Title : My
Beautiful Police
Author : Anita /
@Anita_Febriany
Genre : Romance,
Action
Rate : PG
Cast :
Super Junior’s HeeChul,
Girls Generation’s YoonA,
EXO’s Kai & Chen,
Miss A’s Suzy & Jia,
Lenght : Oneshot
(30874 words)
Note : Ini FF
pertama saya bergenre action. Tapi mungkin di sini action’nya hanya sedikit.
Lebih ke romance. Jujur, ini saya nyoba-nyoba kisah romance antara kedua polish. Saya pernah nonton drama korea yang
bercerita tentang polisi, tapi buat FF’nya bagi saya sangat sulit. Jadi habis
baca, tolong kasih kritik & saran kalian ya pada saya. Dan maaf kalau ada
salah-salah kata, dan kesalahan penulisan.
----HAPPY
READING----
-Author POV-
“Kau beli lagi?”
“Tidak, ini aku bawa dari rumah.”
“Yaa~ Kim Jongin...”
“Nama ku Kai!”
“Ya, terserah... Kau tidak boleh membawa benda itu ke sini! Kalau
bos tau, dia pasti akan menyitanya!”
“Yaa~ Kim Jongdae... ”
“Nama ku Chen,”
“Terserah... Yang jelas bos tidak akan tau, aku kan punya tempat
persembunyian,” ucap pria yang bernama Kai itu sambil menunjuk ke dalam bajunya
sendiri. “Dan, ini majalah edisi terbatas! Oh, ada bonusnya? Ini,” lalu ia
meletakan benda itu ke atas meja, lebih tepatnya meletakkannya di hadapan Chen.
“Ini... untukku?” tanya Chen dengan mata yang berbinar-binar.
“Iya, aku tidak butuh mainan itu,” ucap Kai, lalu ia kembali
melihat-lihat majalahnya, “Aigoo~ Mayuyu imut dan seksi sekali,” gumamnya. Chen yang sibuk mengelus-elus dengan
penuh rasa sayang benda yang di berikan Kai yaitu mainan bebek-bebekan, tidak memperdulikan
Kai yang terus menerus melihat isi majalahnya tanpa berkedip sedikit pun. Ya, Kai kini sedang fokus melihat-lihat majalah yang ia katakan itu edisi terbatas. Majalah AKB48 yang isinya photobook para member AKB48 mengenakan bikini!
“Kai! Chen! cepat ke ruangan saya!” teriak sang bos dari dalam
ruangnya, sontak Kai menyembunyikan majalahnya dengan buru-buru di balik baju
seragam kepolisiannya dan Chen meletakkan mainan baru kesayangannya di dalam
laci meja kerjanya. Lalu mereka berdua bangkit, dan bergegas ke ruangan bos
mereka.
-HeeChul POV-
“Kai! Chen! cepat ke ruangan saya!” teriakku dari dalam ruang
kerja ku, “Mereka lelet sekali!” gerutuku.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan ku,
“Masuk!”
Mereka berdua akhirnya masuk ke ruangan ku, sebelum aku menyuruh
mereka untuk duduk. Aku memperhatikan wajah mereka satu persatu.
“A-ada apa bos memanggil kami?” ucap Kai terbata-bata dengan muka
yang pucat.
“Apa kau sakit?” tanya ku.
“A-aniyo,” jawabnya gugup.
Sepertinya ada sesuatu yang ia sembunyikan. Aku mulai curiga
padanya. Sebenarnya ada beberapa peraturan yang aku tetapkan di sini, khusus
untuk Kai ‘Dilarang membawa majalah
dewasa ketempat kerja’. Karena ia sering sekali membawa benda tidak berguna
itu ke tempat kerja. Tapi ya sudah lah, aku harus menyampaikan hal yang
terpenting sekarang!
“Kalian berdua, tolong datang ke tempat ini,” ucap ku sambil
meletakan kertas yang tertuliskan alamat tujuan ku menyuruh Kai dan Chen.
Mereka berdua berjalan menghampiriku, dan mengambil kertas yang
aku letakan di atas meja ku.
“Kalian berdua harus ke sana, dan laporkan pada ku perkembangan
yang terjadi di sana,”
“Siap bos!” ucap mereka kompakan.
“Tapi bos, memangnya terjadi apa di sana?” tanya Chen.
“Terjadi perampokan di rumah yang beralamat di kertas yang ku
berikan itu, dan kalian harus bisa merebut kasus itu. Jangan sampai
polwan-polwan itu bertindak duluan,” kataku mencoba menjelaskan pada Chen. Chen
hanya mengangguk tanda mengerti dengan ucapanku. Lalu mereka berdua bergegas
pergi ke tempat tujuan.
Aku bangkit, lalu berjalan menghampiri jendela. Ku lihat keadaan
di luar sana, memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang melewati kantorku.
Saat sedang melihat langit, tiba-tiba muncul bayangan wajah seseorang yang
pernah singgah di hatiku.
“YoonA, aku pasti bisa merebut kasus ini. Aku tidak akan kalah
dari mu,” gumamku sambil terus menatap langit. Tapi di langit itu terbayang
wajah YoonA yang sedang tersenyum lembut padaku. “Aisssh! Aku bisa gila!” aku
memukul kepalaku sendiri kesal, lalu menutup jendela dengan kasar.
-YoonA POV-
“Suzy? Jia? Bersiap lah, kita ada job baru,” ucapku sambil
berjalan menghampiri mereka berdua. Mereka berdua sontak bangkit lalu menundukkan kepala kepadaku, memberi hormat.
“Apa ada kasus yang harus kita selesaikan?” tanya Jia.
“Sebenarnya, keluarga Lee yang rumahnya habis kerampokan belum
menetapkan kasus ini pada kantor polisi mana pun, tapi kita harus bergerak
cepat. Jangan sampe kasus ini di ambil kepolisian yang di pimpin HeeChul itu,” jawabku.
Kali ini Suzy angkat bicara, “Tapi sebelumnya, kita kan sudah
mengambil alih suatu kasus tabrak lari. Apa tidak apa-apa kali ini kita merebut
kembali? Kalau mereka membenci kita bagaimana? Kita kan sama-sama polisi,
bukannya harus berkerja sama?”
Pertanyaan Suzy membuatku bisu seribu kata. Apa aku egois? Ah, tidak. Ini dunia politik.
Biarpun sesama polisi harus ada rasa persaingan. Aku begini kan untuk
mengangkat nama baik para polisi wanita agar tidak di anggap remeh oleh polisi laki-laki.
Tapi saat tainee menjadi polisi, aku sempat dekat dengan HeeChul. Tapi ia
sering meremehkan para polisi wanita, menurutnya wanita tidak pantas bertugas
menyelesaikan kasus sampai ke tempat kejadian. Jadi aku akan menunjukan kalau
polisi wanita itu bisa menangani berbagai macam kasus!
“Sudah lah, sekarang kita bersiap-siap,” perintahku, “Oh iya, Jia.
Kau panaskan mobil dulu,” lanjutku, lalu aku pergi meninggalkan mereka menuju
ruang kerja ku.
“Aku panasin mobil dulu,” pamit Jia pada Suzy. Suzy mengangguk
lalu mempersiapkan perlengkapan seperti biasanya saat akan bertugas.
-Author POV-
Sesampainya di tujuan, YoonA berdecak kesal. Ia melihat ada mobil
kepolisian yang terparkir di depan rumah keluarga Lee. “Ck! Ternyata mereka
sudah datang duluan!”
“Apa atasan mereka ikut datang?” tanya Suzy pada YoonA.
“Tidak, HeeChul tidak pernah datang kalau sekedar menanyakan perkembangan korban. Pasti
hanya petugas yang di perintahkan HeeChul yang datang,” jawab YoonA sambil terus menatap mobil kepolisian yang ada di
depan mobil mereka dengan kesal.
“Ayo, kita keluar. Dan lihat keadaan di dalam,” ajak Jia.
Saat Jia akan membuka pintu mobil YoonA menahannya,“Tunggu mereka keluar saja, tidak sopan kalau
kita langsung masuk. Kalau mereka sudah keluar, baru kita tanyakan pada
keluarga Lee, kasus perampokannya sudah di serahkan pada kepolisian yang di
pimpin HeeChul itu atau belum,” jelas YoonA panjang lebar.
Suzy menghela napas panjang, “Jadi kita harus menunggu?” keluhnya.
YoonA melirik Suzy sekilas, lalu matanya tertuju lagi pada pintu
gerbang rumah keluarga Lee. Menunggu
seseorang yang akan keluar dari rumah keluarga Lee.
.
Setengah jam telah berlalu, akhirnya polisi yang berada di rumah
keluarga Lee itu pun keluar.
“Itu Kai!” ucap Suzy sambil menunjuk pria yang baru saja keluar.
Kai dan Chen yang baru saja keluar dari rumah keluarga Lee, dan mereka langsung masuk ke dalam mobil. Mereka tidak menyadari adanya mobil kepolisian lain di
dekatnya. Saat mobil Kai dan Chen benar-benar sudah pergi, YoonA
mengajak anak buahnya ikut masuk ke rumah keluarga Lee.
Saat mereka masuk, keluarga Lee menyambut kedatangan YoonA dan rekannya sangat ramah. Dan mereka pun di persilahkan
duduk di ruang tamu. Keluarga Lee sempat bingung atas kedatangan tiga polisi
wanita ke rumahnya, “Maaf, ada apa ya?” tanya istri dari keluarga Lee tersebut.
“Begini bu, apa... kasus perampokan di rumah ini, sudah ada polisi
yang menanganinya?” tanya YoonA hati-hati.
Wanita itu pun mengangguk, “Tadi dua orang pria dari kepolisian
Seoul datang, dia mau membantu keluarga kami. Memangnya kenapa?” tanya wanita itu.
“Ah, tidak apa-apa. Kami hanya khawatir kalau masalah keluarga
ibu, belum ada polisis yang menanganinya,” ucap YoonA mencoba ramah.
Setelah mengobrol beberapa saat dengan istri keluarga Lee,
akhirnya YoonA dan rekannya (Suzy dan Jia) pulang dengan tangan kosong. Karena
kasusnya sudah di ambil alih duluan
oleh HeeChul dan rekannya.
-HeeChul POV-
Lama aku menunggu, akhirnya kedua makhluk itu pun tiba di kantor.
Wajah mereka terlihat senang, sepertinya kasus perampokan ini di tangani oleh
pihak ku.
“Bagaimana?” tanya ku.
“Kita di perbolehkan oleh keluarga Lee untuk menangani perampokan
yang terjadi di rumahnya,” ucap Chen senang.
Benar kan! Sudah ku duga... Aku jadi ikutan senang mendengarnya.
“Terus kapan kita mulai?” tanya Kai padaku.
“Segera mungkin, kita harus selidiki apa motif si perampok
terlebih dahulu,”
Kai dan Chen hanya mengangguk.
Lalu aku membuatkan mereka berdua kopi, sebagai hadiah karena
mereka berdua sudah berusaha mendatangkan keluarga Lee, dan menerima kasus ini.
.
Malam ini kami semua lembur, aku mempersiapkan data-data untuk
kasus ini. Mengetik semua pertanyaan dan jawaban dari saksi tadi siang yang di
lakukan oleh Chen. Hampir semua jawaban yang di lontarkan para saksi, saat Chen menanyakannya sama. Dan bisa di simpulkan, perampok melakukannya karena motif dendam.
“Bos, bos, ada telepon untuk bos,” teriak Kai sambil
mengetuk-ngetuk pintuku dari luar.
Aku menghentikan kegiatan ngetikku, “Telepon dari siapa?”
“Dari kepolisian wanita, pemimpinnya ingin berbicara dengan mu,”
teriak Kai lagi.
Aku pun bangkit, lalu membuka pintu itu.
“Ini teleponnya bos,” ucap Kai sambil menyerahkan telepon itu pada
ku. Sebelum aku menerima teleponnya, aku melihat kabel telepon yang terulur
panjang. Kai hanya nyengir, ia tau kalau aku pasti merasa heran. Tapi aku tidak
memperdulikannya, lalu aku terima telepon itu.
“Yeoboseyo?”
“Selamat
kau dapatkan kasus ini,” terdengar
suara yang aku kenal di sebrang sana.
“YoonA?”
“Aku
sedikit merasa kesal pas tau kau dapat kasus ini, tapi tak apa... Tuhan itu
adil, minggu lalu aku menerima kasus, sekarang kau. Semoga klien mu tidak
kecewa atas kerja mu,” ucapnya. Lalu ia memutuskan telepon begitu
saja dengan sepihak.
Mendengar ucapannya membuatku kesal. Ia sedang menyindir ku? Tapi
aku akan buktikan padanya. "Tak ku
sangka gadis jutek seperti dia, dulu aku pernah menyukainya..." gerutuku dalam hati.
“Ini, kembalikan ketempatnya semula,” ucapku ketus sambil
menyerahkan telepon itu pada Kai. Lalu aku kembali masuk ke ruanganku, dan
melanjutkan mengetik.
***
Tiba rumah biasanya aku tidur, kali ini tidak. Aku tidak bisa
tidur, ku lirik jam di dinding kamar ku yang menunjukan sudah jam dua pagi.
Karena lembur, aku pulang ke rumah pagi. Tau tidak bisa tidur seperti ini, aku
menginap saja di kantor! Entah
kenapa, suara YoonA terngiang di telingaku.
Aku guling-gulingan di
kasur karena kesal, "Aisssh! Benar-benar..."
Dddrrrttt dddrrrttt
Tiba-tiba saja ponsel ku bergetar. Aku langsung saja meraihnya, dan membaca isi pesan yang
masuk. Ternyata pesan dari Kai.
“Bos, ada
yang melempar batu ke ruangan bos. Sepertinya ada teroris!!!” isi pesan
Kai.
Sontak aku bangkit dari tempat tidur ku, lalu bergegas kembali ke
kantor ku.
Setibanya di sana...
“Siapa yang melakukan ini?!” bentakku. Aku terkejut melihat kaca
jendela ku pecah, dan serpihan kaca itu berhamburan kemana-mana. Membuat
ruanganku berantakan seperti kapal pecah.
“Kami tidak tau bos. Saat sedang mengcopy data, tiba-tiba kami
mendengar ada suara keras. Ternyata dari ruangan bapak. Dan suara itu adalah
hantaman batu besar tepat mengenai kaca jendela ruangan bapak,” jelas Chen.
Aku langsung mengintip keadaan di luar, tapi tak menemukan sosok
seorang pun di luar sana. Tapi nama YoonA langsung terlintas di pikiran ku. Apa
gadis itu yang melakukannya?
Aku ambil bongkahan batu besar yang di gunakan si pelaku untuk
menghancurkan kaca jendelaku, namun tidak ada pesan ancaman atau sebagainya di
batu itu.
“Cepat panggil orang yang bisa memperbaki jendelaku,” perintahku pada Kai dan
Chen.
“Siap!” ucap mereka bersamaan.
.
Sebelum aku masuk ke dalam kantornya, aku melihat-lihat keadaan
sekitar. Aman. Lalu aku masuk tanpa mengetuk pintu. Saat aku menerobos masuk,
para polisi wanita berusaha mencegat ku. Tapi aku langsung menepis mereka
semua.
Tepat aku sudah berdiri di depan ruangan atasan mereka, aku
membuka pintu itu dengan kasar.
“Apa maumu, hah?” bentakku saat sudah masuk ke dalam ruangan, ia
yang sedang menulis sesuatu seketika menghentikan kegiatannya dan menatapku
dengan ekspresi bingung.
“Aku tidak suka cara licik mu itu! Cihh, kampungan sekali. Kau
ingin aku terluka lalu mengambil alih kasus ini?” cerocosku.
“Apa maksudmu?” tanya YoonA bingung.
Apa ia sedang berakting? Aku kesal karena ia terlihat tidak
bersalah di hadapan ku.
“Kalau kau ingin kasus ini, kita bisa saling kerja sama. Sesama
polisi tidak boleh saling mencelakakan! Kau akan masuk penjara atas perbuatan
mu yang mencoba membunuh seseorang dengan cara melemparkan batu,”
YoonA masih terlihat bingung. Sedangkan aku sudah mulai capek
karena terus berbicara dengan nada meninggi. Aku menghela napas berat, berusaha
menahan amarah ku yang meledak-ledak. Dan menunggu penjelasan dari YoonA.
“Maaf, HeeChul. Aku baru tiba di kantor ini jam tujuh pagi tadi,
dan aku tidak mengerti maksud ucapanmu. Batu? Batu apa? Aku benar-benar tidak
mengerti,”
“Jadi... bukan kau pelakunya?”
“Apa?” tanya YoonA terkejut.
Sepertinya aku salah paham. Aku jadi tidak enak hati padanya.
Sudah tidak sopan menerobos masuk ke ruangannya, aku juga
menuduhnya!
Dddrrrttt Dddrrrttt
Tiba-tiba ponselku bergetar. Aku pun merogoh saku celana ku untuk
mengambil ponsel.
“Kai?” ternyata dari Kai. Aku senang Kai mengirimku pesan, jadi
aku bisa keluar dari ruangan dan kantor YoonA begitu saja tanpa memperdulikan
semua karyawannya menatapku dengan tatapan benci.
Aku sekarang sudah berada di luar kantor YoonA, lega rasanya. Lalu
aku menelpon Kai, “Kai? Ada apa mengirimku pesan?” tanyaku, sesaat setelah
terdengar suara Kai mengangkat telepon ku dari sebrang sana.
“Yang melempar batu itu, si perampok yang merampok rumah keluarga
Lee,”
“Mwo?” aku terkejut mendengar ucapan Kai. Ingin rasanya aku
membunuh perampok itu! Apa maksudnya ia melempar batu itu ke ruanganku? Aku
mematikan ponsel ku. Baru saja aku ingin melangkah masuk ke dalam mobilku,
YoonA tiba-tiba saja memanggilku.
“HeeChul, tunggu!” panggilnya, lalu ia berlari kecil menghampiriku.
“Wae?”
“Apa penawaranmu masih berlaku?”
“Penawaran tentang apa?”
“Tadi kau bilang ‘Kalau kau ingin kasus ini, kita bisa saling
kerja sama’. Apa itu masih berlaku? Kita lakukan bersama-sama dan menangkap
perampok itu,” ucap YoonA antusias.
“Aku sudah lupa kata-kata ku itu,” ucapku santai, lalu aku masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil ku dengan
kencang menuju kantorku.
.
"Kau tau dari
mana soal ini Kai?" tanya ku pada Kai, setibanya di kantor ku.
"Baru saja ada
saksi mata yang melihatnya, katanya ada seorang pria melempar batu ke arah
ruangan bos. Dan saya rasa itu si perampok..."
Aku menendang kaki
kursi yang ada di sebelahku. Aku kesal. Perampok itu sangat menyusahkan!
"Apa kita minta
bantuan polisi wanita di Seoul aja bos?" tanya Kai.
"MWO?!" aku
tersentak kaget, "Kita tidak butuh bantuan polisi wanita itu! Tambah
membuat susah saja nanti!"
"Buat susah
bagaimana bos? Aku dengar, polisi-polisi wanita itu kerjanya malah bagus
bos..."
"Kai! Lebih baik
kau kembali ke tempat mu!"
Kai mengkerutkan
kening, "Bos? Ini ruangan ku..."
-YoonA POV-
"Benar-benar pria
yang menyebalkan!!! 'Aku sudah lupa kata-kata ku itu' ?! Aisssh~" aku mengacak-acak rambutku kesal.
Dddrrrttt Dddrrrttt
Tiba-tiba ponsel ku
bergetar.
"Yeoboseyo?"
"..."
"Cihh, kau bilang
sudah lupa! Dan sekarang kau mengajakku kerja sama?"
"..."
"Baiklah, aku ke
sana sekarang,"
Aku mematikan
panggilan di ponsel ku, lalu bergegas pergi ke kantor HeeChul.
"Mau kemana?"
tanya Suzy.
"Aku pergi
sebentar, ada urusan," lalu aku mengambil kunci mobil yang ada di atas
meja kerja Suzy.
Saat tiba di parkiran
mobil, aku berpapasan dengan Jia. Dan ia menanyakan hal yang sama seperti Suzy,
aku pun membalas dengan jawaban yang sama pula. Saat Jia sudah pergi, aku langsung
masuk ke mobilku. Mobil ku pun melaju
dengan kencang menuju kantor HeeChul.
.
"Apa? Kau ingin
mengatakan apa?" tanya ku sesaat tiba di dalam ruangannya.
"Duduk lah,"
ia mempersilahkan aku untuk duduk. Aku pun duduk.
"Cepat... Kau
ingin mengatakan apa?" tanya ku tak sabaran.
"Perampok ini
sangat menyusahkan, jadi aku butuh bantuan mu," ucapnya.
Aku tersenyum penuh
kemenangan, "Jadi kau tidak meremehkan kemampuan polisi wanita kan?"
goda ku.
"Ya ya ya,
terserah kau saja. Yang jelas aku butuh bantuan mu dan kedua rekan mu. Aku akan
menggerakan dua rekan ku juga. Enam orang sudah cukup menangkap perampok
itu,"
Aku mengangguk setuju,
"Lalu, data apa yang sudah kau peroleh?" tanyaku.
"Ini," ia
menyerahkan tumpukan kertas yang sudah di tata rapi.
Aku pun menerima
kertas-kertas itu.
"Kau baca dulu.
Di situ semua tentang perampok itu sudah ku ketik dengan rapi. Dan rekan ku
yang lainnya sedang menyamar, dan mengikuti jejak si perampok. Dia akan menghubungi
ku lagi nanti tentang perkembangan lebih lanjut,"
"Baik, akan ku
baca," ucapku sambil menganggukan kepala sekali.
Setelah berjabat
tangan tanda setuju atas kerja samanya, aku pun bangkit dan pergi meninggalkan
kantor HeeChul.
-Author POV-
Tiga hari telah
berlalu, namun rekan HeeChul tak kunjung memberi kabar keberadaan perampok itu.
Kini hari-hari HeeChul dan YoonA di sibukan mencari informasi dari para saksi
dan korban. Tapi YoonA bersama rekan polisi wanita lainnya, Suzy dan Jia terus
mengawasi daerah rumah keluarga Lee. Sedangkan HeeChul dengan kedua rekannya,
Kai dan Chen mendatangi tempat-tempat tongkrongan perampok itu.
"Apa kau
menemukan sesuatu?" isi pesan YoonA ke HeeChul.
"Belum,"
balas HeeChul.
"Kapan kau
kembali ke Seoul?"
"Besok," Pesan
singkat itu pun berakhir. HeeChul memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.
"Bos, lihat
ini!" Kai tersentak melihat kertas robekan yang ia temukan di tempat
sampah.
"Kau jorok
Kai," celetuk Chen.
Tapi Kai tidak
memperdulikan Chen, dan langsung menghampiri bosnya. Yang tak lain adalah
HeeChul.
"Bos, lihat
ini...!" Kai menyerahkan kertas itu pada HeeChul. HeeChul terdiam sesaat,
"Cepat... Di sini tertulis sebuah alamat. Dan kertas ini di buang di
tempat sampah. Mungkin kan kalau ini petunjuk?" ucap Kai yakin. Akhirnya
HeeChul menerima kertas itu, dan melihat alamat yang tertulis di kertas. Karena
kertas itu robek, HeeChul sedikit kesulitan membacanya. Tapi akhirnya HeeChul
tau alamat itu terletak dimana. Mereka langsung bergegas pergi ke alamat yang tertulis,
dan meninggalkan tempat tongkrongan terakhir si perampok.
"YoonA, mungkin
besok aku belum kembali," gumam HeeChul.
Sesampainya di alamat
yang tertulis, Kai dan Chen langsung mengetuk pintu rumah yang terlihat tua
itu.
Tok! Tok! Tok!
Berkali-kali Kai dan
Chen mengetuk, tapi tak ada jawaban dari dalam.
"Permisi, kami
dari kepolisian Seoul. Tolong buka pintunya, kalau tidak akan kami
dobrak," teriak Kai dengan nada mengancam. Tapi tetap tak ada jawaban.
Karena HeeChul sudah
tidak sabar, ia pun mendobrak pintu itu. Mereka masuk, dan ternyata tidak ada
orang di dalam. Keadaan di dalam rumah itu seperti sudah lama di tinggal
pemiliknya. Banyak debu dan sarang laba-laba dimana-mana.
Mereka akhirnya
menyerah, dan memutuskan kembali ke Seoul malam ini juga.
***
"Kita berhenti di
sini dulu," ucap HeeChul sambil mengemudikan mobilnya ketepian jalan untuk
berhenti sejenak.
"Ada apa?"
tanya Kai bingung.
"Aku mengantuk,
kau tidak ingin kan kita mati tertabrak karena aku mengantuk?"
"Baiklah,"
ucap Kai. Lalu pria itu melihat kebelakang mobil, di sana ada Chen yang sudah
tertidur lelap sambil mengemut mainan bebek-bebekan yang di berikan Kai.
Baru akan memejamkan
mata, ponsel HeeChul bergetar.
"Aisssh!"
desis HeeChul kesal, "Yeoboseyo?" ucap HeeChul mengangkat telepon
dari ponselnya.
"Bos, aku menemukan tempat perampok itu bersembunyi," ucap seseorang dari sebrang sana yang tak lain adalah
rekan kerja suruhan HeeChul untuk mencari tau keberadaan perampok itu.
"Benarkah?"
"Ne, nanti saya kirim alamatnya lewat E-Mail,"
"Hm!"
HeeChul pun memutuskan telepon, lalu cepat-cepat membuka emailnya.
"Kai, kau belum
ingin tidur kan?" tanya HeeChul pada Kai.
"Belum,
wae?"
"Kau yang
mengemudi!"
"Aku?"
tanyanya sambil menunjuk ke dirinya sendiri.
"Iya, kau!"
Mereka akhirnya berdua
pindah tempat duduk. Dan Kai langsung menjalankan mobil, sambil di pandu
HeeChul karena sudah mendapakan alamat tempat perampok berada.
.
Dooor! Dooor! Dooor!
Kai melepaskan tiga
tembakan ke langit untuk mempringatkan perampok agar tidak lari. Namun perampok
itu terus berlari.
"Yakk!! Jangan
lari!!" teriak Chen mengejar perampok itu.
Kini HeeChul, Kai dan
Chen berada di tempat perampok itu. Kai dan Chen pun jadi main kejar-kejaran
dengan perampok itu setibanya di tempat. Mereka beruntung, karena alamat yang
di kirimkan oleh rekan kerja pesuruh HeeChul itu benar. Dan saat mereka tiba,
perampok itu mengetahui kedatangan HeeChul dan rekan-rekannya (Kai dan Chen),
akhirnya kejar-kejaran pun terjadi. Tapi HeeChul tidak ikut mengejarnya,
HeeChul sibuk mencari sesuatu di ruangan itu.
"Ini yang
kucari," ucap HeeChul sambil mengangkut barang curian milik keluarga Lee,
"Aaarrrgghhhkkk," barang itu terjatuh di tangan HeeChul, HeeChul
berteriak kesakitan karena ia merasakan ada seseorang yang menjambak rambutnya.
"Apa yang sedang
kau lakukan di tempat ini?" tanya seseorang yang menjambak HeeChul itu.
Suara itu sangat tidak
asing di telinga HeeChul, ia pun membalikan badannya untuk melihat seseorang
itu, "YoonA?"
Gadis itu tersenyum,
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya gadis itu lagi.
"Seharusnya aku
yang bertanya!!!" teriak HeeChul kesal sambil memegangi kepalanya yang di
jambak oleh YoonA.
Ia tertawa kecil,
"Aku ke sini karena dapet email dari rekan mu," ucap YoonA santai,
lalu memungut benda yang di jatuhkan oleh HeeChul.
"Ini apa?"
"Ini milik
keluarga Lee," ucap HeeChul sambil merebut benda itu dari tangan YoonA.
"Oh..."
Dooor! Dooor! Dooor!
Tiba-tiba terdengar
suara tembakan dari luar.
"Aku harus
pergi!" YoonA langsung meninggalkan HeeChul begitu saja.
.
"Aarrgghhkk,"
"Suzy-ssi!"
Kai berlari
menghampiri Suzy, "Kenapa kau di sini!" ucap Kai kesal sambil
membantu Suzy berdiri karena kaki Suzy tak sengaja tertembak oleh Kai.
"Kau baik-baik saja?"
"Sakit..."
ringis gadis itu kesakitan
"Benar kata bos,
membuat susah saja!" gumam Kai.
"Mwo?"
"Gara-gara kau,
perampok itu kabur!"
"Kau..."
saat tangan Suzy siap memukul Kai, tiba-tiba terdengar suara memanggil mereka.
"Suzy? Kai?
Kalian baik-baik saja?"
"Aku baik, tapi
anak buah mu terluka," ucap Kai sambil menunjuk Suzy dengan bibirnya, yang
kini tengah di gendong.
"Siapa yang
menembak mu?" tanya YoonA pada Suzy cemas.
"Dia! Si hitam
dan si hidung pesek!" ucap Suzy sambil menunjuk tepat di hidung Kai.
"Aisssh! Gadis
ini..."
"Sudah, sudah,
sekarang perampoknya kemana?" tanya YoonA menghentikan perdebatan Kai dan
Suzy.
"Chen sedang
mengejarnya,"
"Jia juga,"
timpal Suzy.
"Baiklah, kalau
gitu kau antarkan Suzy masuk mobil ku," ucap YoonA pada Kai. Kini YoonA
mengarah ke Suzy, "Luka tembakmu tidak parah, jadi obatin sendiri. Ada
kotak obat di mobil," lalu YoonA bergegas mencari Chen dan Jia berada.
.
Dooor!
Suara tembakan dari
pistol Chen mengenai kaki perampok itu.
Chen pun menghampiri
perampok itu yang tengah terjatuh dan mencoba berdiri dengan susah payah. Chen
yang menghampiri perampok itu dengan hati-hati, tiba-tiba di kejutkan oleh
sebuah tangan menepuk pundaknya pelan.
"Omo!"
pekiknya, "Kau sedang apa?"
"Sssttt... Aku
mengikutimu sampai sini. Lihat, sepertinya dia sudah tidak bisa bergerak
lagi," bisik Jia.
Chen dan Jia akhirnya
melangkah menghampiri perampok itu bersama-sama dengan hati-hati.
"Kena kau!"
Chen langsung memorgol tangan perampok itu.
Perampok itu sempat
membrontak, membuat Chen kualahan. Tapi Jia punya jurus ampuh membuat perampok
itu diam, "Rasakan!" ucap Jia bangga. Chen yang melihatnya, langsung
tertawa.
"Kenapa? Itu
jurus ampuh ku,"
"Biasanya kalau
ingin membuat seseorang pingsan, menggunakan sapu tangan dengan obat bius dan
membungkam ke hidungnya. Tapi kau berbeda..."
Mereka pun tertawa
bersama sambil menyeret perampok yang pingsan akibat jurus Jia, jurus
membungkam dengan kaos kaki yang tidak di cuci bertahun-tahun.
***
Kini perampok itu
sudah di jembloskan ke penjara. Dan keluarga Lee mendapatkan barang miliknya
yang di rampok oleh perampok itu biarpun jumlahnya kurang, karena perampok itu
sudah menggunakannya.
Sebelum YoonA dan
HeeChul berpamitan pulang pada keluarga Lee, keluarga Lee berterima kasih atas
usaha dan kerja keras kepolisian untuk menangkap perampok itu. Yang ternyata perampok
itu adalah saudara dekat keluarga Lee.
YoonA dan HeeChul
akhirnya pergi, "Kita mau kemana?" tanya YoonA bingung, karena
HeeChul mengemudikan mobil bukan melewati jalur biasanya.
"Kita jalan-jalan
dulu,"
"Apa?"
Sesampainya, YoonA
terkejut melihat rumahnya di hiasi balon-balon ulang tahun layaknya anak TK
berulang tahun.
"Ini apa?"
YoonA berjalan
perlahan memasuki rumahnya, di ikuti oleh HeeChul yang berjalan di belakangnya.
"KEJUTAN!!!"
teriak Kai, Chen, Jia, Suzy dari dalam rumah YoonA bersamaan. YoonA yang
terkejut bercampur haru, meneteskan air mata bahagia. Suzy yang berjalan
pincang dengan perban di kakinya menghampiri YoonA, dan memeluk atasannya itu.
"Siapa yang
merencanakan ini semua?"
Mereka semua langsung
menatap HeeChul. HeeChul yang berdiri di belakang YoonA, dengan gaya
bercandanya langsung melirik kanan-kirinya. Semua yang di rumah YoonA itu pun
tertawa melihatnya termasuk YoonA!
"Kau tidak jadi
mengatakannya bos?" goda Kai.
HeeChul berpikir
sejenak, "Aku ingin mengatakan apa ya..." ucap HeeChul berpura-pura.
"Ayo lah
bos..." desak Chen.
"Baiklah,"
ucap HeeChul dengan tampang sok pasrah, lalu mengeluarkan kotak kecil berwarna
merah. "Will you marry me? My
beautiful police," HeeChul lalu melingkarkan cincin di jari manis YoonA.
YoonA tersipu malu,
tapi tidak pikir lama ia langsung menganggukan kepalanya sekali.
"HORE!!!"
mereka semua berteriak senang, termasuk HeeChul. Kisah cinta kedua polisi itu
pun di mulai...
----THE END----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar