Jumat, 28 Juni 2013

[My FF] Naughty Teacher

Title: Naughty Teacher
Author: Anita
Genre: Romance, School life
Length: Oneshot
Main Cast:
Park Hyo Jin
Suho (EXO-K)
Rating: NC-21

Attention! This is not for child. And, you can read my fanfiction in my personal blog www.saykoreanfanfiction.wordpress.com Please comment. Happy reading…

******


“Jadi maksudmu kamu tidak berniat melakukannya denganku, begitu?”
“Bukan, bukan begitu maksudku Sungmin. Hanya saja, hari ini aku sedang tidak mood.”
“Jangan bercanda! Sudahlah, terserah apa maumu! Bye!”
“Loh kok gitu…? Hei, tunggu…!”
Aku menghela napas panjang. Tidak apa-apa, aku tidak akan mengejarnya. Aku sudah terbiasa. Hal ini selalu terjadi padaku. Seseorang menyatakan cintanya padaku dan seperti biasanya, dia langsung mencampakkanku.
Aku berlagak dewasa di hadapan teman-temanku, dan berbohong pada mereka untuk datang ke tempat seperti ini. Aku… memang bodoh. padahal aku tidak punya keberanian untuk melakukannya.
“Aku sedang apa sih?” kataku dengan suara lirih.
“Hyo Jin?”
Terdengar suara seseorang yang memanggilku dari belakang. Aku membalikan badan untuk melihat siapa yang memanggilku.
“Pak guru?!”
Ga…gawat. Ternyata yang memanggilku itu adalah pak guru. Kenapa bisa bertemu di hotel begini?
“Pak? Eh, anu…”
Duh, gimana nih? Aku kehabisan kata-kata. Aku bingung mau ngomong apa. Tapi, pak guru kan biasanya selalu tersenyum dan baik, mungkin bisa kubohongi.
“Se… selamat malam..” kataku gugup.
“Pak guru Suho rupanya ke tempat begini juga? Gak cocok ah, nanti fans bapak bisa nangis loh!” kataku sambil tersenyum, aku menahan sekuat tenanga rasa gugupku.
“Sendirian? Oh, aku tau. Bapak di ajak ke tempat ini terus di tinggalin ya?”
“Mau temani aku?” tanyanya tiba-tiba.
Apa? Aku terkejut mendengar ucapannya. Mukaku mulai memerah.
“Baru kali ini aku melihat ada cewek yang di tinggal begitu saja di depan hotel. Kasihan.” Dia tersenyum dengan tatapan mata yang serius. Senyumannya beda sama waktu di sekolah.
“Jadi bapak melihatnya? Ke.. kenapa sifat bapak beda sama waktu di sekolah???”
“Itu namanya senyum bisnis. Termasuk servis…”
“Apa?”
“Eh, kamu di tinggal cowokmu kan? Sekarang kamu mau ngapain sampai pagi? Besok sekolah loh!”
“Berisik! Aku akan pulang lah…”
“Temani aku yuk?”
“Hah?”
Pak guru Suho langsung menarik tanganku paksa untuk masuk ke dalam hotel.
“Tu… tunggu. Eh? Pa… pak!” aku mencoba melepaskan cengkraman tangannya, tapi tidak bisa. Dan…
Brukkk
Dia mendorong tubuhku ke atas tempat tidur. Lalu dia berjalan menuju pintu kamar hotel untuk menguncinya.
Si… situasi macam apa ini?! Jantungku berdetak kencang. Rasa gugupku benar-benar tak tertahankan. Pak guru Suho langsung berjalan menghampiriku dengan wajah yang terlihat serius.
“Buka bajumu!” katanya tiba-tiba.
“Pa… pak guru… bercanda kan?”
“Atau kamu lebih suka kalau aku yang membukanya?” katanya sambil menyentuh wajahku dengan salah satu tangannya.  Aku mencoba menjauh darinya.
“Kamu ajak cowokmu ke hotel kan? Jangan takut. Biar aku saja yang jadi pengganti cowok yang pergi tadi,” lanjutnya.
“Di… dia gak pergi kok.”
“Hmm…”
“Apa boleh buat. Aku cuma lagi gak mood kok.”
“Oh….”
Apa-apaan sih dia?! Padahal dia seorang guru.
“Siapa yang mau dengan cowok seperti itu? Yang dipikirkannya hanya ML. Lagipula dia duluan kok yang menyatakan cintanya padaku. Aku kan populer. Nanti juga ada penggantinya.” kataku panjang lebar.
“Intinya?” tanyanya. Wajahnya mendekat ke wajahku dan dia menatap mataku lekat-lekat.
“Kamu berlagak jadi anak baik, itulah sebabnya kamu di campakkan oleh cowokmu.”
“Ba… baru kali ini saja kok aku di campakkan. Biasanya…”
“Biasanya di campakkan juga?” katanya sambil mengelus-elus dagunya.
“Hahaha”
Eh?
Dia tertawa terbahak-bahak. Aku tidak mengerti, kenapa dia tiba-tiba tertawa.
“Sorry ya Hyo Jin, aku hanya bercanda. Kamu gak usah maksain diri deh. Aku tau, kamu itu masih PERAWAN.” dia memberi tekanan pada kata-kata ‘perawan’.
“Kok bisa tau?” tanyaku, mukaku mulai memerah karena malu.
“Dari cara kamu memperlakukan cowok, dan… juga dari baumu.”
“Bauku?”
“Kamu ini menarik ya Park Hyo Jin. Kamu berlagak terus sih… Makanya di campakkan. Hahaha”
Apaan sih! Menyebalkan!
“Seperti orang bodoh saja. Hahaha”
Aku tau kok! Tapi…
Aku menundukkan kepalaku. Aku merasa malu dengan pak guru.
“Kyaaaa”
Tiba-tiba pak guru Suho mendorong tubuhku, lalu dia menahan lenganku. Sekarang dia tepat berada di atasku dan menatapku dengan serius.
“Aku ingin Park Hyo Jin yang sebenarnya. Perlihatkan semuanya kepadaku.”
Semua? Apa maksudnya?! Pak guru Suho buru-buru membuka jaket yang kupakai, sepatu, kaos kaki dan…
“Tu… tunggu!” aku menutup bajuku yang kancing atasnya sudah terbuka.
“Sudah kubilang, aku cuma bercanda… aku ke hotel ini untuk mengerjakan sesuatu. Lagipula bajumu basah.” katanya membelakangiku.
“Mengerjakan apa?” tanyaku sambil sibuk memungut jaket, sepatu dan kaos kakiku yang di lempar ke sembarang arah oleh pak guru Suho.
“Kamu tidak tau? Aku ini penulis fan fiction. Bahkan fan fiction ku sudah ada yang di terbitkan menjadi novel.” jawabnya dengan bangga.
“Oh… begitukah?” aku berusaha untuk tersenyum padanya.

******

“Selamat pagi…” dia tersenyum seperti biasanya. Teman-temanku menjuluki dia Angel karena saat pak guru Suho tersenyum dia terlihat seperti malaikat. Tapi bagiku dia tidak tampak seperti malaikat, melainkan guru yang nakal.
“Pagi pak… Rambut bapak berantakan tuh.” kata salah satu murid perempuan. Pak guru Suho adalah guru yang paling populer di antara guru cowok lainnya.
“Benarkah?” dia langsung merapikan rambutnya.
“Selamat pagi Park Hyo Jin, mukamu pucat. Kamu kurang tidur ya…?” sapanya padaku. Tapi aku terus berjalan tanpa membalas sapaannya. Aku memang kurang tidur itu semua karena pak guru Suho yang memaksaku masuk ke dalam kamar hotelnya.
Ting… Tong…
Bel masuk telah berbunyi.
“Semuanya duduk, ayo kita belajar Biologi yang menyenangkan…” kata pak guru Suho dengan tersenyum lebar. Pak guru Suho adalah guru biologi di kelasku. Aku paling sebal jika dia membahas materi tentang reproduksi.
Saat dia sedang menulis materi pelajaran di papan tulis, pak guru Suho berbalik badan dan langsung menatapku. Tapi aku langsung memalingkan wajahku.
“Hyo Jin…” panggilnya.
“Ne?” jawabku malas.
”Aku mau bicara denganmu,  nanti kamu datang ya ke ruangan bapak.”
Teman sekelasku langsung memandangiku. Apa mereka salah paham? Mereka semua memandangiku dengan rasa ingin tau.
Jam pelajaran biologi telah usai. Aku ingat yang baru saja pak guru Suho katakan, aku harus pergi keruangannya. Tapi aku menunggu pak guru Suho keluar kelasku terlebih dahulu.
Tiba di depan ruangannya, aku mencoba mengetuk pintunya tapi tidak ada jawban darinya.
“Udah manggil orang, eh… dianya malah tidur!” kataku sambil menendang sofa tempat pak guru Suho tertidur.
Pak guru Suho saat tertidur terlihat manis, tidak seperti guru yang nakal. Dan… kalau aku tidak bertemu dengannya dan dia tidak mengajakku menginap di kamar hotelnya, entah apa jadinya jika orang tuaku melihat aku pulang dengan basah kuyup karena saat itu aku berdiri di tengah derasnya hujan tanpa memakai payung.
“Ini… apa?” aku mengambil selembaran kertas yang berserakkan di bawah lantai.
“Baca ah…” aku duduk di lantai yang dingin, dan memungut kertas-kertas itu dan langsung membacanya.
Wanita itu masuk ke dalam kamar. Dengan malu-malu, dia menepuk-nepuk pipinya yang dingin. Entah kenapa, dia masuk ke dalam kamar yang hangat itu tanpa ada rasa ragu-ragu. Atau, karena dia sudah mengharapkannya…
suasana makin memanas, dia menghela napas yang panjang…
“Aku malu” katanya.  Aku mendekatkan wajahku padanya dan jari-jariku mengelus-elus pahanya yang mulus sampai ke vaginanya “Nah, biarkan aku…”
“ih… Hyo Jin ternyata yadong…” bisik pak guru Suho tiba-tiba. Membuatku terkejut dan sontak berdiri.
“Apa-apaan nih? Ini porno! Jangan bikin aku baca beginian dong!”
“Kamu yang baca seenaknya sendiri.”
“Aku memungutnya, habisnya berantakan…” aku meletakan kertas-kertas itu di sampingnya.
“Itu fan fiction NC buatanku… agak terbuka sih…” jawabnya santai.
“Terlalu berat ya buat anak kecil?” tanyanya.
“Gak kok!” jawabku sambil mengibaskan rambutku.
“Hahahaha” dia tertawa terbahak-bahak.
“Ketawanya biasa aja dong…”
“Wahahahahaha”
“Aduh, mau ketawa sampai kapan sih?”
“Bwahahahahaha”
“Ketawa aja terus!”
Baru satu langkah aku berjalan untuk meninggalkannya, tiba-tiba dia menahan lenganku. Lalu dia bangkit dari sofa dan mengatakan,
“Hyo Jin, sok dewasa itu bikin capek kan? Biasa saja lah, jadi dirimu sendiri.” Katanya sambil mengacak-acak rambutku.
Sebenarnya pak guru Suho tidak jahat. Hanya saja, aku tidak suka saat dia berbuat ‘nakal’ kepada murid-murid perempuan. Tapi… Hangat… itu yang kurasakan saat tangan pak guru menyentuh kepalaku dengan lembut.

******

Tok tok
Aku mengetuk pintu ruangan pak guru Suho.
“Pak, ini aku Park Hyo Jin…” teriakku dari luar ruangan.
“Masuklah.”
“Permisi…” aku membuka pintu dengan ragu-ragu.
“Ada apa?” tanya pak guru Suho seraya bangkit dari kursi kerjanya.
“Aku… ingin tau, caranya bikin fan fiction itu seperti apa. Jadi aku datang kesini.”
“Hmmm baiklah, lagipula sekarang jam sekolah telah usai. Tapi kamu tidak apa-apa pulang telat? Hanya ada kita berdua loh di sekolah ini.”
“gak apa-apa kok,”
Aku langsung berjalan menghampiri sofa, dan duduk di atas sofa itu.
“Pak guru?”
“Ya?” jawabnya, dia sibuk merapikan meja kerjanya yang berantakan.
“Fan fiction yang bapak bikin, itu NC semua?”
“Tentu saja.”
“NC yang paling ringan apa?”
“NC-17”
“Contohnya seperti apa?”
Mendengar pertanyaanku, pak guru Suho langsung menatapku.
“Contohnya…” dia berjalan mendekatiku, dan berpikir sejenak.
“Seorang siswi di panggil sepulang sekolah oleh guru biologinya… siswi itu tidak bisa membantah gurunya karena dia hanyalah seorang murid.” kedua tangannya mulai menahan kedua lenganku.
Apa yang dia maksud ‘siswi’ itu adalah aku? Tiba-tiba jantungku berdetak kencang.
“Ruangan guru biologi itu terpisah dengan ruangan kelas murid. Karena jam sekolah telah usai, tak akan seorangpun yang datang. Teriakpun percuma.” lanjutnya.
“Pak… sudah…” kataku dengan suara lirih.
“Tapi Hyo Jin tidak kabur, dia mengharapkannya dari guru itu…”
“Ti… tidak…”
“Tidak salah lagi kan? Makanya kamu mengajak cowokmu ke hotel itu.”
“Aku tidak…”
Jantungku berdetak kencang. Pak guru beda dari biasanya. Saat aku menatap matanya, tatapan matanya seperti serigala yang siap menerkam mangsanya. Tubuhku menjadi gemetar.
Lalu pak guru Suho mengusap bibirku lembut, dan memasukan jarinya ke dalam mulutku. Entah kenapa, aku tidak bisa membantahnya. Saat jarinya dikeluarkan dari mulutku, pak guru Suho langsung menciumku dan menjilati lidahku.
Tok  Tok
Terdengar suara ketukan pintu ruangan pak guru Suho dari luar. Dan itu membuat pak guru Suho menghentikan semuanya.

******

“Pagi…”
“Selamat pagi…” jawabku. Aku malu menatap pak guru Suho. Saat melihatnya, aku selalu teringat dengan kejadian kemarin.
Aku suka sama pak guru. Tapi aku tidak bisa mengatakannya. Pak guru Suho hanya menciumku. Aku tau, pak guru melakukannya cuma sebagai contoh fan fiction NC itu seperti apa.
Tapi bagiku, ciuman pak guru mengandung arti tersendiri. Aku mengelus-elus bibirku sendiri. Waktu itu, seandainya yang bertemu dengannya di depan hotel itu bukan aku. Apa pak guru Suho akan melakukan ini?
Pak, apa yang harus kulakukan? Ini untuk pertama kalinya aku menyukai seseorang seperti ini, aku tak tau harus berbuat apa.
Sebagai murid… apa aku boleh berada di sisimu?
“Hyo Jin?” pak guru Suho terkejut saat melihatku.
“Ngapain kamu di ruanganku?” tanyanya.
“Aku ingin belajar buat fan fiction…” kataku sambil tersenyum.
“Lagipula, jam sekolah telah usai. Saat mengetuk pintu ruangan, pak guru memang lagi tidak di dalam, jadi aku masuk.”
“Baiklah…”
Syukurlah, biarpun hanya sekedar bertemu untuk belajar menulis fan fiction. Aku senang bisa bersama-sama lagi.
“Pak? Ini novel apa?”
Dia langsung merebut buku yang aku pegang.  “Kamu mengambilnya dari mejaku ya saat aku sedang pergi ke toilet?”
“Jadi itu novel porno buatan bapak?”
“Bukan porno, tapi novel sensual…”
Wajah pak guru Suho memerah.
“Pak guru? malu ya? Astaga beneran!”
“Berisik ah!” dia membentakku dengan wajahnya yang mulai memerah. Aku tidak menyangka kalau pak guru yang nakal itu ternyata pemalu.
“Pak guru lucu…” kataku sambil tertawa melihat ekspresinya itu.
“Apaan sih!”
“Hahahaha”
“Oh iya, Aku mau minta tanda tangan…” aku mengambil sebuah buku di dalam tasku.
“Kamu ini, benar-benar!” pak guru Suho mengacak-acak rambutnya. Terlihat bahwa dia merasa malu sama apa yang sudah aku lakukan.
“Ayo ku antar kau pulang. Ini sudah sore.” pak guru Suho menarik lenganku keluar ruangan.
“Pak? Apa bapak menyukaiku?” tanyaku. Tiba-tiba mobil yang di kendarai oleh pak guru Suho mengerem mendadak.
“Apa?” dia terkejut mendengar ucapanku.
“Apa pak guru menyukaiku?” tanyaku sekali lagi.
“Pakai sabuknya…” dia tidak menjawab pertanyaanku. Apa itu tandanya dia tidak menyukaiku?
Saat pak guru Suho akan menjalankan mobilnya kembali,
“Kita lakukan yuk” kataku tiba-tiba.
“Sudah cukup!” bentaknya. Pak guru marah padaku? Selama mengendarai mobil, dia hanya diam dan fokus melihat kejalan. Aku tidak tau harus bagaimana. Aku melirik wajahnya yang tampak sangat marah. Dan, tidak terasa sekarang sudah malam…
“Turun!” dia membukakan pintu mobil untukku.
Ini kan… hotel yang waktu itu? Pak guru Suho langsung mencengkram lenganku dan memaksaku untuk masuk ke dalam hotel.
Brakkk
Pintu kamar hotel tertutup dengan keras.
Pak guru mendorongku ke pintu dan langsung menghimpitku.
“Pak guru… ahhh” aku mendesah di sela-sela ciumanku, pak guru mencium bibirku dengan kasar. Menghisap bibir atas dan bawahku secara bergantian.
Saat pak guru Suho menyentuhku…  tubuhku menjadi panas…
Lalu dia melepas ciuman kami, dan beralih ke leherku. Dia menjilati dan sesekali menghisapnya. Perlahan tangannya merapa kedua payudaraku dan membuka kancing baju seragamku. Setelah berhasil membuka baju seragamku, dengan cepat dia meremas pelan kedua payudaraku yang masih memakai bra dan menciumnya.
“Pak … ahhh…” tangannya meremas payudaraku dengan kasar, di lepasnya bra-ku dan tanggannya perlahan turun ke rokku. Mencoba membuka resleting rokku.
Setelah berhasil membuka rokku, dia mengelus-elus vaginaku yang masih ditutupi oleh celana dalamku. Dan dia mencoba menurunkan celana dalamku hingga terlepas dan membuatku neked.
“Pak guru… jangan…” aku menahan supaya pak guru Suho tidak membuatku neked.
“Aku tidak bisa berhenti,”
Lalu dia menggendongku, dan menghempaskan tubuhku di atas tempat tidur.
Dia berhasil membuka celana dalamku. Kini aku benar-benar sudah neked, hanya sepatu dan kaos kaki  yang masih menempel. Lalu dia membuka sepatu dan kaos kakiku.
“Kita sudah sampai tahap ini, jadi sekarang  kau adalah milikku” bisiknya di telingaku.
“Pak guru… ahhhhh” aku mendesah keras. Jari-jari pak guru Suho masuk ke dalam liangku. Menusuk-nusukannya masuk ke dalam, membuat cairan organismeku keluar.
“Sekarang, jangan sampai kamu bilang mau pulang.”
Dia mengusap lembut pahaku, dan melebarkan pahaku. Wajahnya mendekat ke depan vaginaku, lalu memainkan lidahnya dibawahku.
“pak… ahhhhhhhh ” aku meracau dengan kenikmatan saat lidah pak guru mulai bermain di selangkanganku.
Dia membuatku banyak berorganisme, vaginaku sangat basah karena cairan organismeku yang terus keluar. Tapi pak guru terus menjilatnya.
Setelah menjilati vaginaku, dia membuka baju dan celananya sendiri yang masih menempel di tubuhnya. Sekarang kami berdua neked.
“Akhhhh…” desahku keras. Juniornya menerobos masuk ke dalam lubangku. Dengan perlahan, miliknya telah berhasil tertanam seluruhnya di dalam lubangku. Air mataku mengalir karena rasa perih yang aku rasakan. Dia mulai menggenjot miliknya di liangku.
“ssshhh… ahhh…” dia terus menggenjot juniornya di dalam liangku, rasa perih itu berangsur menjadi rasa nikmat. Sesekali kedua tangannya memelintir nippleku, dan meremas kedua payudaraku.
“aaahhhh…. aaahhhh…” dia makin mempercepat gejotannya.
“Pak… ahhh.. sshhhh..” tubuhku terhentak-hentak karena gerakan cepat pak guru Suho yang memasukan juniornya ke dalam liangku.
“mmmmmhhhhhh….” dia membungkam bibirku dengan bibirnya. Kini dia beralih ke leherku, membuat kissmark dan tangannya terus meremas payudaraku.
Lalu dia melepaskan juniornya di liangku, dan mengubah posisi kami menjadi posisi 69.
Dia memasukkan juniornya ke dalam mulutku, dengan perlahan aku mengulumnya dan sesekali aku menjilati ujung juniornya dengan lidahku.
Semakin lama, aku semakin gencar mengulum juniornya.
“Hyo Jin… ssshhhh.. ahhh” desahnya.
“emmmppphhh…” aku terus mengulum dan menjilati juniornya.
“sssshhhh…. ahhh… ahhh…” dia terus mendesah membuatku ingin terus mengulumnya lebih dalam.
“aaahhhh…” desahnya keras saat aku meremas dan mengocok juniornya dengan cepat. Cairannya keluar memenuhi ruang dalam mulutku, lalu aku menelannya tanpa ada rasa jijik. Aku pernah baca di google bahwa sperma pria itu mengandung komposisi kimia yang sangat berguna bagi tubuh, bahkan ada mitos di kalangan wanita bahwa dengan menelan sperma dapat menghaluskan kulit.
“Gadis… nahhh… kal… ahhh..” katanya dengan susah payah.
Lalu dia memasukan  3 jarinya ke dalam liangku.
“Pak… ahhh…” desahku keras. Sekarang gantian aku yang di buatnya mendesah.
3 jarinya menusuk-nusuk liangku, membuat cairanku membasahi jarinya. Di jilatnya jarinya yang penuh dengan cairanku. Lalu jari-jarinya meremas lembut kedua payudaraku.
“Pak… ahhh… hentikan…” dia menjilati perutku, itu membuatku geli.
“Hyo Jin, saat ini panggil aku Suho…” katanya sambil mencium kedua telapak tanganku.
“Suho, aku sangat menyukaimu…” air mataku kini mengalir.
“Aku juga suka Park Hyo Jin…”
Suho menggenggam tanganku dengan erat, dan mencium bibirku dengan lembut.
“Apa harus kita teruskan? Kita belum mencoba doggy stlye” dia mencium lagi kedua telapak tanganku. Wajahku memerah karena malu. Dasar guru mesum!
******
“Pak guru! Ini buku apa?!” bentakku.
Aku sekarang berada di dalam ruangan kerja pak guru. Pelajaran sekolah telah usah 1 jam yang lalu.
“Ini hasil penelitianku…” ucapnya ringan.
“Apa? Kyaaa keterlaluan!”
“Gimana? Baguskan? Hahaha”
Aku tidak menyangka kalau pak guru menulis semua adegan yang kami lakukan semalam di hotel ke dalam novel fan fictionnya.
“Tidak!!! Jahat! Kyaaa itu memalukan!”
Aku terus memukul-mukul punggungnya.
“Hentikan…” dia meraih tanganku dan langsung mencium bibirku sekilas.
“Apa perlu kita melakukannya di sini? hanya kita berdua loh di sekolah ini…” bisiknya.
“Naughty Teacher!” kataku sambil memukul perutnya pelan.
“Kenapa???” tanyanya sambil menekan nippleku dari luar baju seragamku.
“Aaahhh… Suho…” desahku keluar saat dia meremas payudaraku.
“Aahhh… Suhh… ho…” dia memainkan nippleku dan dibukanya kancing baju seragamku satu persatu.
“Makanya, jangan terus memancingku…” ucapnya sambil mendorongku, sekarang aku sudah terhimpit di dinding.
“Bisakah kamu mendesah dan memanggilku ‘Oppa’?” bisiknya di telingaku.
Aku merasakan tangannya masuk ke dalam rokku dan mengelus-elus vaginaku.
“Oppa…ahhh..” erangku. Aku melingkarkan lenganku pada lehernya, dan menjambak pelan rambutnya.
Lalu aku menaikkan salah satu kakiku, agar tangannya bisa dengan mudah mengelus-elus vaginaku. Aku mencium bibir pak guru dengan lembut. Saat menciumnya, aku merasakan kalau jarinya akan masuk ke dalam liangku.
“emmmppphhh…” kami berciuman dengan ganas, aku melumut bibirnya dan menerobos masuk ke dalam mulutnya, mencari lidahnya. Lidah kami saling beradu. Lidahnya menjilati lidahku, begitu juga denganku. Sehingga saliva kami keluar dan menetes di sudut bibir kami.
“Ahhh…” desahku keluar saat ciuman kami terlepas, dan dia mengeluarkan jarinya dari dalam liangku.
“Apa aku perlu menambahkan adegan ini ke dalam novel ku?” katanya sambil menjilati jarinya yang dilumuri cairanku.
“Oppa!” mendengar ucapannya itu, aku langsung memukul pundaknya pelan. Aku kesal dengannya. Saat bersiap pergi meninggalkannya, baru saja bergerak satu langkah tangan kananku sudah di tangkap olehnya. Dan dengan cepat dia langsung memeluk punggungku dari belakang.
“aaahhhh….” aku mulai mendesah lagi karena tangan kiri pak guru meremas dadaku dan tangan kanannya memaksa masuk untuk menyentuh vaginaku lagi.

The End…

Ini FF NC-21 kedua author. Bagaimana? Kurang hot ya? Yah, author kecewa. :( Kalian harus tau, saya mengetik FF ini perlu perjuangan… #curhat 
Thanks for reading…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar