Title
: Happy Birthday || Author : Anita || Twitter :
@Anita_Febriany || Genre : Drama,
Romance, Sadness (maybe) || Length : Drabble (2094
words) || Rate : PG-15 || Main Cast : Miss A's Suzy &
INFINITE's L / Kim Myungsoo || Support
Cast : T-Ara's Jiyeon & JJ PROJECT's JB / Im Jae Bum
Summery
:
"Kado itu hanya sebagai alasanku agar
aku bisa melihat mu. Karena sebenarnya, aku sangat ingin sekali bertemu
denganmu. Tapi, di hari ulang tahun adikmu... Bisakah kita bertemu? 5 menit
saja. Aku sangat merindukanmu. Karena kita... Tidak akan pernah bertemu
lagi."
-------------
[Author POV]
'Aku
harap ada seseorang yang membelikan aku kado!!!'
.
.
.
"Yaakk! Bae Suzy!"
"Omo!" pekik gadis yang bernama
Suzy itu, "Kau mengagetkan aku saja!" ucap Suzy kesal sambil mendorong
tubuh sahabatnya yang baru saja mengagetkannya itu dengan pelan.
"Kau sedang apa?" tanya pria itu
sambil melirik ke arah ponsel Suzy. Dengan spontan Suzy pun menjauhkan
ponselnya dari lirikan pria itu.
"Kau lagi liat video porno
ya...?" goda pria itu.
"A-aniyo!" bantah Suzy tergagap.
Lalu ia memasukkan ponselnya ke dalam tas. Pria itu pun terkekeh pelan melihat
reaksi Suzy yang berlebihan.
"Sudahlah Jae Bum, kau mengajakku ke
cafe ini malam-malam begini untuk apa? Cepat katakan! Aku sudah bosan menunggu
mu lama di sini," ucap Suzy ketus. Pria yang bernama Jae Bum itu malah
tertawa melihat Suzy dan ia mencubit kedua pipi Suzy gemas.
Jae Bum, lebih lengkapnya Im Jae Bum. Ia
adalah sahabat Suzy. Mereka sudah bersahabat semenjak di bangku sekolah dasar.
Dan sampai saat ini, mereka masih bersahabat. Keduanya sama-sama sedang
menginjak bangku SMA di sebuah sekolah elit di daerah Gangnam, dan cafe tempat
mereka berada sekarang adalah tempat biasa mereka bertemu. Cafe itu sudah
menjadi rumah bagi mereka, karena sepulang sekolah mereka berdua selalu ke cafe
itu sekedar untuk mengobrol dan mengerjakan tugas sekolah bersama.
"Aku ingin menyampaikan
sesuatu..."
"Apa?"
"Kau masih ingat kan dengan teman ku,
Kim Myungsoo?"
Suzy terdiam sejenak, ia tidak bisa dengan
cepat menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Jae Bum itu kepadanya. Karena
Kim Myungsoo, bagi Suzy adalah hanya masa lalu.
"Iya, aku masih ingat," jawab
Suzy lirih.
Jae Bum telah membuka luka lama di hati
Suzy. Seketika raut wajah Suzy menjadi sedih, jika teringat akan Myungsoo. Pria
yang pernah ia cintai dulu.
"Adiknya hari ini ulang tahun, apa kau
sudah tau?"
"Iya, aku sudah tau,"
Jawaban yang dilontarkan Suzy begitu
singkat, Jae Bum belum menyadari kalau ia telah membuat hati Suzy terluka.
Gadis itu hanya menundukkan kepalanya, menatap lurus ke arah minumannya yang
telah kosong sambil menjawab pertanyaan Jae Bum.
"Kau sudah tau? Tau dari mana?"
tanya Jae Bum penasaran.
"Aku
baru saja membaca status facebook adiknya," jawab
Suzy dalam hati.
"Ayolah... Tau dari mana???"
tanya Jae Bum lagi.
Suzy mengangkat kepalanya dan menatap lurus
Jae Bum, "Bisakah kita tidak membahas ini?"
***
[Suzy POV]
"Bu, aku berangkat..." teriakku
dari depan pintu. Baru saja aku akan melangkah, ibu langsung memanggilku.
"Suzy! Tidak naik mobil?" saut
ibu dari dalam rumah.
"Tidak bu, hari ini aku naik motor
bersama Jae Bum..." teriakku lagi.
Aku pun berlari menghampiri Jae Bum yang
sedari tadi sudah menungguku di depan pintu gerbang rumahku. Ia sudah berada di
sana 5 menit sebelum aku bersiap-siap.
Pagi ini aku berangkat sekolah bersama Jae
Bum, sahabatku. Kami sudah berteman lama, kedua orang tua kami juga sudah tau
akan hal itu.
"Mianhae. Apa aku lama?" tanyaku
sesaat setelah aku telah keluar rumah.
Ia membuka kaca helm-nya yang menutupi
wajahnya, "Tidak begitu. Cepat, kita sudah terlambat," ucapnya lalu
menyerahkan satu helm lagi untuk aku pakai.
Aku mengambil helm itu, dan memakainya.
Lalu aku naik ke atas motornya.
Ia kembali menutup kaca helm-nya,
"Pegangan,"
Sesuai perintahnya, aku berpegangan
padanya. Memeluknya dari belakang.
Motor Jae Bum pun melaju kencang. Angin
yang menerobos dan menerpa wajahku, seketika
teringat akan masa lalu ku bersama Myungsoo...
[Flashback-On]
"Myungsoo, bisakah kau pelankan laju
motor mu?" kataku sedikit berteriak, karena suara dari terpaan angin yang
di tembus laju motor Myungsoo sangat kencang. Membuatku harus berteriak saat
akan berbicara dengannya.
"Kau bicara apa? Aku tidak
dengar," jawabnya sambil berteriak juga dari balik helm-nya.
Ia pun mempercepat lagu motornya, dengan
spontan aku memeluk punggungnya. Deg! deg! Jantungku berdegup kencang. Ini
pertama kalinya aku merasakan detak jantung tidak karuan seperti ini.
Akhirnya tiba di tempat yang Myungsoo akan
mengajakku.
"Taman?"
Saat aku membuka helm-ku, dan melihat
sekitarku. Ternyata aku berada di sebuah taman. Taman yang indah dengan
berbagai macam bunga yang bermekaran.
"Kau mengajakku ke sini, untuk
apa?"
Myungsoo membuka helm-nya, lalu menengok ke
arah ku yang masih duduk di motor, dibelakangnya.
"Turunlah, ada yang ingin ku bicarakan
padamu," ucapnya lembut sambil menatapku teduh. Jantungku kembali berdetak
kencang.
Aku langsung turun dari motornya,
mengendalikan diriku agar tidak terlihat salah tingkah.
Myungsoo mematikan mesin motornya, lalu
membuka helm-nya dan turun dari motornya, "Ayo," ajaknya padaku.
Ia menggenggam erat tangan ku, seraya
menuntunku ke suatu tempat.
Setibanya di tempat, ia melepas genggaman
tangannya di tanganku.
"Indah..." tanpa sadar aku
kata-kata itu keluar dari mulut ku.
Myungsoo membalikkan badannya menghadap ke
arahku sambil tersenyum, "Sungai ini... Di sini lah tempat aku dan Jae Bum
dulu bermain,"
Ia kembali menghadap ke arah sungai yang
ada di hadapan kami sekarang. Sungai itu benar-benar indah.
"Tapi kenapa kau mengajakku ketempat
ini? ini kan tempat kau dan jae bum bermain..."
Ia kembali membalikkan badannya, dan
menatap lurus ke arah ku, "Aku ingin, kau jadi gadis pertama yang aku bawa
ketempat ini,"
Wajahku menjadi memerah mendengar ucapannya.
"Suzy?" ia menggenggam erat kedua
tangan ku, sontak membuatku terkejut, "Mau kah kau jadi pacarku?"
[Flashback-End]
"Yaa~ Bae Suzy~"
Kibasan sebuah tangan di depan wajahku
seakan menyadarkan lamunanku.
"Kita sudah sampai," ucapnya lalu
mematikan mesin motornya, "Kenapa kau melamun?" tanyanya padaku tapi
menghadap ke arah depan motornya.
"Tidak apa-apa," jawabku sambil
menggelengkan kepala. Kami turun dari motor, lalu jalan berdua menuju kelas
masing-masing.
Kenangan itu... Tidak akan pernah ku
lupakan.
***
"Eonni!!!"
Aku pun menoleh, "Oh, Jiyeon.
Wae?"
"Dua hari lagi aku ulang
tahun..." ucapnya girang.
Aku terdiam sejenak menatapnya, karena
tiba-tiba aku teringat akan status facebook-nya tempo hari 'Aku harap ada seseorang yang membelikan aku kado!!!'
"Iya, aku tau," jawabku santai
sambil tersenyum padanya.
"Eonni sudah tau?" tanyanya
dengan senyum penuh arti, "Kalau gitu sampai ketemu lagi,"
Ia melambaikan tangan ke arah ku, lalu
pergi begitu saja. Aku hanya tersenyum sambil membalas lambaian tangannya, dan
terus melihat ke arahnya sampai sosoknya menghilang dari pandanganku.
Sebenarnya aku sudah mengerti maksud dan
tujuannya menghampiriku. Jiyeon pasti mau aku memberinya kado. Tapi...
"Dua hari lagi ya? Itu berarti hari
minggu," gumamku.
Aku tidak tau bagaimana cara memberinya
kado tepat pada hari ulang tahunnya itu. Tahun lalu, aku bisa minta tolong pada
Myungsoo. Karena ia kakak Jiyeon, tapi tahun ini? Aku tidak bisa. Aku dan
Myungsoo, sudah lama berpisah.
Tapi di hari ulang tahun Jiyeon nanti...
Bisakah aku bertemu dengan mu, Myungsoo? Aku sangat merindukanmu.
.
"Dia ini kenapa?!"
Pria yang berada di depanku saat ini,
berkali-kali menekan tiap angka di ponselnya. Entah siapa yang sedang ia coba
hubungi, tapi berkali-kali juga ia bergumam kesal.
"Aisssh, benar-benar!"
Ia membuang ponselnya ke atas meja, lalu
meminum minumannya dengan raut wajah kesal.
Aku terus memperhatikan tingkahnya semenjak
aku tiba di cafe ini. Cafe tempat biasa aku dan Jae Bum, pria yang ada di
depanku sekarang bertemu dan menghabiskan waktu santai kami berdua.
"Kau sedang mencoba menelpon siapa,
Jae Bum?"
Akhirnya aku berani bertanya, setelah
melihatnya seperti itu.
Ia lalu menatapku tajam, "Myungsoo.
Pria menyebalkan itu dari tadi tidak mengangkat telepon dari ku!"
Aku tidak bisa berkata-kata lagi mendengar
ucapan Jae Bum, karena ternyata ia sedang menelpon Myungsoo.
"Kau tau dia kenapa?" tanya Jae
Bum tiba-tiba.
"Ne?" Aku tersentak kaget.
"Myungsoo... kau tau dia kenapa?"
Aku menggelengkan kepalaku.
"Aigoo~ pria menyebalkan itu kenapa
lagi?!" ia mengambil kembali ponselnya yang ada di atas meja, lalu
menekan-nekan tombol yang ada di ponselnya dengan kesal.
Jae Bum, biarpun ia sudah tau kalau
hubunganku dengan Myungsoo telah berakhir tiga bulan lalu. Tapi ia selalu saja
menganggap seperti tidak tau apa-apa, padahal setiap kali ia membahas Myungsoo
hatiku terasa sakit.
Namun karena pertanyaan Jae Bum tadi, aku
jadi penasaran. Apa yang sedang Myungsoo lakukan sekarang? Apa ia sudah makan
siang? Sekarang sudah jam dua siang. Aku berharap ia makan dengan baik.
***
[Myungsoo POV]
"Jiyeon! Kau letakkan di mana ponsel
oppa?" teriakku sambil terus mencari-cari ponsel ku yang tidak ku temukan
di dalam kamar ku.
"Molla," jawab gadis itu santai
sambil berjalan masuk menuju kamarnya.
"Yaakk!!!" teriakku kesal.
Aku pun keluar kamar dan berjalan
menghampiri kamarnya dengan langkah kesal.
BRAKKK!!!
Aku membuka pintu kamarnya dengan kasar.
"Tadi kau kan meminjamnya! Sekarang
ada dimana ponsel ku!" bentakku, memarahinya.
.
"Ada apa kau tadi menelpon ku?"
"Kau
ini! Tidak jadi, aku sudah lupa mau bicara apa padamu!"
"Mian, ponsel ku tadi di letakan
sembarangan oleh adikku."
"Ceroboh!
Aku sudah lima kali menelpon mu!"
"Lantas, ada perlu apa kau menelpon ku
sampai lima kali seperti itu?"
"Lupakan,
dua jam sudah berlalu. Aku sudah lupa," ucapnya,
ia lalu mematikan ponselnya dengan sepihak.
Aku pun meletakkan ponsel ku di atas meja
belajar, dan ku hempaskan tubuhku di atas tempat tidur yang empuk.
"Haaah, sangat nyaman,"
Ku pandang langit-langit dinding rumah ku,
"Suzy, kau sedang apa?" gumamku. Tiba-tiba saja, aku jadi memikirkan
gadis itu. Suzy adalah mantan kekasih ku. Kami sudah putus tiga bulan lalu.
Mungkin terdengar egois, aku memutuskannya cuma karena aku akan pindah rumah.
Tapi hubungan adikku dan Suzy sangat dekat, sudah seperti kakak-adik. Aku jadi
sulit melupakannya.
"Suzy, kau sedang apa
sekarang...?"
***
[Author POV ]
Dua
hari kemudian...
"Happy birthday to you,
Jiyeon..."
Dengan perasaan cemas, Suzy menunggu
balasan dari Jiyeon. Tak lama gadis itu pun membalas pesan singkat Suzy.
"Gomawo eonni," isi pesannya.
Suzy tidak lagi membalas pesan Jiyeon. Ia
hanya memandang layar ponselnya sambil menggenggam erat kado yang berada di
tangan kirinya. Kado itu akan ia berikan kepada Jiyeon, karena hari ini adalah
hari ulang tahun Jiyeon. Dan Suzy sudah mempersiapkan kado itu dan akan
memberikannya, tapi...
"Bagaimana caranya aku menyerahkan
ini?" gumamnya. Ia memandang kado itu sedih.
"Apa aku harus minta tolong Myungsoo
untuk memberikannya?" tanyanya pada diri sendiri tak yakin.
Ia menekan tiap kata yang ada pada tombol
ponselnya. Saat sudah mengetik kata-kata yang akan ia sampaikan pada Myungsoo,
jarinya terhenti tepat di kontak nomer ponsel Myungsoo. Ia masih tak yakin
untuk mengirimkan pesan pada pria itu, namun dengan berani ia akhirnya menekan
tombol itu dan pesannya pun terkirim ke Myungsoo. Detak jantung Suzy berdetak
tidak beraturan, kecemasan menyeruak dipikirannya. Bahkan tubuhnya menjadi
bergetar, ia takut Myungsoo tidak membalas pesannya.
Dua jam telah berlalu. Suzy pun terduduk
lemas di kursi tempat cafe ia berada sambil menatap layar ponselnya.
"Dia tidak membalasnya..." ucap
Suzy lirih.
Dengan perasaan kecewa, ia bangkit dari
kursi untuk pergi meninggalkan cafe. Saat ia bangkit, pandangan matanya
langsung tertuju pada kado yang berada di atas meja.
"Kado itu hanya sebagai alasanku agar
aku bisa melihat mu. Karena sebenarnya aku sangat ingin sekali bertemu
denganmu, Myungsoo," gumam Suzy.
Raut wajah Suzy tiba-tiba menjadi sedih, ia
seperti akan menangis. Hatinya seperti tertusuk seribu jarum karena Myungsoo
tidak membalas pesannya.
"Sebegitunyakah tidak ingin bertemu
dengan ku?"
Suzy pergi meninggalkan cafe tanpa membawa
kado itu. Ia meninggalkannya bukan karena disengaja, tapi karena ia sudah sakit
hati oleh Myungsoo.
"Aku sangat merindukanmu. Bisakah kita
bertemu 5 menit saja?" ucapnya dengan isak tangis yang tak tertahankan.
Sepanjang perjalanan, seluruh orang yang
ada di sekitar Suzy memperhatikannya dengan tatapan bertanya-tanya.
"Kidak akan pernah bertemu lagi,
Myungsoo..."
***
[Myungsoo POV]
"Myungsoo,
ini aku Suzy. Kau masih menyimpan kontakku kan? Bisakah kita bertemu di Mouse
Rabbit Cafe? Aku ingin memberikan kado ini pada adikmu, Jiyeon... Dia hari ini
ulang tahun kan?"
Aku langsung matikan ponsel ku setelah
membaca pesan itu.
"Mianhae, Suzy." ucapku lirih.
"Oppa!" panggil Jiyeon, adikku.
"Oh, Jiyeon. Wae?"
"Mana kado untukku...?" ucapnya
manja sambil mengulurkan kedua tangannya meminta sebuah kado padaku.
"Oppa lupa," jawabku santai.
"Mwo?!"
"Happy birthday to you..."
Aku mengecup keningnya, lalu pergi
meninggalkannya.
Aku pergi menuju belakang rumahku sambil
bergumam sendiri memikirkan Suzy, "Maaf kan aku Suzy, tapi aku sangat
berterima kasih. Kau masih ingat ulang tahun adikku, aku harap kau tidak lupa
pada ulang tahunku."
Suzy sangat perhatian pada keluarga ku. Aku
memang pria bodoh yang begitu saja melepasnya! Tapi aku tidak bisa berpacaran
jarak jauh, Jiyeon masih bisa bertemu dengannya karena mereka satu sekolah.
Sedangkan aku? Semenjak pindah rumah, jarak ku dan Suzy menjadi sangat jauh. Di
tahun depan, aku pasti akan mengucapkan 'Happy Birthday' padamu Suzy...
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar