Senin, 09 September 2013

[My FF Drabble] My Dream



Title : My Dream || Author : Anita / @Anita_Febriany || Genre : School life, Friendship, Angst || Rate : PG-15 || Lenght : Drabble (2424 words) || Cast : Miss A's Suzy, T-Ara's Jiyeon, Girls Day's Minah, & EXO's Kai
Note : Mian, yang minta sequel FF NC saya yang "Nightmares 2" gak saya kabul kan :( soalnya itu FF kerja sama saya dengan author @RiskaKAIIka dan kami akan kerja sama lagi. Yey~ semoga bisa terlaksana. Oh iya, terima kasih untuk yang udah komen FF saya "Forever Love" :) jadi saya kembali lagi dengan cast Suzy.
Happy Reading!!!

-----------------

"Kau itu jelek!"
PLAK!
Tamparan keras mengenai wajah gadis itu. Tapi gadis itu hanya bisa menangis, tidak berani melawannya.
"Ayo, kita pergi!" Ucap salah satu dari mereka, tampaknya ia adalah pemimpin mereka.
Segerombolan seniornya itu pun akhirnya pergi meninggalkan gadis itu sendirian di belakang sekolah yang sepi.
Hari sudah mulai gelap. Tapi gadis itu belum beranjak dari tempatnya, ia terus menangis sambil memegangi wajahnya yang terkena tamparan keras oleh seniornya.
Ini sudah kesekian kalinya gadis itu merasakan penyiksaan yang di lakukan oleh senior-seniornya. Tapi ia tidak bisa berbuat apapun, hanya bisa diam dan menangis. Bahkan kalau seniornya melakukan hal yang lebih, gadis itu memohon ampun. Gadis itu sempat berpikir ingin mengakhiri hidupnya, tapi tidak ia lakukan karena ia memiliki sebuah mimpi...

***

"Suzy?"
Panggil seseorang dari arah belakang, gadis yang bernama Suzy itu pun menoleh.
"Minah? Wae?"
Gadis yang bernama Minah itu terdiam sesaat, ia sedang memperhatikan wajah Suzy yang memar.
"Gwaenchanayo?" Tanya Minah cemas.
Saat jari-jari Minah ingin menyentuh memar yang ada di wajah Suzy, Suzy langsung menepisnya pelan.
"Aku tidak apa-apa," jawab Suzy berusaha tersenyum, agar terlihat kalau ia benar-benar merasa baik-baik saja.
Tapi Minah tidak begitu saja percaya dengan ucapan Suzy. Ia tau kalau ada luka di wajah Suzy, pasti menyangkut tentang senior. Di SMA mereka memang terkenal akan senior yang kejam.
"Ini sudah keterlaluan," ucap Minah lirih. Ia merasa kasihan pada sahabatnya itu. Tapi ia tidak bisa berbuat apapun untuk membantu sahabatnya. Karena itu menyangkut soal senior. Dan ia tau semua ini terjadi karena para senior sudah mendengar kabar kalau Suzy akan di kontrak oleh label asal jepang, C-ute Entertainment. Para senior itu iri pada Suzy. Bagi mereka Suzy itu tidak cantik. Jadi mereka berusaha membuat wajah Suzy itu memar.
Pihak C-ute Entertainment datang ke sekolah untuk meminta Suzy menjadi bagian dari mereka. Seluruh negeri ini tau, C-ute Entertainment itu adalah perusahaan terbesar di jepang dan kini mereka ingin mencari gadis yang ada di korea untuk menjadi artis didikkan mereka.
"Aku tidak apa-apa Minah," ucap Suzy sambil memeluk sahabatnya itu.
"Suzy? Minah?" Tiba-tiba terdengar suara panggil seseorang dari arah belakang yang seketika memecahkan suasana kurang mengenakkan itu. "Omo! Suzy, wajahmu kenapa?" Pria itu terkejut saat melihat wajah Suzy yang memar.
"Aku tidak apa-apa Kai," ucap Suzy mencoba menenangkan Kai. Tapi pria itu masih terus memperhatikan wajah Suzy dengan ekspresi wajah terkejut.
"Sudah lah! Jangan menatap wajahku seperti itu," ucap Suzy sambil mendorong tubuh Kai pelan agar pria yang di sampingnya itu tidak terus menatap wajahnya, "Ayo, kita masuk ke dalam kelas?"
Lalu mereka bertiga jalan bersama menuju kelas.
.
"Hahaha," suara tawa anak-anak di dalam kelas terdengar sangat ribut.
Mereka terlihat sangat senang atas apa yang di lakukan oleh ketua kelasnya pada Suzy. Ya, kursi yang Suzy duduki di beri lem perekat oleh ketua kelasnya. Minah yang melihat Suzy dijahili hanya bisa diam. Dan Kai yang geram langsung menghampiri Suzy untuk menolong gadis itu, tapi niat baiknya di halau oleh Minah. Karena Minah tau resoko yang akan di terima Kai nanti jika melawan ketua kelas, karena ketua kelas adalah adik dari ketua senior mereka.
Jiyeon, gadis itu tertawa senang melihat Suzy menderita. Ketua kelas yang seharusnya menjadi pemimpin yang baik di kelas, tapi ini malah sebaliknya.
"Kau operasi plastik dimana, hah?! Gadis sepertimu tidak mungkin C-ute Entertainment ingin menjadikanmu anak didiknya!" Ucap Jiyeon sambil menggebrak meja yang ada di depannya.
Suzy yang tidak bisa bergerak karena lem yang melekat di roknya sangat lah kencang, hanya bisa menundukkan kepalanya. Perasaan Suzy kini sangat tertekan. Puluhan anak di dalam kelas kini tertuju padanya. Tapi tak seorang pun yang membantunya. Apalagi kedua sahabatnya, Minah dan Kai.
Tatapan sinis Jiyeon tak pernah lepas dari dirinya. Gadis itu terus menatap Suzy penuh kebencian dan rasa iri.
"Ck!" Decak Jiyeon kesal. Lalu ia menggebrak lagi meja di depannya, dan pergi meninggalkan kelas.
Semua anak di kelas pun menyorak dan mengejek Suzy, lalu pergi mengikuti Jiyeon seperti anak bebek yang mengikuti induknya. Tapi tidak dengan Minah dan Kai. Saat semua sudah keluar, mereka berdua menghampiri Suzy.
"Yang sabar ya Suzy," ucap Minah sambil memeluk Suzy.
Sekarang hanya mereka bertiga yang masih berada di dalam kelas. Dan tangis yang Suzy tahan dari tadi akhirnya tumpah. Minah bisa merasakan baju seragamnya basah karena air mata Suzy.

***

Keesokan harinya, Suzy tiba di sekolah dengan penampilan yang berantakan dan tubuhnya di penuhi dengan luka.
Minah dan Kai yang melihat Suzy itu pun terkejut, dan langsung menghujani berbagai macam pertanyaan.
"Kau kenapa Suzy?"
"Apa kau baik-baik saja?"
"Kenapa bisa begini,"
"Apa mereka yang melakukan?!"
Suzy tidak menjawab pertanyaan Minah dan Kai. Ia terus berjalan menuju kelas. Gadis itu berjalan sambil menahan rasa sakit dari luka-luka yang ada di tubuhnya. Minah dan Kai merasa kasihan melihatnya, dan mereka akhirnya tidak ingin bertanya apapun lagi pada Suzy. Lalu mereka berdua berjalan mengikuti Suzy dari belakang.
"Pasti ulah senior lagi!" Gumam Minah.
Kai yang mendengar gumaman Minah itu pun mengempalkan tangannya, pria itu merasa kesal.
.
"Pelajaran hari ini, sampai di sini dulu. Selamat siang," kata pak guru, lalu beliau pergi meninggalkan kelas.
Saat pak guru sudah benar-benar meninggalkan kelas, Jiyeon dan anak-anak di kelas mulai menjahili Suzy.
"Yaa~ Suzy-ssi!"
BBUUGGHH!
Buku yang di lempar Jiyeon tepat mengenai kepala Suzy.
"Yes!"
"Hahahaha," suara tertawa anak-anak di kelas pun pecah.
Jiyeon terlihat senang.
Kai yang kesal melihatnya langsung menghampiri Jiyeon, Minah sudah berusaha menahan Kai tapi ia terlambat. Dan...
BRUUKKK!
Tubuh Jiyeon menghantam meja di depannya dengan keras. Gadis itu meringis kesakitan. Karena Kai telah mendorong tubuh Jiyeon dengan kasar.
"Apa yang kau lakukan?!" Bentak Jiyeon pada Kai.
"Dengar, jangan pernah kau lukai Suzy lagi! Kalau kau sampai membuatnya bersedih, akan ku hajar!" Ancam Kai. Jiyeon hanya mendengus kesal. Lalu Kai menarik tangan Suzy meninggalkan kelas. Minah langsung bangkit, dan mengikuti Kai dan Suzy pergi.
"Akan ku balas!" Jiyeon yang kesal langsung menendang kaki kursi yang berada di dekatnya.
.
"Aku pulang dulu ya, Suzy..."
"Ne,"
"Annyeong!"
"Annyeong!" Suzy melambaikan tangan pada Minah sambil tersenyum.
Kini tinggal ia sendiri di dalam kelas. Hari ini adalah gilirannya ia piket. Sebenarnya piket hari ini tidak cuma ia sendiri. Ada anak lain. Tapi anak itu menyuruh Suzy mengerjakannya seorang diri.
"Haaah," Suzy menghela napas. Lalu memulai piketnya. Karena tubuhnya sedang terluka, ia tidak bisa menyelesaikan piketnya dengan cepat.
Tak terasa hari sudah mulai gelap. Selesai piket, Suzy langsung bergegas pulang.
Saat akan keluar sekolah, tiba-tiba dari arah belakang ada yang melempar bola basket ke arah Suzy dan tepat mengenai tubuhnya. Suzy pun terjatuh sambil meringis kesakitan.
"Hah! Rasakan!" Ucap gadis yang melempar bola basket ke arah Suzy itu puas.
Suzy berusaha bangkit, biarpun punggungnya terasa sangat sakit.
"Jiyeon...?" ucap Suzy lirih sambil menahan rasa sakit dari punggung dan lukannya yang belum sembuh.
Jiyeon hanya tersenyum sinis melihat Suzy yang terlihat lemah di matanya. Tak lama segerombolan senior dari arah belakang Jiyeon datang. Beberapa dari senior itu membawa tongkat baseball sambil mengayun-ayunkan layaknya seorang preman.
Suzy benar-benar sudah terkepung.
"Bawa dia!" Ucap pemimpin dari senior itu, yang adalah kakak Jiyeon.
Senior-senior itu langsung menarik paksa Suzy untuk mengikuti mereka. Suzy sempat memberontak, tidak mau mengikuti mereka. Tapi Suzy kalah jumlah. Senior-senior itu terus menarik paksa Suzy dengan kasar.
Sampai akhirnya mereka tiba di belakang sekolah, tempat biasa mereka menjalankan aksinya pada Suzy karena belakang sekolah tempat yang sepi. Saat jam sekolah sekalipun belakang sekolah itu tidak pernah di lalui para siswa dan guru. Jadi belakang sekolah sudah menjadi tempat para senior yang di pimpin oleh kakak Jiyeon itu berkumpul.
"Apa yang di lihat oleh pihak C-ute Entertainment? Kenapa mereka memilihmu!" Bentak pemimpin senior itu kesal sambil mengayunkan tongkat baseball ke arah Suzy. Sebelum tongkat itu mengenai tubuh Suzy, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seseorang menghampiri tempat mereka berada. Senior-senior itu pun langsung panik. Mereka semua berhamburan mencari tempat bersembunyi.
Semua seniornya kini sudah tidak ada di sana, hanya Suzy seorang diri. Ia terikat di sebuah pohon dengan mulut yang terbungkam kain.
Suara langkah kaki itu pun mulai mendekat.
"Suzy?"
Pria itu adalah Kai. Ia terkejut melihat Suzy yang terikat di pohon dengan mulut yang terbungkam.
"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya sambil membuka ikatan tangan Suzy di pohon.
Suzy sudah terlepas, ia langsung membuka ikatan kain yang membungkam mulutnya. "Aku baik-baik saja," ucapnya dengan napas yang tidak beraturan.
"Apa mereka yang melakukan ini? Sekarang mereka berada dimana?" Tanya Kai sambil melihat kesekitarnya mencari sosok seseorang. Tapi ia tak melihat sorang pun di sana.
"Ki-kita pulang saja sekarang," Suzy menarik Kai meninggalkan tempat itu.
"Aarrgghhkk," saat sudah berada di luar sekolah, tiba-tiba kaki Suzy terasa sakit.
"Kau kenapa?" Tanya Kai khawatir.
"Aku tidak apa-apa. Ayo kita pergi dari sini," ucap Suzy sambil menarik Kai, terburu-buru.

***

Satu bulan telah berlalu. Setelah kejadian di belakang sekolah itu, para kelas 12 yang sudah menyiksa Suzy di hukum berat oleh kepala sekolah. Kai lah orang yang telah melapor kejadian itu pada kepala sekolah.
Sekarang Suzy tidak merasakan penyiksaan yang di lakukan seniornya. Biarpun Jiyeon belum minta maaf pada Suzy, gadis itu sudah melupakan semuanya.
Kini hari-hari Suzy di sibukan menjadi penyanyi. Semenjak ia debut sebagai penyanyi, semua teman-teman di kelasnya menjadi ramah padanya. Ia sangat senang. Sampai-sampai ia menganggap C-ute Entertainment lah yang sudah merubah segalanya.
"Jiyeon?" Panggil Suzy pelan.
Tapi gadis itu tidak menjawab, ia berpura-pura tidak mendengar dengan memakai headset yang menutupi kedua telinganya dan menatap ke luar jendela.
Kelas sudah bubar sejam yang lalu. Hanya tinggal mereka berdua di sana. Jiyeon masih terlihat membenci Suzy. Rasa iri sudah membuat ia seperti itu.
"Mau berteman?" Ucap Suzy sambil mengulurkan tangannya. Ia berusaha mengajak Jiyeon damai.
Jiyeon hanya melirik Suzy sekilas. Dan ia berpikir, "Sebenarnya apa maunya?! Mau di bilang penyanyi baik? Ck! Sombong sekali..." Lalu matanya tertuju lagi pada jendela yang berada di dekat bangkunya.
Tangan Suzy masih terulur, menunggu jawaban Jiyeon. Tapi Jiyeon masih diam, tidak memperdulikan Suzy yang di depannya terus berdiri menunggu jawabannya.
Minah dan Kai yang melihat mereka dari luar kelas, hanya menggeleng kepala karena sikap keras kepala Jiyeon.
"Jiyeon itu kenapa sih!" Kesal Minah.
Saat Minah dan Kai yang tengah sibuk melihat Suzy dan Jiyeon dari luar kelas. Dan Suzy tengah sibuk meminta Jiyeon untuk menjadi temannya. Tiba-tiba saja manager dari C-ute Entertainment masuk ke dalam kelas, Minah dan Kai pun terkejut. Manager itu berjalan menghampiri Suzy dan Jiyeon.
"Suzy? Ayo!" Ucap sang manager.
Setiap sepulang sekolah sang manager memang selalu menjemput Suzy, karena Suzy harus latihan untuk mini konser pertamanya di jepang.
Sebelum Suzy pergi meninggalkan kelas, Jiyeon tiba-tiba menahan lengannya. "Maaf," kata itu yang terlontar dari bibirnya.
Suzy tersenyum, "Ne," jawabnya singkat.
Jiyeon merasa nyaman melihat Suzy tersenyum tulus padanya.
"Kau... Temannya Suzy?" Tanya manager Suzy itu pada Jiyeon.
Jiyeon mengangguk, lalu membungkukkan badannya ke manager itu.
Manager itu memperhatikan Jiyeon, "Aku managernya Suzy," ucapnya seraya memperkenalkan diri. Jiyeon pun tersentak kaget. "Aku manager dari C-ute Entertainment. Apa kau mau bergabung dengan kami?" Ucapnya tiba-tiba.
Jiyeon tidak bisa berkata-kata. Ia sangat terkejut mendengarkan tawaran manager Suzy. Suzy yang mendengarnya juga terkejut, tapi kemudia ia tersenyum.
"Kau bisa debut dan bernyanyi dengan Suzy, kalian jadi berdua..." Ucap manager itu antusias, "Bagaimana? Aku harap kau mau menerima tawaran ku. Ini kartu perusahaan kami," pria itu memberikan sebuah kartu pada Jiyeon yang tertuliskan nama label terkenal asal jepang, C-ute Entertainment.
Jiyeon merasa senang. Ia tidak menyangka kalau pihak C-ute menawarinya sebagai anak didiknya. Biarpun ia akan bernyanyi berdua dengan Suzy yang sudah debut sebagai penyanyi solo. Tapi Jiyeon tidak merasa keberatan, karena ia sudah tidak membenci Suzy lagi.
Jiyeon menerima kartu itu, lalu melihat ke arah Suzy. Di lihatnya, gadis itu tengah tersenyum kepadanya. Jiyeon pun membalas senyumnya.
“Baiklah, kami pergi dulu nona Jiyeon,” ucap manager Suzy. Suzy dan managernya pun akhirnya pergi.
 "Terima kasih," teriak Jiyeon sambil membungkukkan badannya ke arah Suzy dan manager yang sudah pergi.
Jiyeon merasa sangat senang, ia sampai mencium kartu yang di berikan oleh menejer Suzy sambil meloncat-loncat kecil kegirangan. Minah dan Kai yang masih berdiri di sana pun hanya bisa diam mematung. Mereka tidak bisa berbicara apapun. Sampai Suzy dan managernya melewai mereka, mereka berdua tetap menatap lurus ke Jiyeon tidak percaya.

***

"Ayo, kalian siap-siap. Nanti giliran kalian," teriak sang manager pada Suzy dan Jiyeon. Ya, mereka berdua sudah menjadi duo. Jiyeon telah menerima tawaran manager Suzy, dan pihak C-ute Entertainment menerima Jiyeon sebagai anak didiknya. Dan kini mereka tengah bersiap-siap untuk penampilan pertama mereka di sebuah stasiun televisi di jepang. Ini adalah debut pertama Jiyeon sebagai penyanyi setelah trainee beberapa bulan. Ia sangat gugup. Suzy yang sudah pernah debut sebagai penyanyi solo itu pun juga merasa sangat gugup, karena hari ini ia akan membawakan single jepang pertamanya bersama Jiyeon. Lagu awal ia debut ia nyanyikan sendiri, tapi kali ini ia nyanyikan bersama Jiyeon.
.
"Anata wa yoi jikko suru mae ni. (perform mu tadi bagus)," ucap seorang MC acara stasiun televisi tersebut.
"Domo arigato gozaimashita (terima kasih banyak)," jawab Suzy dan Jiyeon bersamaan.
Penampilan mereka di acara stasiun televisi itu berlangsung sukses. Dan sekarang mereka berada di luar studio, untuk menunggu kedatangan manager mereka.
"Kono tame no anata no yume wa nandesuka (apa ini impian mu selama ini?)" Tanya MC itu tiba-tiba.
Jiyeon yang belum mengerti betul bahasa jepang itu hanya terdiam. Suzy yang mendengar pertanyaan MC itu, lantas tersenyum penuh arti. Lalu menjawabnya dengan santai, "Hai, koreha watashinoyumedesu. Watashi wa itsumo yume ni shitai, kashu ni naritai (ya, ini adalah impian saya. Saya selalu bermimpi, ingin menjadi seorang penyanyi),"
MC itu pun mengangguk mengerti. Tak lama manager Suzy dan Jiyeon datang dengan tergesa-gesa. Dan mereka akhirnya pergi meninggalkan studio itu menuju dorm tempat mereka tinggal.
Selama perjalanan menuju dorm, Suzy memperhatikan lampu-lampu jalanan yang berkilauan dari balik kaca jendela mobil. Suasana malam hari di kota Tokyo, jepang itu sangat ramai. Bayangan akan masa lalunya tiba-tiba saja terlintas di benak pikirannya, masa-masa dimana ia di siksa oleh seniornya dan dijahili oleh teman-temannya tapi kini ia sudah menjadi seseorang yang ia impikan. Mimpinya sebagai penyanyi akhirnya terwujud...

-THE END-

Selesai!!! :D bagus gak? Aduh~ Jelek ya? :( maaf ya kalo kependekan atau ada typo'nya... tapi terima kasih sudah membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar