Rabu, 18 September 2013

[My FF] My Robot X (Part 2 - END)


Title : My Robot X (Part 2 of 2)
Author : Anita / @Anita_Febriany || Genre : Romance || Rate : NC +21 *naik level* || Main Cast : SS501′s Kim Hyun Joong, KARA’s Park Gyuri, & Rainbow’s Kim Jae Kyung || Support Cast : A-JAX’s Kim Hyeongkon, & Puretty’s Yoo Hye In || Length : Twoshot || Inspiration : My dream in the night, & KissXsis (serial anime jepang)
Summary :
“Seharusnya aku tau, benda buatan seperti robot itu tidak akan hidup bertahan lama. Seperti mainan saja, jika rusak pasti sudah tak terpakai.
Tapi bagi ku, dia itu berbeda! Mungkin benar, aku sudah gila. Karena orang normal mana yang setiap malam bercinta dengan robot?!”


+++++Warning! Not for Child!+++++


[Author POV]

“Jae Kyung! Apa nanti malam Hyun Joong sudah bisa di pakai?”
“Bisa, nona Gyuri…” jawab Jae Kyung.
Gadis yang bernama Gyuri itu pun tersenyum senang. Lalu ia kembali memakan sarapan pagi yang dibuatkan oleh pembantunya itu, Kim Jae Kyung. Kim Jae Kyung adalah gadis yang di angkat Gyuri sebagai pembantu di rumahnya semenjak orang tua Gyuri meninggal dunia.
Pagi ini Gyuri sarapan pagi dengan penuh semangat. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu Kim Hyun Joong, robot pria yang di ciptakan oleh Jae Kyung untuknya.
“Apa aku bisa bertemu dengannya sekarang?” tanya Gyuri tidak sabaran.
“Bisa…”
Gyuri pun bangkit dari tempat duduknya, dan berlari ke ruangan Jae Kyung. Ruangan tempat Jae Kyung membuat robot untuknya.
Sesampainya di sana, Gyuri melihat sosok pria tengah berdiri tanpa menggunakan pakaian sedang melihat-lihat sekitarnya dengan penuh rasa kebingungan.
“Hyun Joong!” panggil Gyuri. Lalu gadis itu berlari menghampiri robot pria itu, dan memeluknya.
Raut wajah Kim Hyun Joong bertambah bingung karena tiba-tiba ada seorang gadis yang berlari menghampirinya dan langsung memeluk tubuhnya.
“Siapa kau?”
Mendengar Hyun Joong berbicara padanya, Gyuri pun meloncat senang dan dengan spontan ia mengecup bibir Hyun Joong sekilas. Sedangkan Hyun Joong hanya mengkedipkan kedua matanya menerima ciuman dari gadis itu.

[Gyuri POV]

“Siapa kau?”
Baru saja aku mendengarnya dia berbicara pada ku. Senang, senang sekali. Sampai-sampai aku mengecup bibirnya sekilas, saking senangnya. Aku juga meloncat-loncat kecil kegirangan, tapi pria itu menunjukkan ekspresi terkejut yang sangat lucu saat aku mengecup bibirnya.
“Aku senang sekali kau bisa bicara…” kataku sambing mengayun-ayunkan lengan Hyun Joong dengan manja.
“Siapa kau?” tanyanya lagi.
“Aku pacar mu, nama ku Park Gyuri. Dan kamu pacar ku, nama mu Kim Hyun Joong,”
Dia terlihat bingung. Tapi aku tertawa kecil melihat ekspresi wajahnya.
Aku benar-benar tidak tau, bagaimana bisa Jae Kyung itu membuat robot yang ada di hadapan ku sekarang bisa hidup seperti ini. Hyun Joong benar-benar seperti manusia, lebih tepatnya pria normal lainnya.
“Aku sangat senang kau bisa hidup Hyun Joong,” ucap ku lirih. Aku lalu mencium bibirnya, beberapa saat dia hanya diam menerima ciuman ku. Namun tak lama dia bisa membalasnya. Deg! Deg! Deg! Jantung ku berdetak kencang. Aku pun melumat bibirnya, dan dia membalasnya. Aku benar-benar sangat bahagia.
“Mmmmhhh…” kami terus berciuman dan melumat bibir satu sama lain.
Aku memegang dagu Hyun Joong, ingin membuka sedikit mulutnya. Seakan dia mengerti, dia lantas membuka mulutnya sedikit untukku. Tak menunggu lama, lidah ku akhirnya masuk dan menjelajah tiap rongga mulut Hyun Joong.
“Hhh…” ujung lidah ku terus menjilati ujung lidah Hyun Joong. Saliva Hyun Joong terasa begitu dinging di lidah ku.
“Ahhh…” aku melepas tautan lidah kami. Untuk beberapa saat, kami saling menatap. Saliva kami yang bercampur dan menetes di sudut bibirku, cepat-cepat aku langsung menghapusnya.
Sambil mengatur napas ku yang mulai tidak beraturan karena berciuman tadi, aku terus menatap Hyun Joong. Pria itu terlihat biasa saja habis berciuman dengan ku. Bahkan dadanya tidak bergerak, dia bagaikan tidak bernapas!
.
Aku memilin ujung gaun tidur ku sambil menunggu ke datangan Jae Kyung dengan perasaan was-was. Aku telah memerintahkan gadis itu untuk membawa Hyun Joong ke dalam kamar ku.
Malam ini aku ingin melakukannya dengan Hyun Joong. Karena tadi pagi saat aku mencium bibirnya, pria itu bisa membalasnya. Jika malam ini, aku ingin melakukannya. Dan dia pasti bisa merespon ku!
Tok! Tok! Tok!
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari balik pintu kamar ku, sontak aku berlari kecil menghampiri pintu ku lalu membukannya. Terlihat Jae Kyung bersama Hyun Joong di sana.
“Ayo masuk,” aku menarik tangan Hyun Joong untuk masuk, dan menutup kembali pintu kamar ku. Jae Kyung yang tadinya akan ikut masuk itu, hanya bisa tersentak kaget karena aku langsung menutup pintunya. Tidak membiarkan dia masuk.
Aku menuntun tangan Hyun Joong menuju tempat tidur ku. Hanya ada aku dan Hyun Joong…
Dia terlihat kebingungan melihat seisi kamar ku, “Ada apa?” tanya ku pada Hyun Joong sambil menuntunnya untuk duduk di tepian tempat tidur ku.
“Aku dimana?” tanyanya sambil melihat-lihat seisi kamar ku, bingung. Dia seperti seseorang yang kehilangan ingatannya!
“Kamar ku, kau sekarang ada di kamar ku,” kataku mencoba menjelaskannya.
Dia hanya diam sambil terus melihat-lihat kamar ku. Aku pun terus memandangi Hyun Joong yang tengah sibuk melihat-lihat seisi kamar ku itu. Aku memandangi Hyun Joong dari atas sampai bawah. Dia terlihat sangat tampan malam ini. Benar-benar membuat suhu di dalam kamar ku menjadi panas!
Aku yang sudah tak sabar, dengan kasar mendorong tubuh Hyun Joong lalu menindihnya sampai decitan tempat tidur ku terdengar.
Aku lantas membuka baju dan celana yang dikenakan Hyun Joong. Dia tidak melawan sedikit pun. Dengan ekspresi polosnya, dia hanya melihatku yang sedang berusaha membuka pakaiannya satu persatu.
Saat Hyun Joong sudah naked, mata ku langsung tertuju pada penisnya. Aku meremas penisnya, dan membuatnya mendesah. Ini pertama kalinya aku mendengar suara pria mendesah. Mendengar desahannya, membuatku semakin ingin bermain dengannya.
Aku meremas, menarik, dan memainkan twinball miliknya. Sampai akhirnya cairan bening bercampur putih itu pun keluar dari ujung penisnya. Aku langsung menjilat, dan mengemut penisnya bagaikan pemen. Dia hanya mendesah, desahannya terdengar seksi di telinga ku.
Aku melepas lumatan ku di penis Hyun Joong, dan aku duduk di atas tempat tidur ku.
“Masukkan,” perintah ku pada Hyun Joong, lalu aku membuka paha ku lebar-lebar sampai vagina ku yang sudah basah terekspos.
Dia hanya diam melihat ku. Aku pun berdecak kesal, “Kau tidak mengerti?!” bentakku kesal.
Dia hanya diam, terlihat sangat tidak mengerti maksud ku. Dengan kesal, aku menarik dia keluar kamar ku. Aku menariknya menuju dapur.
Kami berjalan menghampiri dapur dalam keadaan naked. Sesampainya di sana, aku mengambil satu buah sayuran timun dari dalam lemari es.
“Anggap ini milik mu,” aku menunjukkan timun itu padanya, lalu aku naik ke atas meja makan dan membuka paha ku lebar-lebar. Membuat vagina ku terekspos lagi.
“Dan kau masukkan milik mu ke sini,” kata ku, sambil mencoba memasukkan timun itu ke dalam lubang vagina ku.
“Aahhh…” aku mendesah pelan, dan timun itu pun akhirnya tertancap di sana. Hyun Joong yang ada di depan ku, begitu serius memperhatikanku.
“Kalo sudah tertancap, mulai gerakkhannn… hhh,” aku memaju-mundurkan timun itu masuk ke dalam lubang vagina ku sambil menahan desahan ku.
“Sshhh… Ahhh…” aku mulai mendesah lagi sambil terus memasuk-keluarkan timun itu.
Aku yang sudah kehilangan akal sehat, terus menusukan timun itu sampai membuatku berorgasme. Hyun Joong yang melihat ku terus menusukkan timun itu ke dalam lubang vagina ku sendiri sambil mendesah erotis, membuatnya ingin mencoba menusuk timun itu.
Dia menyingkirkan tangan ku dari timun itu, lalu dia menusuk-nusukkannya dengan cepat ke dalam lubang vagina ku. Aku mendongakkan kepala sambil terus mendesah, menikmati tusukan timun yang di lakukan Hyun Joong.
“Ahhhh… Ahhh… Ahhh…”
Aku benar-benar menikmati tusukannya. Sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan.
“Su…dahhh.. Hhh… Hen…tihh.. Khann…” kata ku dengan susah payah. Karena napasku mulai kacau.
Hyun Joong pun berhenti menusukkan timun itu ke dalam lubang vagina ku. Aku mengeluarkan timun itu dengan perlahan sambil menggigit bibir bawah ku menahan desahan yang akan keluar. Saat timun itu sudah aku keluarkan, timun itu sangat basah karena lumuran cairan ku.
“Kau sudah mengerti sekarang?” tanya ku pada Hyun Joong. Tapi dia hanya mengangguk menjawab pertanyaan ku.
“Nona,” tiba-tiba terdengar suara Jae Kyung memanggil ku, “Omo!” pekiknya terkejut melihat aku dan Hyun Joong yang naked di dalam dapur berdua.
“No-nona, a-ada yang ingin mencarimu,”
[Author POV]
Kini Gyuri dan di ikuti oleh Jae Kyung, tengah berjalan menghampiri seseorang yang ingin bertemu dengannya. Tentu saja Gyuri datang dengan penampilan anggunnya. Sebelum ia menghampiri orang itu, Gyuri sudah memakai pakaiannya.
“Ada apa mencariku malam-malam begini?” tanya Gyuri setibanya di ruang tengah tempat seseorang itu menunggunya.
Pria yang sedang melihat-lihat lukisan di ruang tengah itu pun sontak membalikkan badannya, dan menatap lurus ke arah datangnya Gyuri, “Aku… Datang karena ingin menyerahkan jantung ku,” ucapnya.
“Jantung?” tanya Gyuri, bingung.
“Ne, aku menerima tawaran mu. Aku mau menyerahkan jantung ku padamu. Nama ku Kim Hyeongkon,
“Tawaran?”
Pria yang bernama Hyeongkon itu mengangguk. Tapi Gyuri benar-benar tidak mengerti maksud ucapannya. Jantung? Tawaran?
Jae Kyung pun langsung membisikan sesuatu ketelinga Gyuri. Sampai akhirnya Gyuri mengangguk mengerti.
“Baiklah, Hyeongkon-ssi. Kau bisa datang besok pagi. Dan langsung saja pembedahan,”
Hyeongkon menelan ludahnya, gugup. Mendengar ucapan Gyuri membuatnya sedikit ketakutan, namun ia mengangguk setuju. Biarpun sebenarnya ia ragu.

***

“Apa kau sudah gila, Kim Hyeongkon!”
“Dengar Hye In, ini urusan ku. Jadi kau jangan menganggu ku!” bentaknya pada gadis yang bernama Hye In itu sambil mendorong tubuh gadis itu sampai ia terjatuh.
Suara keributan mereka sampai terdengar Gyuri dan Jae Kyung yang sedang berada di taman, tidak jauh dari depan gerbang tempat Hyeongkon dan Hye In berada.
“Suara keributan siapa itu?” tanya Gyuri pada Jae Kyung.
“Akan saya periksa,” ucap Jae Kyung, lalu ia berjalan menghampiri suara keributan itu.
Sesampainya di sana, ia melihat dua orang tengah bertengkar. Jae Kyung pun menghela napas panjang, “Ada perlu apa?” tanyanya. Membuat kedua orang itu berhenti bertengkar, dan beralih menatapnya.
“Aku datang sesuai janji ku,” ucap Hyeongkon cepat.
“Yaakk!! Kau sudah gila!” bentak gadis yang bersamanya.
“Diam kau Yoo Hye In!” bentak balik Hyeongkon. Gadis itu langsung diam, sambi menggigit bibir bawahnya khawatir.
“Baiklah, kalian boleh masuk,” Jae Kyung membuka pintu gerbang itu, lalu mempersilahkan Hyeongkon dan Hye In masuk.
Mereka terus mengikuti langkah Jae Kyung, sampai akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan. Ya, ruang perbaikan Jae Kyung. Hyeongkon dan Hye In terkejut saat melihat seisi ruangan Jae Kyung yang dipenuhi dengan mesin, perabotan, dan tentu saja robot yang semua wajahnya sama persis dan tengah di pajang di lemari kaca berukuran sama besar dengan robot yang di pajang itu.
“Ayo, kita mulai pengambilan jantung mu,” ucap Jae Kyung tiba-tiba, sambil membawa sebuah mesin.
Hyeongkon dan Hye In pun membulatkan matanya, terkejut.

[Gyuri POV]

“Bagaimana?”
“Sudah nona,”
Aku menghela napas lega mendengar ucapan Jae Kyung. Tak lama gadis yang bersama Hyeongkon itu keluar ruangan Jae Kyung sambil menangis.
Tapi aku tidak memperdulikannya, dan gadis itu pun akhirnya keluar dari rumah ku begitu saja tanpa berpamitan terlebih dahulu.
“Apa akan berhasil?”
“Jantungnya sehat, tubuh Hyun Joong pasti bisa memakai jantung sungguhan,”
Aku mengangguk mengerti. Namun, tadinya aku sempat khawatir karena tindakkan berani Jae Kyung agar meminta seseorang menyerahkan jantungnya tentu saja dengan suatu imbalan tidak memberitahuku terlebih dahulu.
Tiba-tiba seorang pria datang, dan ingin menyerahkan jantungnya. Itu membuat ku benar-benar kebingungan. Tapi saat pria itu sudah keluar dari rumah ku, Jae Kyung langsung menjelaskannya pada ku.
“Kapan pemasangan di jantungnya di mulai?”
“Sekarang juga, tapi tunggu proses perbaikannya baru selesai sekitar satu bulanan,”
***
Satu bulan kemudian…
“Apa Hyun Joong sudah bisa di pakai?” tanya ku.
Aku benar-benar sudah tidak sabar karena sudah menunggu selama satu bulan lamanya, yang biasanya setiap malam aku melakukan seks dengan robot itu. Tapi selama sebulan, aku tidak bisa melakukannya.
Aku memang sudah gila. Orang normal mana yang setiap malam bercinta dengan sebuah robot?!
Selama satu bulan aku tidak melakukannya, Hyun Joong tengah di perbaiki. Robot itu sedang di pasang jantung oleh Jae Kyung agar robot itu benar-benar bisa hidup seperti manusia.
Sebelum Jae Kyung melakukan perbaikan itu, dia sempat memberitahu ku kalau hidup Hyun Joong tidak akan bertahan lama jika di pasang jantung sungguhan. Jantung itu akan membusuk, dan merusak sistem dan jaringan di dalam tubuh Hyun Joong. Di pasang alat agar jantung itu tidak membusuk pun, akan membuat sistem dan jaringan di dalamnya berkarat. Tapi aku menerima resiko itu. Resiko ke hilangan Hyun Joong.
Aku yang seharusnya sudah tau dari awal robot seperti Hyun Joong pasti tidak akan hidup bertahan lama. Seperti mainan saja, jika rusak dia pasti sudah tak terpakai! Mencoba memendam rasa suka ku yang mulai timbul terhadap Hyun Joong. Robot seks ku itu.
“Sudah nona, nanti malam Hyun Joong bisa nona pakai,”
.
Aku terus mondar-mandir menunggu ke datangan Jae Kyung bersama Hyun Joong di dalam kamar ku. Tak lama, terdengar suara ketukan dari balik pintu ku. Dengan terburu-buru, aku membuka pintu ku. Dan benar, Jae Kyung tengah berdiri bersama Hyun Joong. Pria itu terlihat sangat tampan. Aku sangat merindukannya. Lebih tepatnya, merindukan melakukan seks dengannya.
“Masuk lah,” ajakku pada Hyun Joong. Dia masuk, dan Jae Kyung pun pergi.
Aku menutup pintu kamar ku, “Aku sangat merindukanmu,” kataku sambil memeluknya. Saat aku menempelkan sebelah telinga ku di dadanya, terdengar jelas oleh ku detak jantungnya.
Aku melepas pelukanku, lalu menatap kedua matanya. Di kedua matanya, terpancar cahaya yang menurutku itu indah. Aku bisa melihat diriku di dalam kedua matanya.
“Gyuri…” panggilnya pelan.
Mendengar dia memanggil nama ku pelan, membuatku sangat bahagia. Apa aku benar-benar sudah jatuh cinta pada robot ini?
Aku mengecup bibir Hyun Joong sekilas, tapi dia membalasnya dengan lumatan lembut. Aku pun membalas lumatannya. Tangan kami tidak tinggal diam. Saat bibir kami masih saling melumat, tangan Hyun Joong dengan cepat membuka kemeja putih yang aku pakai dan tangan ku membuka kaos hitam yang Hyun Joong pakai. Kini aku yang hanya menggunakan bra dan celana dalam berwarna hitam, sedangkan Hyun Joong hanya memakai celana jins.
“Ahhh…” aku melepas lumatan di bibir Hyun Joong. Dan mengatur napas ku yang mulai tidak beraturan sambil menatap matanya.
Hyun Joong meraih daguku, dan mencium-melumat bibirku lagi. Aku melingkarkan tangan ku di lehernya menikmati lumatan bibirnya, lalu dia menggendong ku dan berjalan, membawa ku ke suatu tempat tapi aku tidak tau kemana. Karena aku dan Hyun Joong terus berciuman.
Sesampainya di tempat yang Hyun Joong tuju, dia melepas ciuman kami. Dan menurunkan aku. Aku lalu melihat sekitar ku, “Dapur?” Hyun Joong ternyata membawa ku ke dapur.
“Untuk apa kita ke sini?”
Hyun Joong hanya diam, matanya tertuju pada bra ku. Tangannya mencoba melepas kaitan bra ku. Saat bra ku sudah terlepas, dia meletakkannya di atas meja makan. Dan dia meremas payudara ku pelan, membuatku mendesah.
Dia meremas payudara ku sambil berjalan, sampai akhirnya aku mundur dan langkahku terhenti karena ada meja makan di belakangku.
“Hyun… Joong… Ahhh,” aku terus mendesah.
Hyun Joong dengan raut wajahnya yang biasa saja, memilin nipple ku sampai benda kecil di ujung payudara ku itu mengeras.
Dia menaikkan aku di atas meja, lalu meremas dan memijat payudara ku lagi.
“Hyun Joong… Hhh,” aku meremas pundaknya, menahan desahanku.
“Aahhh…” aku mendesah keras.
Dia asik bermain dengan payudara ku, mencubit nipple ku, lalu menariknya. Meremas payudara ku, lalu memilin nipple ku. Membuat ku sampai kepada puncak kenikmatan!
“Hyun Joong… Hentikan…”
Tapi pria itu tidak mendengarkan perintah ku, dia malah menjilat dan mengemut nipple ku yang sudah mengeras sampai nipple ku basah karena saliva-nya.
Celana dalam ku juga jadi terasa basah, “Sudah… Hentikan…” aku mendorong tubuh Hyun Joong pelan agar dia berhenti bermain-main dengan payudara ku.
Aku membuka celana dalam ku yang sudah basah karena cairan ku, lalu membuangnya. Aku sudah naked sekarang!
Aku membenarkan posisi dudukku di atas meja, lalu membuka kedua paha ku lebar-lebar, “Masukkan,”
Dia terlihat bingung. Itu membuatku menjadi kesal.
“Kau tidak mengerti? Aku kan sudah mengajarimu…” kata ku kesal. Aku turun dari meja, dan akan berjalan menuju lemari es untuk mengambil timun lagi. Namun tangan ku di tahan oleh Hyun Joong.
“Kau mau kemana?” tanyanya. Baru aku akan membentaknya saking kesalnya, tiba-tiba terdengar suara dari dalam lemari yang tak jauh dari aku dan Hyun Joong berada. Karena penasaran, aku berjalan menghampiri lemari itu. Saat aku membuka lemari itu, terdapat gurita raksasa di dalamnya. Belum sempat aku berlari, gurita raksasa itu langsung menarik kedua tanganku dengan kedua tentacle-nya, “Kyaaaaaa,” teriakku terkejut.
“To-tolong aku!!!” teriakku ketakutan.
Gurita raksasa yang besarnya hampir sama dengan Hyun Joong itu, mengangkat ku dengan cara menarik kedua tangan ku.
Hyun Joong hanya diam melihat ku, “Tolong aku, dasar robot bodoh!” bentakku kesal.
“Ahhhh….” aku mendesah kesar. Aku merasakan ada sesuatu yang mencoba masuk ke dalam lubang vagina ku. Benda yang cukup besar, dua kali lipat dari sayuran timun. Dan berlendir.
“Aa..aahhhh….” benda itu terus berusaha masuk, membuatku mendesah dan merasakan rasa perih yang tak tertahan kan.
Saat aku melihat benda yang akan masuk ke lubang vagina ku itu, ternyata benda itu adalah tentacle sang gurita raksasa.
“Kyaaaaaaa, lepaskan!!!”
Aku berusaha melepaskan diriku dari gurita raksasa itu, tapi tidak bisa. Tentacle-nya terlalu kuat memegangi kedua tangan ku.
“Aaaaahhhhhh….” aku mendesah hebat, saat tentacle gurita itu sudah tertancap masuk ke dalam vagina ku.
Kedua kakiku sedikit di angkat, dan kedua pahaku di buka lebar-lebar oleh gurita itu dengan tentacle-nya yang lain. Dan dia mulai menggerakkan tentacle-nya yang tertancap di dalam lubang vagina ku.
“Aaahhh… Ahhh… Aaahhh…”
Aku terus mendesah mengikuti gerakkan gurita itu memaju-mundurkan tentacle-nya dengan cepat.
“Ahhh… Ahhhh… Hen…ahhh…hantikan…”
Tapi gurita itu tidak mau berhenti. Ia terus menusukkan tentacle-nya, sampai cairan ku keluar dan lendirnya membasahi tentacle-nya.
“Nona, ada yang… Omo! Kyaaa, nona!!!”
Jae Kyung yang baru datang langsung terkejut melihat ku, dan cepat-cepat dia menyelamatkan aku dari gurita raksasa.
Gurita itu sudah di masukkan ke dalam lemari, dan lemari sudah dia kunci kembali.
“Nona tidak apa-apa?” tanyanya, sesaat aku sudah di selamatkan.
Aku terduduk lemas sambil mengatur napas ku. Vagina ku juga sudah sangat becek karena lendir gurita dan cairan ku yang tercampur.
Jae Kyung membantu ku untuk berdiri, berniat membawa ku ke dalam kamar. Tapi aku tidak kuat berdiri, selangkanganku terasa sangat perih.
“Hyun Joong, bawa baju nona Gyuri kemari,”
Pria itu lantas pergi saat mendengar perintah dari Jae Kyung.
***
“Nona baik-baik saja?”
“Hmm…”
“Kalau begitu, saya permisi dulu,” ucapnya sambil membawa mangkuk ku yang telah kosong, dan gadis itu keluar dari kamar ku.
Aku menghela napas panjang, lalu membenarkan posisi dudukku di atas tempat tidur. Pagi ini aku sarapan di dalam kamar. Pikiran ku teringat akan kejadian semalam. Kenapa gurita itu bisa ada di situ? Itu karena ulah ceroboh Jae Kyung! Tapi aku tidak ingin membahasnya lagi. Gurita raksas yang menjijikan itu sudah di panggang oleh Jae Kyung. Dan di buang sejauh mungkin dari rumah ku.
Tok! Tok! Tok!
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, sontak menyadarkan lamunanku.
“Ma-masuk,”
Orang yang mengetuk pintu ku itu pun masuk.
“Hyun Joong?” aku terkejut melihat.
Pria itu berjalan menghampiriku dengan tatapan matanya yang teduh. Tapi hari ini aku sedang tidak ingin bertemu dengannya! Aku membuang muka, “Ada apa?” tanya ku ketus. Dia diam, tidak menjawab. Lalu duduk di pinggiran tempat tidurku.
“Bicara!!! Jangan diam saja!!!” kata ku sambil berteriak dan memukul punggungnya agar menjauh dari ku. Tapi dia tidak bergerak sedikit pun.
“Kenapa kau tidak menolong ku, huh?!”
“Aku di ciptakan hanya untuk melayani mu,”
“Apa?” aku tidak mengerti maksud ucapannya.
Dia kembali diam, dan hanya menatapku..
“Apa maksud mu?” tanya ku dengan suara meninggi.
Dia masih diam, tidak menjawab. Benar-benar robot menyebalkan!
“Keluar dari kamar ku!” bentakku mengusirnya.
Dia bangkit, namun bangkit bukan untuk pergi. Dia naik ke atas tempat tidur ku.
“Apa yang kau lakukan!”
Aku mendorong tubuhnya, tapi dia malah mendekat ke arah ku.
“Pergi!” usirku sambil memukulnya pakai guling ku. Dia merebut guling ku, lalu membuangnya.
“A-apa mau mu?!”
Aku yang terpojok, jadi merasa takut menghadapi robot yang kini berada di hadapan ku.
“Ayo kita lakukan, pacarku,”
Dia memberi tekanan di kata ‘pacarku’. Jantung ku jadi berdetak kencang.
Pacar? Selama ini aku memang ingin memiliki seorang pacar. Dan sekarang aku mengerti maksud ucapannya barusan. Aku yang sudah menyuruh Jae Kyung menciptakan sebuah robot seperti manusia, karena keinginan ku memiliki seorang pacar sangat besar.
“Mmmmhhh,” Hyun Joong tiba-tiba melumat bibirku, aku pun tersentak kaget.
“Mmmhhhh…hhh,” aku membalas lumatan Hyun Joong sambil memegangi wajahnya.
Tak lama, aku melepas lumatannya. Dan kembali mengambil napas. Saat berciuman panas dengannya, membuatku kekurangan oksigen.
Hyun Joong meraih wajahku, dan mencium bibir ku lagi. Aku hanya diam, menerima ciuman lembut Hyun Joong.
Ciuman Hyun Joong turun ke leher ku. Dia mencium, menjilat, dan menghisap kulit leher ku. Dan melakukannya di seluruh kulit leher ku, membuat kiss mark.
“Ahhh…” aku mendesah pelan saat merasakan kedua tanganHyun Joong mengelus kedua pahaku.
Dia melepas ciumannya di leher ku, lalu membuka kedua pahaku. Namun dia terlihat kebingungan, aku hanya terkekeh kecil melihatnya.
Aku menyingkirkan tangannya dari pahaku, lalu aku membuka seluruh pakaian ku sampai aku naked. Aku lalu menuntun tangannya untuk kembali melanjutkan permainan kami yang sempat terhenti.
Tangannya mengelus kedua pahaku lagi, lalu membuka pahaku lebar. Matanya langsung tertuju pada vagina ku. Dengan perlahan dia memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang vagina ku. Setelah masuk, Hyun Joong menusuk-nusuknya dengan cepat. Membuatku berorgasme.
Hyun Joong melepas tusukannya, lalu menyuruh ku menjilat cairan ku sendiri yang ada di jarinya. Aku pun menjilat dan mengemut jari tengah Hyun Joong penuh nafsu. Jarinya menjadi basah karena saliva-ku.
“Uhuk!”
Tiba-tiba saja Hyun Joong terbatuk.
Aku melepas emutan ku di jarinya, lalu menatapnya cemas. “Kau tidak apa-apa? Kenapa robot seperti mu bisa batuk?”
Dia tidak menjawab, hanya menundukan kepalanya. Saat aku akan menyentuh wajahnya,
BRRUUKK
Dia terjatuh di atas tempat tidur ku. Jatuhnya dengan tubuh yang sangat kaku, seperti sebuah mesin yang di nonaktifkan.
***
[Author POV ]
Sudah seminggu semenjak kejadian malam itu, Kim Hyun Joong. Robot yang di ciptakan Jae Kyung untuk Gyuri itu pun, mati total.
Awalnya Gyuri yang tidak dapat menerima kenyaan itu, ia memerintahkan Jae Kyung untuk memperbaiki Hyun Joong. Tapi Jae Kyung sudah berkali-kali menjelaskan pada Gyuri, kalau aliran darah ke jantung Hyun Joong tidak bekerja. Mesin dan alat yang di pasang di dalam tubuh Hyun Joong itu juga mulai terkena bakteri. Jadi Hyun Joong sudah tidak bisa di perbaiki lagi.
Kini Hyun Joong menjadi robot pajangan. Ia di masukkan ke dalam lemari kaca besar, lalu diletakkan di kamar Gyuri. Hyun Joong terlihat seperti sebuah mainan berukuran besar, menghiasi kamarnya.
Gadis itu kelamaan menjadi menerima kenyataan yang ada, kalau benda buatan seperti robot itu tidak akan hidup bertahan lama.

THE END…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar