Title : (Jeongmal) Saranghae
Author : S style or Seorin, &
Anita
Twitter : @shindycandy, & @Anita_Febriany
Cast :
-
Xi Luhan (EXO)
-
Song Hyerin (OC)
-
Xiumin (EXO)
-
Song Hye Jin (OC)
Genre : Romance, School
Life
Rate : NC-17
Length : Oneshot
Disclaimer : Ini FF kolaborasi ke-2
author Anita, sebelumnya sudah pernah
bersama author Kang Eun Woo tapi kali ini berkolaborasi dengan author S
style or Seorin yang pernah menulis FF 'Wae' dan ini FF NC perdana author S style or Seorin.
Please comment! And, happy reading...
______________________________
-Author
POV-
“Oppa, apa kau
mencintaiku?”
“Apa kau tidak percaya
padaku, Hye Jin-ah?” tanya pria
itu sambil membelai rambut gadis yang ada di dalam pelukkannya.
Gadis itu tertawa kecil, “Aku percaya padamu
Xiumin oppa,” jawabnya dengan nada manja.
Pria yang bernama Xiumin itu pun mencium bibir mungil gadis yang ada di dalam
pelukannya. Gadis yang bernama Hye Jin itu membalas
ciuman Xiumin dengan melingkarkan
tangannya ke leher Xiumin. Xiumin menahan tengkuk Hye Jin dan memperdalam ciumannya. Lalu melumat bibir atas dan bawah Hye Jin secara bergantian
membuat Hye Jin mendesah nikmat
diantara ciuman panas mereka.
Ciuman Xiumin turun ke leher Hye Jin, menghisapnya dan
membuat tanda kemerahan pada leher Hye Jin. Wanita itu hanya bisa
mengerang nikmat dan menekan tengkuk Xiumin agar memperdalam ciumannya pada leher Hye Jin.
Perlahan-lahan tangan Xiumin turun kepinggang Hye Jin, menarik tubuh gadis itu dan mempersempit
jarak antara tubuhnya dan tubuh Hye Jin. Hye Jin mendesah hebat saat bagian bawah
tubuh mereka bersentuhan. Xiumin pun terus menekan tubuh bagian bawah mereka yang masih tertutup kain yang
melekat pada tubuh mereka.
Tangan Xiumin pun tak tinggal diam. Dengan perlahan, ia membuka kancing
seragam Hye Jin dan membuangnya
asal. Dan
tangannya mencoba mencari kaitan bra yang Hye Jin pakai dan
melemparnya kesudut kelas kosong yang mereka pakai saat ini.
Xiumin menghentikan ciumannya pada leher Hye Jin dan menatap pemandangan yang ada dihadapannya saat ini dengan intens. Xiumin kembali
mencium serta melumat bibir Hye Jin nafsu. Kedua tangannya pun menangkup dada Hye Jin dan meremasnya dengan keras membuat Hye Jin harus mendesah diantara ciuman panas mereka.
Xiumin mendorong tubuh Hye Jin kedinding sambil terus melumat bibir
wanita itu seakan dia ingin memakan bibir tersebut. Tak lama, beberapa saat
ciuman Xiumin mulai turun lagi ke leher Hye Jin. Mengecupnya, serta menghiapnya. Membuat tanda
kemerahan yang ada di leher hyejin semakin banyak.
Kini
ciuman Xiumin beralih ke dada
Hye Jin, lidah Xiumin pun menjilat nipple Hye Jin yang sudah mulai mengeras dan menghisapnya. Hye Jin terus mendorong
kepala Xiumin agar pria itu memperdalam
hisapannya.
Tangan Xiumin yang menganggur, perlahan-lahan menyusup ke dalam rok seragam yang Hye Jin gunakan. Mengelus
permukaan miss v Hye Jin yang masih
tertutup underware,
dan Xiumin
menyusupkan jari tangannya ke dalam miss v Hye Jin.
Xiumin memasukkan ketiga
jarinya sekaligus lalu menggerakkannya dengan tempo yang cepat membuat Hye Jin mengerang nikmat
karena mendapatkan kenikmatan di kedua daerah sensitivenya. Ia terus menggerakkan
tangannya yang ada di dalam miss v Hye Jin dengan cepat
sampai akhirnya wanita
itu
mengeluarkan cairan orgasme-nya.
Xiumin mengeluarkan tangannya dari dalam miss v Hye Jin, lalu melumuri
cairan yang ada di tangannya ke dada Hye Jin. Setelah melumurinya, Xiumin langsung melumat
dada Hye Jin dengan rakus. Hye Jin hanya bisa
mendesah dan menarik pelan rambut Xiumin saat pria
itu
sedang asik menghisap nipple-nya dengan kasar.
Xiumin menghentikan aktivitasnya, lalu mendorong tubuh Hye Jin dan menidurkan di
atas meja kelas yang
kosong tidak jauh dari tempat mereka
berada.
“Aku sudah tidak tahan,” ucapnya, lalu ia langsung membuka
celana beserta underwarenya. Terlihatlah juniornya yang sudah
menegang.
Tanpa aba-aba, Xiumin langsung
memasukkan juniornya ke dalam miss v Hye Jin. Dan ia menggerakkan
juniornya dengan tempo
yang cepat,
keluar-masuk miss v Hye Jin. Desahan demi
desahan terus keluar dari mulut mereka. Xiumin semakin cepat menggerakkan juniornya, membuat meja yang mereka gunakan untuk bercinta ikut
bergerak. Hye Jin menarik tengkuk Xiumin lalu
menciumnya dengan ganas dan dibalas Xiumin tidak kalah ganas.
Kedua tangan Xiumin yang menganggur
ia gunakan untuk meremas kedua dada Hye Jin. Xiumin semakin
mempercepat gerakannya saat ia merasa juniornya serasa dipijat oleh miss v Hye Jin. Xiumin terus
menggerakkan juniornya semakin cepat sampai akhirnya mereka berdua mencapai
puncak bersama.
“Kau nikmat chagi,” ucap Xiumin sambil mencium
bibir Hye Jin dengan lembut, “Gomawo untuk yang
tadi, cepat pakai seragammu sebelum ada yang melihat kita!” ucapnya sambil melempar
seragam Hye Jin.
Setelah penampilan mereka sudah rapih, mereka mulai berjalan keluar kelas
kosong tersebut dengan Hye Jin bergelayut manja
kepada Xiumin. Sedangkan Xiumin hanya berjalan
dengan wajah datarnya tanpa menghiraukan Hye Jin yang sedang mengoceh disampingnya.
Saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba seorang gadis tidak sengaja menabrak mereka dan membuat Hye Jin terjatuh.
“HEY! Kalau jalan lihat-lihat! Kau punya mata kan!” bentak Hye Jin pada gadis yang menabraknya
itu.
“Mianhae, aku tidak
sengaja menabrakmu. Tadi aku sedang terburu-buru,” ucap gsdis itu sambil
membungkukkan badannya berkali-kali untuk meminta maaf.
“Maaf?! Kau fikir gampang
meminta maaf begitu saja! Setelah membuat aku terjatuh begini!” bentak Hye Jin lagi pada gadis itu.
Xiumin hanya menatap malas melihat kejadian yang ada dihadapannya saat ini, “Sudahlah, sini aku
bantu kau berdiri,” ucap Xiumin sambil
memegang pinggang Hye Jin untuk membantunya
berdiri.
“Gomawo oppa,” ucap Hye Jin sambil mengecup
pipi tembam Xiumin.
Sedangkan orang yang menabrak itu hanya memandang kedua orang yang didepannya dengan raut wajah bingung.
“Kau anak baru ya?
Sepertinya tidak pernah melihatmu,” tanya Xiumin tiba-tiba pada gadis itu.
“Eoh? Nde, aku anak baru
disini,” ucap gadis itu.
“Cih! Anak baru saja
sudah cari gara-gara apa lagi nanti,” cibir Hye Jin.
“Sudahlah chagi, ayo
kita ke kelas,” ucap Xiumin.
“Nde oppa,” jawab Hye Jin sambil
mengalungkan tangan di lengan Xiumin, namun Xiumin membalasnya dengan tersenyum simpul.
“Kajja, kami pergi
dulu ya. Annyeong!” pamit Xiumin pada gadis itu.
Gadis itu hanya menatap
malas sepasang kekasih itu, “Cih! Dasar wanita
menyebalkan!” gumamnya sambil menatap
sebal ke arah Hye Jin, “OMO! Aku sudah
terlambat!” pekiknya lalu ia kembali melangkahkan
kakinya dengan cepat.
***
-Hyerin
POV-
"Kau
dari mana saja?"
"Mian,
aku tadi habis menabrak dua sepasang kekasih yang menyebalkan,"
Pria
yang berada dihadapanku menghela napas berat, "Baiklah, ayo kita ke ruang
organisasi. Ada pembahasan yang akan disampaikan oleh ketua," ucapnya
sambil menarik tangan ku menuju ruang organisasi.
Sesampainya
di sana aku dan Luhan, pria yang menarik tangan ku di sambut tidak mengenakan
dari ketua dan para siswa yang sudah hadir. Semua ini karena keterlambatan
kami! Aku dan Luhan sama-sama meminta maaf, sampai akhirnya ketua mau memaafkan
dan menerima alasan keterlambatan kami berdua. Pembahasan untuk hari ini pun di
mulai...
.
"Untung
saja tadi kita tidak di usir. Ini semua karena kau terlambat!" bentak
Luhan, sesaat setelah pembahasan di ruang organisasi berakhir.
"Aku
kan sudah minta maaf!" jawabku tak kalah membentaknya.
Kami
pun berjalan bersama keluar dari ruang organisasi. Sepanjang perjalan kami
diam, diam dengan pikiran kami masing-masing. Saat kami melewati sebuah ruang
kelas, dari arah samping tiba-tiba ada seorang pria yang menyapa ku.
"Annyeong..."
sapanya.
Aku
menoleh ke arahnya, "Kau?"
Ia
tersenyum padaku, "Kau murid baru yang menabrak ku dan Hye Jin kan?"
tanyanya.
Aku
menganggukkan kepala sekali.
"Ehmmm,"
ia mengangguk sambil memperhatikan ku dari atas hingga bawah, "Siapa nama
mu?" tanyanya tiba-tiba sambil mendekat ke arah ku.
"Aku...
Song Hyerin," jawabku sambil berjalan mundur, menghindar dari pria yang
tengah berjalan mendekat ke arah ku itu. Sampai aku tidak sengaja menabrak
Luhan yang berada di sebelahku, lalu Luhan menggenggam tangan ku erat.
"Perkenalkan
nama ku Xiumin," ucapnya, "Maafkan Hye Jin ya... Dia memang gadis
yang terlalu berlebihan,"
Aku
hanya menganggukkan kepala ku ragu. Tapi pria yang bernama Xiumin itu terus
tersenyum penuh arti menatap ku. Aku sangat tidak suka melihat senyumnya yang
terkesan jahil padaku. Namun tiba-tiba aku merasakan Luhan menarik tangan ku
pelan, "Ayo kita pergi,"
"Nde..."
jawabku sambil mengangguk.
Aku
dan Luhan pun pergi meninggalkan Xiumin. Luhan menarik tangan ku dengan langkah
yang cepat, sampai kami benar-benar sudah jauh dari tempat Xiumin berada.
"Kau
jangan dekat-dekat dengan Xiumin," ucap Luhan yang sontak membuatku
bertanya-tanya.
"Waeyo?"
"Dia
terkenal playboy di sekolah ini,"
"Jjinjja?"
"Hm!"
jawabnya sambil mengangguk mantap.
Aku
menatap Luhan, "Apa gadis yang bernama Hye Jin itu pacarnya?" tanyaku
penasaran.
"Pacar?
Haha, setahu ku dia tidak memiliki seorang pacar," jawabnya santai.
Aku
pun mengangguk. Saat aku dan Luhan kembali berjalan, dari arah belakang ada seseorang
yang berlari sambil berteriak memanggil namaku. Aku menoleh, ternyata seseorang
itu adalah Xiumin.
"Apa
kita bisa bertemu lagi?" ajaknya dengan napas yang terengah-engah karena
habis berlari menghampiriku.
"Eoh?"
aku terkejut mendengar ucapannya.
"Aku
ingin bertemu lagi dengan mu. Bisakah kita bertemu di ruang kelas 12 lantai 3,
sepulang sekolah besok?"
Luhan
membulatkan matanya, "Maaf, besok kami ada kerja kelompok," ucapnya
ketus. Lalu menarik lagi tangan ku menghindar dari Xiumin. Pria itu hanya
mendengus kesal dengan ucapan Luhan. Aku sendiri malah tidak mengerti kenapa
Luhan bereaksi seperti itu!
"Ada
apa?" tanyaku bingung sesaat setelah kami sudah benar-benar jauh dari
Xiumin.
"Kau
tidak boleh bertemu dengannya!" bentaknya.
Aku
melepas genggaman tangannya dengan kasar, lalu pergi meninggalkannya begitu
saja.
***
-Author
POV-
Hyerin melepas genggaman
tangan Luhan dengan kasar, lalu pergi meninggalkan Luhan begitu saja. Ia tidak pedulikan Luhan yang
terus memanggil namanya. Hyerin terus berjalan meninggalkan Luhan sambil mengerutu kesal karena Luhan
membentaknya tadi.
“Luhan menyebalkan!” gerutunya sambil menghentakkan kakinya.
Luhan yang melihat itu hanya terkekeh sambil menggelenggan kepalanya. Dan
berlari mengejar Hyerin yang berjalan pergi sambil menghentakkan kakinya seperti
anak kecil yang sedang kesal karena tidak dibelikan mainan.
“Hey! Kau marah padaku?” tanya Luhan sambil mensejajarkan jalannya denga
Hyerin.
“Aniyo,” ucap Hyerin ketus.
Luhan hanya bisa menghela nafasnya melihat Hyerin marah padanya dan tidak mau melihat wajahnya
saat dia sedang berbicara.
“Benar, kau marah padaku. Baikalah aku minta
maaf kalau tadi aku membentakmu,” ucap Luhan sambil
menarik tangan Hyerin dan menatap gadis itu dengan mata
teduhnya yang mampu membuat Hyerin terpana karena melihat kedua bola mata Luhan yang menurutnya
itu
indah.
“Aku akan memaafkan mu tapi kau harus
berjanji untuk tidak membentakku lagi, aku paling tidak suka dibentak!” ucap Hyerin sambil mempout
bibirnya.
Luhan gemas melihatnya dan dengan sengaja ia mencubit hidung mancung Hyerin, “Kekeke.... baiklah
aku berjanji untuk tidak membentakmu lagi,” ucapnya sambil tersenyum manis kepada Hyerin, itu membuat membuat muka Hyerin memerah.
“Kenapa wajahmu memerah? Apa kau sakit?” tanya Luhan sambil meletakkan
telapak tangannya ke dahi Hyerin untuk mengecek suhu tubuh Hyerin dan membuat wajah gadis itu semakin memerah, “Tidak panas sama sekali, tapi kenapa wajah mu
merah seperti itu?” ucap Luhan bingung.
“Sudahlah aku tidak apa-apa Lu, kajja kita pulang.”
Hyerin berjalan terlebih
dahulu meninggalkan Luhan, dan Luhan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Hyerin.
Keesokkan harinya...
Bell tanda kelas sudah selesai sudah berbunyi. Semua murid bersiap-siap
untuk pulang kerumah mereka masing-masing begitu juga yang dilakukan Hyerin dan Luhan. Luhan
yang sudah selesai merapikan barang-barangnya menghampiri Hyerin lalu mengajak gadis itu pulang bersamanya.
“Kajja kita pulang,” ajak Luhan sambil menarik
tangan Hyerin.
“Eoh? Emm... itu.. kau
pulang duluan saja, Lu.” ucap Hyerin sambil melepaskan
tangannya dari genggaman Luhan.
“Loh, memangnya kau mau kemana?” tanya Luhan.
“Emm...anu... itu... Aku ingin
mengambil bukuku yang tertinggal di perpustakaan,” ucap Hyerin bohong.
“Kajja ku antarkan,”
Saat Luhan akan berjalan menuju
perpustakaan, dengan
gerakan cepat Hyerin menarik tangan pria itu sehingga membuatnya menghentikan
langkahnya dan menatap Hyerin bingung.
“Ada apa?” tanya Luhan pada Hyerin yang sedang menunduk sambil memainkan jari-jarinya.
Hyerin bingung bagaimana
caranya supaya Luhan pergi sehingga ia bisa bertemu dengan Xiumin tanpa diketahui Luhan.
“Aku bisa sendiri kau duluan saja, Lu.” ucap Hyerin sambil tetap memainkan jarinya karena gugup.
“Kau yakin?” tanya Luhan khawatir dan dibalas anggukan kepala dari Hyerin.
“Baiklah, Aku tunggu kau diluar ya,” ucap Luhan sambil
mengacak rambut Hyerin,
lalu berjalan
pergi.
“Untung saja Luhan mau menunggu diluar,” ucap Hyerin lega saat melihat Luhan sudah pergi.
“Setidaknya dia tidak akan tau kalau aku ingin bertemu Xiumin, kalau dia
tau bisa-bisa aku dibentaknya lagi seperti kemarin atau lebih parah,” gumam Hyeri sambil
berjalan menaiki tangga menuju tempat dimana ia dan Xiumin akan bertemu, “Dimana kelasnya?”
Hyerin bingung mencari
ruang kelas dimana ia akan bertemu dengan Xiumin. Hyerin terus bejalan
mencari kelas yang dimaksud Xiumin. Selama ia mencari, gadis itu tidak tahu bahwa ada maksud tertentu Xiumin
mengajaknya bertemu.
“Apakah ini kelasnya?” tanyanya pada diri sendiri sesaat ia telah memasuki sebuah ruang kelas yang
sepi itu.
“Eoh? Kau sudah datang
Hyerin?” tiba-tiba terdengar suara
seorang pria dari dalam, sontak membuat Hyerin terkejut. Dan yang ternyata, itu
suara Xiumin. Pria itu ternyata sudah berada didalam kelas tersebut.
“Nde, Ada apa kau menyuruhku kesini Xiumin-ssi?” tanya Hyerin.
“Aku hanya ingin bertemu denganmu saja, Apa tidak boleh?” ucap Xiumin sambil
berjalan menghampiri Hyerin yang masih saja berdiri didekat pintu, sedangkan Hyeri menatap Xiumin
dengan was-was. Entah kenapa perasaan menjadi tidak enak, perasaannya mengatakan bahwa ia harus cepat-cepat pergi dari sini.
“Kau cantik Hyerin,” ucap Xiumin sambil mengelus
pipi chubby Hyerin.
“Nae yeojachingu ga dwae-o jullae? (Maukah
kau menjadi kekasihku?)”
“Nde? Apa kau bilang?” Hyerin terkejut mendengar ucapan Xiumin yang ingin menjadikannya kekasih.
“Jadilah kekasihku Hyerin,” ucap Xiumin sambil
memajukan wajahnya mencoba untuk mencium bibir tipis milik Hyerin.
Melihat Xiumin yang sepertinya ingin mencoba menciumnya, lantas Hyeri
langsung mendorong tubuh Xiumin kebelakang.
“Maaf aku harus pergi,” ucap Hyerin sambil membalikkan
badannya mencoba pergi dari ruang kelas itu. Tapi gerakan Xiumin lebih cepat
dari pada Hyerin. Xiumin menarik
tangan Hyerin dan memojokkannya
kedinding kelas.
“Kau tidak akan bisa kemana-mana cantik,” ucap Xiumin sambil menyeringai kearah Hyerin.
“Ma..Mau apa kau?” tanya Hyerin gemetar.
“Tentu saja ingin bermain denganmu cantik,” ucap Xiumin dan langsung menyambar bibir tipis Hyerin. Menciumnya dan melumatnya dengan penuh nafsu.
Sedangkan Hyerin terus mencoba mendorong tubuh Xiumin namun apa
daya, kekuatannya tidak mampu menghentikan pria itu.
Xiumin terus melumat bibir Hyerin dengan nafsu, bahkan sekarang lidahnya mencoba menerobos masuk ke mulut Hyerin. Hyeri tetap
menutup rapat mulutnya dan terus mencoba mendorong tubuh Xiumin.
Karena kesal Hyerin tidak mau membuka mulutnya, Xiumin meremas dada
Hyerin kasar dan membuat Hyerin mendesah.
Kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh Xiumin, dengan cepat lidahnya menerobos masuk kedalam mulut Hyerin.
“Mmmph.... Le...Lepaskan,”
Hyerin terus menerus
mendorong tubuh Xiumin agar ia tidak berbuat lebih padanya, tapi selalu saja gagal. Cara terakhir yang
Hyerin gunakan adalah
dengan menendang selangkangan Xiumin dan berhasil.
“Aaakkhh!!!” ringis Xiumin sambil
memegang selangkangannya yang di tendang oleh Hyerin.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Hyerin untuk melarikan diri. Tapi belum sempat Hyerin dapat membuka knop
pintu, Xiumin sudah menariknya kasar dan mendorongnya ke dinding kelas hingga
membuat Hyeri kesakitan kerena benturan.
“Aaakkhhh..... sakit...” ringis Hyerin kesakitan, karena punggung
terbentur oleh dinding kelas.
“Kau tidak akan bisa keluar dari sini chagia, Tidak sebelum kau memuaskanku!” ucap Xiumin, lalu ia menghisap leher
Hyerin hingga menimbulkan
tanda kemerahan dileher gadis itu.
“Aku mohon jangan lakukan ini, Xiumin-ssi... hiks.”
Hyerin mencoba memohon
pada Xiumin, tapi itu semua hanya sia-sia saja. Karena Xiumin terus-menerus
menghisap lehernya dengan ganas.
Tidak dipedulikannya Hyerin yang terus memohon padanya supaya melepaskannya, “Sudah kau nikmati saja chagia,”
Xiumin semakin gencar menghisap leher Hyerin. Sedangkan tangannya meraba-raba setiap inci
tubuh Hyerin. Sedangkan Hyerin masih tetap mencoba
melepaskan dirinya dari jeratan Xiumin. Dan itu membuat Xiumin geram.
“Diam atau aku akan berbuat kasar,” ancam Xiumin sambil
menjambak rambut Hyerin.
“Aaakkh.... Sakit... Kumohon jangan lakukan ini padaku Xiumin-ssi, hiks...” isak Hyerin.
“Berhentilah menangis jika kau ingin aku tidak berbuat kasar padamu,
Hyeri-ssi!”
“J-Jangan Xiumin-ssi. Kumohon...”
Tapi Xiumin langsung mencium bibir Hyerin. Melumat kasar bibir atas dan bawah Hyerin bergantian. Lidahnya
mencoba menerobos masuk
ke dalam mulut Hyerin, tetapi Hyerin tetap menutup rapat
mulutnya dan membuat Xiumin geram. Ia remas dada Hyerin kasar sehingga membuatnya
mendesah.
“Aaaahh...” desah Hyerin.
Mendengar desahan
Hyerin, semakin membuat Xiumin bersemangat memainkan dada Hyerin. Sedangkan Hyerin hanya bisa menangis dan berdoa supaya ada seseorang yang menolongnya.
Tidak dipedulikannya Hyerin yang menangis. Tangan Xiumin perlahan membuka satu per satu kancing seragam Hyerin. Setelah semua
kancingnya terbuka. Ia melepas seragam itu dan dibuangnya asal. Begitupun dengan bra hitam milik
Hyerin, sehingga Hyerin sekarang dalam
keadaan half naked.
Xiumin menatap lapar dada Hyerin yang ada dihadapannya saat ini. Bibirnya meraup dada Hyerin nafsu. Menjilat nipple Hyerin, lalu menghisap kuat
membuat Hyerin mengigit bibirnya
supaya desahannya tidak keluar.
Tangan kiri Xiumin, ia gunakan untuk meremas dada Hyerin yang menganggur. Lalu diremasnya kuat dan kasar. Tangan kanan Xiumin yang menganggur, ia gunakan untuk menurunkan underware milik
Hyerin. Saat
underware Hyerin sudah terlepas, ia membuangnya asal seperti halnya dengan seragam dan bra milik Hyerin.
Tangannya menyikap rok milik Hyerin, lalu menyusupkan jarinya kedalam miss v Hyerin. Ia gerakan tangannya maju-mundur sehingga
membuat desahan yang sejak tadi ditahan Hyerin keluar.
“Aaahh... Xiumin-ssi...”
“Teruslah mendesah chagi, Aku suka mendengar desahanmu.”
Xiumin semakin kuat menghisap dada Hyerin sedangakan kedua tangannya semakin gencar
menservice dada dan miss v Hyerin.
Xiumin menambah kedua jarinya masuk kedalam miss v Hyerin. Ia semakin dalam
memasukkan jarinya kedalam sana, membuat
gadis itu menggelinjang nikmat.
Xiumin menggerakkan jarinya didalam sana dengan cepat.
“Mmmhhh.... Aaahhh... Aaaahhh...”
Xiumin semakin cepat menggerakkan jarinya yang ada didalam. Membuat miss v
Hyerin berkedut dan
akhirnya mengeluarkan cairan ogasme-nya.
Xiumin mengeluarkan jarinya dari dalam miss v Hyerin, lalu jilatinya jari tersebut.
“Kumohon Xiumin-ssi jangan lakukan itu padaku. Hiks.”
“Setelah ini kau akan merasakan yang namanya surga dunia chagia,”
“Ja-Jangan Xiumin-ssi... Kumohon berhentilah...”
“Hahahaha... Sudah sejauh ini kau menyuruhku berhenti? Jangan harap Hyeri-ssi. Aku akan berhenti setelah
aku puas. Hahahaha,”
“KAU BAJINGAN XIUMIN-SSI. KAU BUKAN MANUSIA. BRENGSEK!”
PLAAKKK!!!
“BERANI SEKALI KAU MEMBENTAKKU!” bentak Xiumin sambil
memegang dagu runcing milik Hyerin.
“KENAPA? KAU TIDAK SUKA? KAU MEMANG LAKI-LAKI BRENGSEK XIUMIN-SSI!” balas bentak Hyerin, sambil meludah ke
wajah Xiumin. Dan itu membuat Xiumin menjadi geram.
Didorongnya Hyerin kelantai dan ia
membuaka seluruh pakaian yang masih melekat pada dirinya hingga naked.
“BERANINYA KAU MELUDAH KEAARAH KU, DASAR WANITA JALANG. JANGAN SALAHKAN AKU
KALAU AKU AKAN BERMAIN KASAR!”
Diciumnya kasar bibir Hyerin hingga membuat sudut bibir gadis itu mengeluarkan darah. Sedangkan kedua tangannya meremas dada Hyerin, diremasnya kuat dan
keras dada Hyerin
sehingga Hyeri menjerit dalam ciuman itu. Kesempatan ini dimanfaatkan Xiumin untuk memasukkan lidahnya kedalam rongga
mulut Hyerin. Setelah puas bermain dengan
bibir Hyerin, Xiumin beralih ke leher gadis itu. Ia menghisap leher
Hyeri sampai menimbulkan sebuah kissmark, Xiumin masih merasa tidak puas hanya dengan satu kissmark. Ia pun membuat tanda itu pada seluruh leher
Hyerin. Leher Hyerin kini menjadi dipenuhi dengan kissmark
buatannya.
Puas dengan hasil karyanya pada leher Hyerin. Ia beralih pada dada bulat nan padat milik
Hyerin. Dijilatnya
permukaan dada itu, lalu dihisapnya
kuat membuat Hyerin mau tidak mau
mendesah hebat.
“Aaaahhh....Aaaahh.." desah Hyerin.
“Kau menikmatinya kan Chagi, Hahahaha.”
“Hen....Mmmhh... Hentikan...Aaaahhh...”
“Tidak akan. Hahaha.”
Xiumin semakin gencar memainkan dada Hyerin. Tangannya yang menganggur ia gunakan untuk
meremas dada Hyerin yang satunya. Mencubit nipple-nya, meremasnya kuat lalu memutar-mutarnya membuat siapa saja yang mendapatkan
perlakuan seperti itu pada dadanya mendesah hebat.
Setelah bosan dengan dada itu. Ia beralih pada miss v Hyerin yang menurut Xiumin
menggairahkan itu. Diciumnya dan menghirup aroma khas kewanitaan pada miss v Hyerin. Membuat gairah Xiumin
meningkat setelah melihat lubang surga yang ada dihadapannya sekarang.
Diraupnya miss v itu dengan ganas. Lidahnya mencari-cari klitoris milik
Hyerin. Setelah ditemukan
ia hisap dengan keras benda itu, membuat Hyerin menggelinjang dibawah sana. Dihisapnya terus
benda tersebut hingga membuat miss v Hyerin berkedut dan mengeruskan cairannya. Ditelannya
habis oleh Xiumin tanpa menyisakan setetes pun cairan itu.
“Kita kebagian inti chagi. Kau siap?” ucap Xiumin, lalu pria itu mengarahkan juniornya
ke arah miss v Hyerin.
“Kumohon Xiumin-ssi jangan. Hiks.”
Tidak dipedulikannya Hyerin yang terus memohon padanya. Ia terus mencoba memasukan juniornya ke milik Hyerin yang masih sempit.
Saat juniornya ingin masuk kedalam miss v Hyerin tiba-tiba...
BUGH!!!
Tiba-tiba
saja dari arah belakang seorang pria memukul wajah
Xiumin.
Pria itu terus memukul Xiumin dengan bertubi-tubi.
Membuat Xiumin tidak dapat membalasnya.
Ditendangnya perut Xiumin, dan dipukulnya wajah tampan milik Xiumin.
“KAU APAKAN HYERIN,
HAH?!” bentak pria itu, “DASAR LAKI-LAKI
BRENGSEK!” bentaknya lagi, sambil terus
menghajar tubuh Xiumin. Tidak diberikan kesempatan pada Xiumin untuk melawan, itu membuat tenaga
Xiumin terkuras habis. Namun, kalau bukan karena isakan Hyerin yang menghentikannya mungkin Xiumin sudah mati kehabisan darah sekarang.
Dihampirinya Hyerin yang sedang duduk meringkuk dipojok kelas sambil menengelamkan wajahnya
diatara kedua kakinya. Pria itu membuka jas sekolahnya, lalu menyapirkannya ke tubuh naked Hyerin.
Merasa
ada sesuatu pada kedua pundaknya. Hyerin putuskan untuk melihat siapa melakukan hal itu padanya.
“Gwenchana?” tanya
pria
itu dengan raut muka cemas pada Hyerin.
“L....Lu...han?” gumam Hyerin tidak percaya setelah melihat
seseorang yang telah menolongnya itu.
“Nde, ini aku Hyerin...” ucap Luhan seraya tersenyum lembut pada
Hyerin.
Walaupun didalam sorot matanya masih menampilkan kecemasan, tapi Luhan berusaha tersenyum
untuk menenangkan Hyerin.
“Lu, aku takut...” ucap Hyerin sambil memeluk
tubuh Luhan dengan erat.
“Tenang ada aku disini. Aku akan melindungimu Hyerin,” ucap Luhan sambil mempererat pelukkan itu.
“Jja, sekarang kau pakai
bajumu lalu ku antar kau pulang. Soal laki-laki brengsek itu, aku sudah
melaporkannya pada kepala sekolah jadi kau tenang saja Hyerin,” ucap Luhan sambil
menyerahkan pakaian Hyerin yang tadi dilempar oleh Xiumin.
“Gomawoyo, Luhan...”
Hyerin pun
memakai pakaiannya. Setelah ia selesai memakai seragamnya, Hyerin menghampiri Luhan.
“Nde. Kajja, sekarang ku antar
kau pulang,” ucap Luhan sambil
menarik tangan Hyerin, dan mengantarkan Hyerin sampai ke apartemen milik Hyerin.
***
-Luhan POV-
Sepanjang
perjalanan menuju apartemennya, Hyerin terus saja menangis. Membuat setiap
orang yang kami lewati, melihat ke arah kami dengan tatapan seakan aku yang
telah membuatnya menangis. Oh, ayo lah... Itu bukan salahku!
Akhirnya
kami tiba di apartemen milik Hyerin.
"Gomawo,
Lu..." ucapnya lemah dengan isak tanggis yang masih belum berhenti.
Aku
mengelus kepalanya lembut, "Masuklah,"
Ia
pun masuk ke dalam apartemen miliknya tanpa melihat kearahku.
Saat
ia sudah masuk, aku mengambil langkah untuk pergi meninggalkan apartemennya.
Namun, rasa cemas dan khawatir langsung menyeruak di dalam hatiku. Apa Hyerin
akan baik-baik saja? Xiumin... Aku harap ia dikeluarkan dari sekolah!
.
"Aku
pulang," teriakku. Aku pun masuk ke dalam rumah.
"Baru
pulang?" saut adikku, tapi ku tidak menjawabnya. Aku langsung masuk ke
dalam kamarku. Sesampainya di dalam kamar, aku meletakkan tasku di atas meja.
"Oppa,
kau tidak makan?" tanya adikku dari depan pintu kamarku.
"Aku
tidak lapar, Hye Jin!" jawabku ketus.
Ia
mendengus kesal, "Ya sudah!" balasnya ketus. Gadis itu lalu menutup
pintu kamarku dengan kasar.
Aku
pun menghempaskan tubuhku di atas tempat tidur, "Song Hyerin..." saat melihat langit-langit rumahku
tiba-tiba saja aku teringat akan Hyerin. Apa ia baik-baik saja? Aku sangat
mengkhawatirkannya.
Hyerin,
ia murid baru di sekolah ku. Saat pertama kali melihatnya, aku sudah
menyukainya. Tapi aku takut, suatu hari nanti Hyerin pindah sekolah lagi.
Karena Xiumin, pria brengsek itu sudah mencoba memperkosanya!
Sebelum
Hyerin benar-benar pergi, pergi meninggalkan sekolah apa lagi sampai pergi
meninggalkanku. Aku akan menyampaikan isi hatiku. Aku ingin ia tau, kalau aku
mencintainya. Aku akan terus menjaganya. Mungkin ini akan sulit, namun aku akan
berusaha. Berusaha membuatnya tersenyum seperti biasa, dan berusaha membuatnya
agar tidak pindah sekolah. Karena aku sangat mencintainya...
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar