuku hewan buas.
“Kau... siapa?” tanya
ku. Suaraku terdengar bergetar.
“Ini aku, Kris. Suami
mu,”
Kris? Tidak mungkin!
“Pergi! Kau bukan
Kris!” usirku sambil memukul dadanya yang bidang dengan keras. Tapi ia tetap
kukuh di tempat, tidak bergerak satu langkah pun. Aku terus memukulnya agar ia
menjauh dariku, tapi tiba-tiba ia menarik kedua tangan ku dan mengecup bibirku
dan dengan gerakan cepat ia langsung membenturkan kedua tangan ku pada tembok.
Ia benar-benar sudah mengunci gerakanku.
“Maaf, tapi aku
selalu berusaha ingin membahagiakan mu. Walaupun wujud sebenar ku seperti ini,”
Aku tidak mengerti
dengan ucapannya.
“Tapi aku
sungguh-sungguh mencintaimu,”
Aku belum menjawab
satu pun dari ucapannya, tapi kecupan lembut dari Kris mendarat mulus ke bibir
ku. Dari ciumannya, aku bisa merasakan kalau ia adalah Kris. Tapi itu tidak
mungkin...
Ia melepaskan
ciumannya, “Kris...” gumamku sambil menutup mata.
Aku merasakan ada
hembusan napas di leher ku. Kris mencoba menghirup aroma tubuhku! Lalu ia
melepaskan kedua tangan ku. Aku pun membuka kedua mataku dan menatapnya.
“Aku mencintaimu,” ia
meraih wajahku dan mendekatkan ke wajahnya. Aku sangat gugup.
Wajah kami sudah
sangat dekat sekarang. Perlahan bibirnya mendekat ke bibir ku. Ia mau mencium
ku lagi? Ia memiringkan kepalanya agar mudah di jangkau, “Naega jeongmal
saranghae,” ucapnya sebelum bibirnya benar-benar menyentuh bibirku.
“Mmmhh..” desah ku
tertahan. Ia melumut bibirku dengan kasar sambil memegangi wajahku dengan kedua
tangannya agar aku tidak bergerak. Tapi aku tidak berusaha melawannya. Entah
kenapa, aku menikmatinya. Ia Kris atau bukan, aku tidak peduli. Yang jelas, ia
terlihat seperti Kris. Suami yang aku cintai. Ciumannya ini mengingatkan ku
kejadian di dalam kamar. Apa kah sekarang aku sedang bermimpi?
Lama kami berciuman,
akhirnya ia melepaskan ciumannya. Ia menatapku teduh, bola matanya yang merah
menyala kini menjadi hitam. Tanpa sadar tanganku mengelus pipinya, sontak ia
menarik tangan ku. Dan...
BRUUKKK
Ia menghempaskan
tubuh ku di atas tempat tidur.
Napas ku mulai tak
beraturan. Apakah ini kekuatan manusia serigala? Ia membuatku terkejut. Jarak tempat aku dan Kris berdiri tadi dengan
tempat tidur ini sangat jauh. Tapi dalam sekejap, Kris dapat menarikku sampai
ke tempat tidur ini.
Kini ia berada di
atas ku. Kris, ia menatap ku dengan tatapan yang teduh. Bola matanya yang sudah
menjadi hitam itu pun membuatnya terlihat seperti Kris.
“Kris... aku
mencintaimu,”
Mendengar ucapanku,
Kris mencium bibir ku lagi. Aku pun membalas ciumannya. Saat kami sedang
berciuman, aku merasakan tangan Kris meraba tubuhku. Aku memejamkan mata. Dan
tangan Kris meremas pelan payudara ku yang masih terbungkus oleh pakaian ku,
“Mmmhhh...”
Tiba-tiba ia melepas
ciumannya, dan beralih ke leher ku. Ia mencium dan menghisap kulit leher ku. Aku
memiringkan kepala ku, agar Kris lebih mudah melakukannya.
“Ahhh...” aku
mendongak sambil menjambak pelan rambutnya. Ia terus mencium dan menghisap
seluruh kulit leher ku, membuat Kissmark. Lalu ia mencoba merobek baju yang aku
kenakan, “Kris...” aku mencoba menghalangnya tapi ia langsung mencium bibirku
dengan buas. Bahkan bibirku terasa sakit karena di gigit olehnya.
BREEAKKK
Akhirnya baju ku pun
robek. Kris merobeknya dengan kasar. Lalu ia membuangnya, dan kembali lagi
mencium bibirku.
Aku mencengram
punggungnya pelan, “Mmmmhhh...” di lumutnya bibir atas dan bawah ku bergantian.
Lalu tangannya menelusuri bagian bawah tubuhku. Ia mencoba melepas celana jins
yang aku pakai.
Ia melepas ciumannya
dan tangannya dengan gesit membuka resleting celana ku, lalu membukanya paksa dan
membuangnya ke sembarang arah. Kini aku hanya mengenakan bra dan celana dalam
dengan warna dan motif yang sama.
Aku merasakan
jari-jari Kris mengelitik vagina ku dari balik celana dalam yang aku kenakan,
“Kris... Ahhh...” desah ku. Jari Kris masuk dan menusuk lubang vaginaku. Lalu
ia menggerakan jarinya perlahan. Aku mendesah sambil mencengram pundaknya. Tak
lama jarinya pun keluar. Cairanku memenuhi jarinya, ia pun menjilatnya dan
langsung membuka celana dalam ku paksa. Saat sudah terbuka, ia mengelus lagi
vagina ku. “Ssshh... ahhh...” Kris menusukkan jarinya ke dalam lubang vaginaku,
dan menggerakannya dengan cepat sehingga aku mendesah dan tubuhku mengikuti
gerakannya.
Dari satu jari,
sekarang menjadi tiga jari. Rasa perih langsung ku rasakan saat tiga jari Kris
masuk ke dalam vaginaku. Aku meremas seprai tempat tidurku, dan mendesah kuat.
Decakan dari dinding vaginaku terdengar sampai terdengar olehku. Kris pun
mengeluarkan jarinya, dan aku lihat jarinya di penuhi cairan ku. Ia menjilatnya
sampai bersih lalu ia membuka pakaiannya sendiri dengan terburu-buru. Dalam
hitungan detik, Kris pun sudah naked.
“Nnghhh...” Kris
mencium bibirku, menjilatnya lalu tangannya menuntunku agar aku membuka mulutku
untuknya. Aku membuka mulutku, dan lidah Kris langsung masuk ke dalam. Lidahnya
menjilat lidahku, gerakannya terkesan terburu-buru sehingga saliva kami sampai
menetes di sudut bibirku. Tapi dengan cepat tangan Kris membersihkannya.
Saat ciuman kami
terlepas, “Hhh... hhhh...” kami sama-sama mengatur napas. Napas kami mulai tak
beraturan, masing-maring dada kami naik-turun karena berusaha menghirup dan
mengeluarkan udara. Kami sudah seperti ikan yang terlempar di darat. Kekurangan
oksigen.
Tangan Kris
menelusuri belakang punggunggu, mencari pengait bra ku. Pengait bra ku berhasil
di lepas, Kris pun langsung membuangnya. Mungkin sekarang semua pakaian ku
terpencar dan tersangkut di suatu tempat karena ulah Kris!
Masih dengan gerakan
terburu-buru, ia lantas mencium leher ku sambil meremas kedua payudaraku. Ini
pertama kalinya bagiku Kris melakukan ini padaku. Kami sudah sama-sama naked
sekarang.
“Kris... ahhh...” ia
meremas kedua payudara ku kasar, membuatku mendesah keras. Lalu tangannya turun
ke bawah. Ia mengelus kedua paha ku dengan kedua tangannya, dan membuka pahaku
lebar-lebar.
Perlahan ia menuntun
juniornya menuju vagina ku dan memasukannya. Dan dengan sekali hentakan,
juniornya masuk seluruhnya dengan sempurna di lubang vagina ku, “Aaahhh...”
desah ku. Aku meremas seprai tempat tidur ku, menahan perih dan sakit di sana.
Selangkangan ku seperti di robek oleh junior milik Kris.
Lalu ia mencoba
menggerakan miliknya.
“Ahhh... Ahhh...
Ahhh...” ia menggenjot juniornya ke dalam lubangku dengan tempo cepat.
“Ssshhh... ahhh....
ssshhh.... ahhh...”
“Kris... ahhh.... pel...an...
pel...an... ahhh,”
Gerakan cepat Kris
membuatku sulit berbicara. Tapi ia terus menggenjotkan miliknya sambil
mendesah. Aku hanya bisa diam, mengikuti permainannya. Selang beberapa menit,
akhirnya ia berhenti. Tapi juniornya masih berada di dalam lubang vaginaku.
“Kau ingin
melanjutkannya?” tanyanya dengan susah payah. Napasnya tersengal-sengal.
Aku diam menatapnya,
tiba-tiba kedua matanya berubah lagi menjadi merah. Aku terkejut, rasanya ingin
mendorong tubuh pria yang ada di hadapan ku sekarang ini. Tapi seperti bisa
baca pikiran ku, ia langsung menggerakan
kembali miliknya yang masih tertancap. Genjotannya bahkan lebih cepat dari
sebelumnya. Sampai kedua payudara ku bergerak mengikuti gerakanan Kris.
“Kris... ahhh....
ahhh....” tubuh kami bergerak hebat, keringat langsung membasahi tubuh kami.
Hentakan milik Kris membuatku terus berorganism. Aku benar-benar sudah becek!
Tak lama akhirnya
Kris berhanti, aku hanya diam karena tubuhku terasa lemas sambil mengatur napas
ku yang tersengal-sengal. “Ahhh...” Kris mengeluarkan juniornya dari vagina ku.
Lalu wajahnya mendekat ke arah vaginaku, dan menjilat cairan yang keluar.
Saat ia sedang
menjilat cairan yang keluar dari vagina ku, aku tersentak kaget melihat ada
ekor hewan buas seperti serigala yang muncul dari tulang ekornya. Menyadari
kalau aku tadi tadi melihat ekornya, ia langsung menatap ku tajam. Aku sontak
mendorong tubuhnya agar menjauh, tapi ia langsung menahan kedua pahaku yang
masih terbuka lebar.
Matanya kembali
tertuju pada vagina ku, lalu ia menjilati lagi cairan ku. Aku memukul pundaknya
sambil terus berteriak, “Lepaskan!!!”
.
“Krystal? Sadar lah,”
Aku merasakan ada
sebuah tangan menepuk-nepuk pipi ku pelan. Aku pun tersentak dan bangun.
“Kau baik-baik saja?”
tanyanya. Saat Kris akan memelukku, aku langsung bergeser menjauh darinya. Lalu
aku melihat sekitarku. Ini... di rumah ku?
“Aku dimana?”
“Dimana? Kau ini!” ia
menjitak kepala ku pelan, “Apa karena kardus itu menumpa kepala mu, kau jadi
begini?” tanyanya seraya bangkit dari tempat tidur. Aku baru menyadari kalau
aku sekarang berada di atas tempat tidur.
Aku bangkit dan
langsung menghampiri cermin besar yang ada di depan tempat tidur ku.
“Kau sedang apa?”
tanya Kris yang masih berdiri di tempatnya. Tapi aku tidak menjawab pertanyaannya
karena sibuk melihat leherku. Tidak ada Kissmark. Lalu aku melihat pakaian ku.
Masih utuh, tidak robek.
Aku berbalik dan
menatap Kris, “Apa tadi aku pingsan?”
Kris mengangguk.
“Apa tadi aku
bermimpi?”
“Mimpi? Mimpi apa?”
Aku ragu ingin menceritakannya
pada Kris. Kalau memang itu hanya mimpi, aku tidak ingin menceritakannya. Aku
takut, ia mengira kalau aku habis nonton film porno di apartment Kevin tadi
siang makanya bisa bermimpi seperti itu.
“Kau habis mimpi
buruk?”
Aku mengangguk, “Aku
takut...” ucapku lirih sambil memeluk Kris dengan erat.
“Tenang lah, itu hanya mimpi. Lebih baik kau tidur
sekarang, ini sudah malam.” Kris mencoba menenangkanku.
Aku pun menurut, dan segera menghampiri tempat tidur
untuk tidur. “Jangan khawatir,” bisiknya sambil mengecup puncuk kepalaku. Aku
merasa aman sekarang, aku percaya kalau itu... hanya mimpi. Aku pun memejamkan
mata dan mulai tertidur.
-Author POV-
Setelah merasa Krystal benar-benar sudah tertidur
pulas, Kris meninggalkannya dan dengan perlahan ia menutup pintu kamar mereka.
“Haah...” Kris menghela napas berat, “Maaf Krystal,
anggaplah itu hanya mimpi buruk mu,” ucap pria itu lirih. Lalu Kris berjalan
menuju dapur untuk membuang baju yang telah ia robek. Tanpa ia sadari, ekor
serigalanya muncul.
-THE END-
Akhirnya selesai juga~ *tepar*
Gimana? Aneh ya? NC’nya gak HOT ya? aaarrrggghhh! *banting laptop*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar