Title :
My Dream || Author : Anita /
@Anita_Febriany || Genre : School life, Friendship, Angst || Rate : PG-15 || Lenght
: Drabble (2424 words) || Cast : Miss A's Suzy, T-Ara's Jiyeon, Girls Day's Minah, & EXO's Kai
Note : Mian, yang minta
sequel FF NC saya yang "Nightmares 2" gak saya kabul kan :( soalnya itu FF kerja sama saya dengan
author @RiskaKAIIka dan kami akan kerja sama lagi. Yey~ semoga bisa terlaksana.
Oh iya, terima kasih untuk yang udah komen FF saya "Forever Love" :) jadi saya kembali lagi
dengan cast Suzy.
Happy Reading!!!
-----------------
"Kau itu jelek!"
PLAK!
Tamparan keras mengenai wajah gadis itu.
Tapi gadis itu hanya bisa menangis, tidak berani melawannya.
"Ayo, kita pergi!" Ucap salah
satu dari mereka, tampaknya ia adalah pemimpin mereka.
Segerombolan seniornya itu pun akhirnya
pergi meninggalkan gadis itu sendirian di belakang sekolah yang sepi.
Hari sudah mulai gelap. Tapi gadis itu
belum beranjak dari tempatnya, ia terus menangis sambil memegangi wajahnya yang
terkena tamparan keras oleh seniornya.
Ini sudah kesekian kalinya gadis itu
merasakan penyiksaan yang di lakukan oleh senior-seniornya. Tapi ia tidak bisa
berbuat apapun, hanya bisa diam dan menangis. Bahkan kalau seniornya melakukan
hal yang lebih, gadis itu memohon ampun. Gadis itu sempat berpikir ingin
mengakhiri hidupnya, tapi tidak ia lakukan karena ia memiliki sebuah mimpi...
***
"Suzy?"
Panggil seseorang dari arah belakang, gadis
yang bernama Suzy itu pun menoleh.
"Minah? Wae?"
Gadis yang bernama Minah itu terdiam
sesaat, ia sedang memperhatikan wajah Suzy yang memar.
"Gwaenchanayo?" Tanya Minah cemas.
Saat jari-jari Minah ingin menyentuh
memar yang ada di wajah Suzy, Suzy langsung menepisnya pelan.
"Aku tidak apa-apa," jawab Suzy
berusaha tersenyum, agar terlihat kalau ia benar-benar merasa baik-baik saja.
Tapi Minah tidak begitu saja
percaya dengan ucapan Suzy. Ia tau kalau ada luka di wajah Suzy, pasti
menyangkut tentang senior. Di SMA mereka memang terkenal akan senior yang
kejam.
"Ini sudah keterlaluan," ucap Minah lirih.
Ia merasa kasihan pada sahabatnya itu. Tapi ia tidak bisa berbuat apapun untuk
membantu sahabatnya. Karena itu menyangkut soal senior. Dan ia tau semua ini
terjadi karena para senior sudah mendengar kabar kalau Suzy akan di kontrak
oleh label asal jepang, C-ute Entertainment. Para senior itu iri pada Suzy.
Bagi mereka Suzy itu tidak cantik. Jadi mereka berusaha membuat wajah Suzy itu
memar.
Pihak C-ute Entertainment datang ke sekolah
untuk meminta Suzy menjadi bagian dari mereka. Seluruh negeri ini tau, C-ute
Entertainment itu adalah perusahaan terbesar di jepang dan kini mereka ingin
mencari gadis yang ada di korea untuk menjadi artis didikkan mereka.
"Aku tidak apa-apa Minah,"
ucap Suzy sambil memeluk sahabatnya itu.
"Suzy? Minah?"
Tiba-tiba terdengar suara panggil seseorang dari arah belakang yang seketika
memecahkan suasana kurang mengenakkan itu. "Omo! Suzy, wajahmu
kenapa?" Pria itu terkejut saat melihat wajah Suzy yang memar.
"Aku tidak apa-apa Kai,"
ucap Suzy mencoba menenangkan Kai. Tapi pria itu masih terus
memperhatikan wajah Suzy dengan ekspresi wajah terkejut.
"Sudah lah! Jangan menatap wajahku
seperti itu," ucap Suzy sambil mendorong tubuh Kai pelan agar pria yang di
sampingnya itu tidak terus menatap wajahnya, "Ayo, kita masuk ke dalam
kelas?"
Lalu mereka bertiga jalan bersama menuju
kelas.
.
"Hahaha," suara tawa anak-anak di
dalam kelas terdengar sangat ribut.
Mereka terlihat sangat senang atas apa yang
di lakukan oleh ketua kelasnya pada Suzy. Ya, kursi yang Suzy duduki di beri
lem perekat oleh ketua kelasnya. Minah yang melihat Suzy dijahili hanya bisa diam. Dan Kai yang geram langsung
menghampiri Suzy untuk menolong gadis itu, tapi niat baiknya di halau oleh
Minah. Karena Minah tau resoko yang akan di terima Kai nanti jika melawan ketua kelas, karena ketua kelas adalah adik dari ketua senior
mereka.
Jiyeon, gadis itu tertawa senang melihat Suzy menderita. Ketua kelas yang
seharusnya menjadi pemimpin yang baik di kelas, tapi ini malah sebaliknya.
"Kau operasi plastik dimana, hah?!
Gadis sepertimu tidak mungkin C-ute Entertainment ingin menjadikanmu anak
didiknya!" Ucap Jiyeon sambil menggebrak meja yang ada di depannya.
Suzy yang tidak bisa bergerak karena lem
yang melekat di roknya sangat lah kencang, hanya bisa menundukkan kepalanya.
Perasaan Suzy kini sangat tertekan. Puluhan anak di dalam kelas kini tertuju
padanya. Tapi tak seorang pun yang membantunya. Apalagi kedua sahabatnya, Minah dan Kai.
Tatapan sinis Jiyeon tak pernah lepas dari dirinya. Gadis itu terus menatap Suzy penuh
kebencian dan rasa iri.
"Ck!" Decak Jiyeon
kesal. Lalu ia menggebrak lagi meja di depannya, dan pergi meninggalkan kelas.
Semua anak di kelas pun menyorak dan
mengejek Suzy, lalu pergi mengikuti Jiyeon seperti anak bebek yang mengikuti
induknya. Tapi tidak dengan Minah dan Kai. Saat semua sudah keluar, mereka
berdua menghampiri Suzy.
"Yang sabar ya Suzy," ucap Minah sambil
memeluk Suzy.
Sekarang hanya mereka bertiga yang masih
berada di dalam kelas. Dan tangis yang Suzy tahan dari tadi akhirnya tumpah. Minah bisa
merasakan baju seragamnya basah karena air mata Suzy.
***
Keesokan
harinya, Suzy tiba di sekolah dengan penampilan yang berantakan dan tubuhnya di
penuhi dengan luka.
Minah dan
Kai yang melihat Suzy itu pun terkejut, dan langsung menghujani berbagai macam
pertanyaan.
"Kau
kenapa Suzy?"
"Apa
kau baik-baik saja?"
"Kenapa
bisa begini,"
"Apa
mereka yang melakukan?!"
Suzy tidak
menjawab pertanyaan Minah dan Kai. Ia terus berjalan menuju kelas. Gadis itu
berjalan sambil menahan rasa sakit dari luka-luka yang ada di tubuhnya. Minah
dan Kai merasa kasihan melihatnya, dan mereka akhirnya tidak ingin bertanya
apapun lagi pada Suzy. Lalu mereka berdua berjalan mengikuti Suzy dari belakang.
"Pasti
ulah senior lagi!" Gumam Minah.
Kai yang
mendengar gumaman Minah itu pun mengempalkan tangannya, pria itu merasa kesal.
.
"Pelajaran
hari ini, sampai di sini dulu. Selamat siang," kata pak guru, lalu beliau
pergi meninggalkan kelas.
Saat pak
guru sudah benar-benar meninggalkan kelas, Jiyeon dan anak-anak di kelas mulai
menjahili Suzy.
"Yaa~
Suzy-ssi!"
BBUUGGHH!
Buku yang
di lempar Jiyeon tepat mengenai kepala Suzy.
"Yes!"
"Hahahaha,"
suara tertawa anak-anak di kelas pun pecah.
Jiyeon
terlihat senang.
Kai yang
kesal melihatnya langsung menghampiri Jiyeon, Minah sudah berusaha menahan Kai
tapi ia terlambat. Dan...
BRUUKKK!
Tubuh
Jiyeon menghantam meja di depannya dengan keras. Gadis itu meringis kesakitan.
Karena Kai telah mendorong tubuh Jiyeon dengan kasar.
"Apa
yang kau lakukan?!" Bentak Jiyeon pada Kai.
"Dengar,
jangan pernah kau lukai Suzy lagi! Kalau kau sampai membuatnya bersedih, akan
ku hajar!" Ancam Kai. Jiyeon hanya mendengus kesal. Lalu Kai menarik
tangan Suzy meninggalkan kelas. Minah langsung bangkit, dan mengikuti Kai dan
Suzy pergi.
"Akan
ku balas!" Jiyeon yang kesal langsung menendang kaki kursi yang berada di
dekatnya.
.
"Aku
pulang dulu ya, Suzy..."
"Ne,"
"Annyeong!"
"Annyeong!"
Suzy melambaikan tangan pada Minah sambil tersenyum.
Kini
tinggal ia sendiri di dalam kelas. Hari ini adalah gilirannya ia piket.
Sebenarnya piket hari ini tidak cuma ia sendiri. Ada anak lain. Tapi anak itu
menyuruh Suzy mengerjakannya seorang diri.
"Haaah,"
Suzy menghela napas. Lalu memulai piketnya. Karena tubuhnya sedang terluka, ia
tidak bisa menyelesaikan piketnya dengan cepat.
Tak terasa
hari sudah mulai gelap. Selesai piket, Suzy langsung bergegas pulang.
Saat akan
keluar sekolah, tiba-tiba dari arah belakang ada yang melempar bola basket ke
arah Suzy dan tepat mengenai tubuhnya. Suzy pun terjatuh sambil meringis
kesakitan.
"Hah!
Rasakan!" Ucap gadis yang melempar bola basket ke arah Suzy itu puas.
Suzy
berusaha bangkit, biarpun punggungnya terasa sangat sakit.
"Jiyeon...?" ucap Suzy lirih sambil menahan rasa sakit dari punggung dan lukannya
yang belum sembuh.
Jiyeon
hanya tersenyum sinis melihat Suzy yang terlihat lemah di matanya. Tak lama
segerombolan senior dari arah belakang Jiyeon datang. Beberapa dari senior itu
membawa tongkat baseball sambil mengayun-ayunkan layaknya seorang preman.
Suzy
benar-benar sudah terkepung.
"Bawa
dia!" Ucap pemimpin dari senior itu, yang adalah kakak Jiyeon.
Senior-senior
itu langsung menarik paksa Suzy untuk mengikuti mereka. Suzy sempat
memberontak, tidak mau mengikuti mereka. Tapi Suzy kalah jumlah. Senior-senior
itu terus menarik paksa Suzy dengan kasar.
Sampai
akhirnya mereka tiba di belakang sekolah, tempat biasa mereka menjalankan
aksinya pada Suzy karena belakang sekolah tempat yang sepi. Saat jam sekolah
sekalipun belakang sekolah itu tidak pernah di lalui para siswa dan guru. Jadi
belakang sekolah sudah menjadi tempat para senior yang di pimpin oleh kakak
Jiyeon itu berkumpul.
"Apa
yang di lihat oleh pihak C-ute Entertainment? Kenapa mereka memilihmu!"
Bentak pemimpin senior itu kesal sambil mengayunkan tongkat baseball ke arah
Suzy. Sebelum tongkat itu mengenai tubuh Suzy, tiba-tiba terdengar suara
langkah kaki seseorang menghampiri tempat mereka berada. Senior-senior itu pun
langsung panik. Mereka semua berhamburan mencari tempat bersembunyi.
Semua
seniornya kini sudah tidak ada di sana, hanya Suzy seorang diri. Ia terikat di
sebuah pohon dengan mulut yang terbungkam kain.
Suara
langkah kaki itu pun mulai mendekat.
"Suzy?"
Pria itu
adalah Kai. Ia terkejut melihat Suzy yang terikat di pohon dengan mulut yang
terbungkam.
"Kau
tidak apa-apa?" Tanyanya sambil membuka ikatan tangan Suzy di pohon.
Suzy sudah
terlepas, ia langsung membuka ikatan kain yang membungkam mulutnya. "Aku
baik-baik saja," ucapnya dengan napas yang tidak beraturan.
"Apa
mereka yang melakukan ini? Sekarang mereka berada dimana?" Tanya Kai
sambil melihat kesekitarnya mencari sosok seseorang. Tapi ia tak melihat sorang
pun di sana.
"Ki-kita
pulang saja sekarang," Suzy menarik Kai meninggalkan tempat itu.
"Aarrgghhkk,"
saat sudah berada di luar sekolah, tiba-tiba kaki Suzy terasa sakit.
"Kau
kenapa?" Tanya Kai khawatir.
"Aku
tidak apa-apa. Ayo kita pergi dari sini," ucap Suzy sambil menarik Kai,
terburu-buru.
***
Satu bulan
telah berlalu. Setelah kejadian di belakang sekolah itu, para kelas 12 yang
sudah menyiksa Suzy di hukum berat oleh kepala sekolah. Kai lah orang yang
telah melapor kejadian itu pada kepala sekolah.
Sekarang
Suzy tidak merasakan penyiksaan yang di lakukan seniornya. Biarpun Jiyeon belum
minta maaf pada Suzy, gadis itu sudah melupakan semuanya.
Kini
hari-hari Suzy di sibukan menjadi penyanyi. Semenjak ia debut sebagai penyanyi,
semua teman-teman di kelasnya menjadi ramah padanya. Ia sangat senang.
Sampai-sampai ia menganggap C-ute Entertainment lah yang sudah merubah
segalanya.
"Jiyeon?"
Panggil Suzy pelan.
Tapi gadis
itu tidak menjawab, ia berpura-pura tidak mendengar dengan memakai headset yang
menutupi kedua telinganya dan menatap ke luar jendela.
Kelas sudah
bubar sejam yang lalu. Hanya tinggal mereka berdua di sana. Jiyeon masih
terlihat membenci Suzy. Rasa iri sudah membuat ia seperti itu.
"Mau
berteman?" Ucap Suzy sambil mengulurkan tangannya. Ia berusaha mengajak
Jiyeon damai.
Jiyeon
hanya melirik Suzy sekilas. Dan ia berpikir, "Sebenarnya apa maunya?! Mau di bilang penyanyi baik? Ck! Sombong
sekali..." Lalu matanya tertuju lagi pada jendela yang berada di dekat
bangkunya.
Tangan Suzy
masih terulur, menunggu jawaban Jiyeon. Tapi Jiyeon masih diam, tidak
memperdulikan Suzy yang di depannya terus berdiri menunggu jawabannya.
Minah dan
Kai yang melihat mereka dari luar kelas, hanya menggeleng kepala karena sikap
keras kepala Jiyeon.
"Jiyeon
itu kenapa sih!" Kesal Minah.
Saat Minah
dan Kai yang tengah sibuk melihat Suzy dan Jiyeon dari luar kelas. Dan Suzy
tengah sibuk meminta Jiyeon untuk menjadi temannya. Tiba-tiba saja manager dari
C-ute Entertainment masuk ke dalam kelas, Minah dan Kai pun terkejut. Manager
itu berjalan menghampiri Suzy dan
Jiyeon.
"Suzy?
Ayo!" Ucap sang manager.
Setiap
sepulang sekolah sang manager memang selalu menjemput Suzy, karena Suzy harus
latihan untuk mini konser pertamanya di jepang.
Sebelum
Suzy pergi meninggalkan kelas, Jiyeon
tiba-tiba menahan
lengannya. "Maaf," kata itu
yang terlontar dari
bibirnya.
Suzy
tersenyum, "Ne," jawabnya singkat.
Jiyeon
merasa nyaman melihat Suzy tersenyum tulus padanya.
"Kau...
Temannya Suzy?" Tanya manager Suzy itu pada Jiyeon.
Jiyeon
mengangguk, lalu membungkukkan badannya ke manager itu.
Manager itu
memperhatikan Jiyeon, "Aku managernya Suzy," ucapnya seraya
memperkenalkan diri. Jiyeon pun tersentak kaget. "Aku manager dari C-ute
Entertainment. Apa kau mau bergabung dengan kami?" Ucapnya tiba-tiba.
Jiyeon
tidak bisa berkata-kata. Ia sangat terkejut mendengarkan tawaran manager Suzy.
Suzy yang mendengarnya juga terkejut, tapi kemudia ia tersenyum.
"Kau
bisa debut dan bernyanyi dengan Suzy, kalian jadi berdua..." Ucap manager
itu antusias, "Bagaimana? Aku harap kau mau menerima tawaran ku. Ini kartu
perusahaan kami," pria itu memberikan sebuah kartu pada Jiyeon yang
tertuliskan nama label terkenal asal jepang, C-ute Entertainment.
Jiyeon
merasa senang. Ia tidak menyangka kalau pihak C-ute menawarinya sebagai anak
didiknya. Biarpun ia akan bernyanyi berdua dengan Suzy yang sudah debut sebagai penyanyi
solo. Tapi Jiyeon tidak
merasa keberatan, karena ia sudah tidak membenci Suzy lagi.
Jiyeon
menerima kartu itu, lalu melihat ke arah Suzy. Di lihatnya, gadis itu tengah
tersenyum kepadanya. Jiyeon pun membalas senyumnya.
“Baiklah, kami pergi dulu
nona Jiyeon,” ucap manager Suzy. Suzy dan managernya pun
akhirnya pergi.
"Terima kasih," teriak
Jiyeon sambil membungkukkan badannya ke
arah Suzy dan manager yang sudah pergi.
Jiyeon merasa sangat
senang, ia sampai mencium kartu yang di berikan oleh menejer Suzy sambil
meloncat-loncat kecil kegirangan. Minah dan Kai yang masih berdiri di sana pun
hanya bisa diam mematung. Mereka tidak bisa berbicara apapun. Sampai Suzy dan managernya melewai mereka, mereka berdua tetap menatap
lurus ke Jiyeon tidak percaya.
***
"Ayo,
kalian siap-siap. Nanti giliran kalian," teriak sang manager pada Suzy dan
Jiyeon. Ya, mereka berdua sudah menjadi duo. Jiyeon telah menerima
tawaran manager Suzy, dan pihak C-ute Entertainment menerima Jiyeon sebagai
anak didiknya. Dan kini mereka tengah bersiap-siap untuk penampilan pertama
mereka di sebuah stasiun televisi di
jepang. Ini adalah
debut pertama Jiyeon sebagai penyanyi setelah trainee beberapa bulan. Ia sangat gugup. Suzy yang sudah pernah debut sebagai penyanyi solo itu
pun juga merasa sangat gugup,
karena hari ini ia akan membawakan single jepang pertamanya bersama Jiyeon. Lagu awal ia debut ia nyanyikan sendiri, tapi
kali ini ia nyanyikan bersama Jiyeon.
.
"Anata wa yoi jikko suru mae ni. (perform
mu tadi bagus)," ucap seorang MC acara stasiun televisi tersebut.
"Domo arigato gozaimashita (terima kasih
banyak)," jawab Suzy dan Jiyeon bersamaan.
Penampilan
mereka di acara stasiun televisi itu berlangsung sukses. Dan sekarang mereka
berada di luar studio, untuk menunggu kedatangan manager mereka.
"Kono tame no anata no yume wa nandesuka
(apa ini impian mu selama ini?)" Tanya MC itu tiba-tiba.
Jiyeon yang
belum mengerti betul bahasa jepang itu hanya terdiam. Suzy yang mendengar pertanyaan
MC itu, lantas tersenyum penuh arti. Lalu menjawabnya dengan santai, "Hai, koreha watashinoyumedesu. Watashi wa
itsumo yume ni shitai, kashu ni naritai (ya, ini adalah impian saya. Saya
selalu bermimpi, ingin menjadi seorang penyanyi),"
MC itu pun mengangguk
mengerti. Tak lama manager Suzy dan Jiyeon datang dengan tergesa-gesa. Dan
mereka akhirnya pergi meninggalkan studio itu menuju dorm tempat mereka
tinggal.
Selama
perjalanan menuju dorm, Suzy memperhatikan lampu-lampu jalanan yang berkilauan dari
balik kaca jendela mobil. Suasana malam hari di kota Tokyo, jepang itu sangat
ramai. Bayangan akan masa lalunya tiba-tiba saja terlintas di benak pikirannya,
masa-masa dimana ia di siksa oleh seniornya dan dijahili oleh teman-temannya
tapi kini ia sudah menjadi seseorang yang ia impikan. Mimpinya sebagai penyanyi
akhirnya terwujud...
-THE END-
Selesai!!!
:D bagus gak? Aduh~ Jelek ya? :( maaf ya kalo kependekan atau ada typo'nya... tapi terima
kasih sudah membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar