Sabtu, 05 Oktober 2013

Wolf (Part 1)



[FF Freelance] Wolf (Part 1)

wolf
Author : Lousey Han
Main Cast : Luhan, Shin Jenna (OC)
Other Cast : EXO member
Genre : Fantasy, Action, Friendship, Mystery
Rating : PG 15
______________________________________________



Seorang berjalan dari lorong yang gelap. Langkahnya tegapnya terlihat agak gontai tak seperti biasanya. Kulit pucatnya terlihat suram terkena pantulan cahaya. Sebelah kiri tangannya membawa sebuah tas. Mungkin orang ini hendak bepergian.
Dari arah yang berlawanan, nampak seorang pria kecil masuk. Ia berjalan menghampiri  orang itu.
“ Gege, kau mau kemana?”
Seseorang lagi yang memanggilnya ‘Gege’ itu menghentikan langkah orang itu sejenak. Jelas nampak sekali raut wajah yang khawatir terpancar dari wajah tampan pria kecil. Yang dikhawatirkan justru memasang wajah dingin khasnya, sikapnya seolah-olah menenangkan juga menerangkan bahwa takkan terjadi apa-apa.
‘Aku tahu ini perpisahan. Tapi aku tak yakin kalau aku harus melalui semua itu. Apakah aku bisa?’ batin sang pria kecil.
“ Kuatkan dirimu, Han. Aku tahu kau pasti bisa. Selamat tinggal,” akhirnya pria dingin yang hendak pergi itu berucap.
Kris mengatakan itu seolah tahu apa yang ada dalam pikiran Luhan, adiknya. Ia menepuk bahu Luhan, menenangkannya. Sesaat lambang naga di tangan kirinya memancarkan sinar biru yang tidak biasa.
“Yah, aku tahu itu memang jalan takdirmu. Pergilah dan lekas kembali.”
Kris pergi. Begitu pula Luhan dengan acuh berjalan menempuh arah yang berlawanan.
‘ Tanpa kau, aku bisa, Ge.’
Tak jauh setelah Kris melangkah pergi, ia kembali menoleh ke belakang dimana Luhan telah berjalan menjauh darinya.
‘ Kumohon, jangan bodoh Luhan, selama aku pergi  takkan ada yang menjagamu lagi.’
oOo

Seorang gadis yang penuh rasa ingin tahu sedang mengamati bulan dari rooftop sebuah bangunan kosong. Berbekal sebuah teropong ditangannya, ia dengan seksama mengamati benda angkasa yang bulat itu. Tapi siapa sangka kalau gadis itu tengah diamati oleh seekor makhluk. Ya benar, makhluk.  Makhluk itu sekilas layaknya manusia biasa. Luhan, entah apa yang dilakukan bocah itu dengan mengamati seorang gadis.
Burung-burung gereja terbang bergerombol melintasi langit siang itu. Sang makhluk, Luhan, melompat dari anak tangga ke anak tangga lain dengan lincahnya. Kemudian ia terjun bebas dan melakukan pendaratan yang sempurna. Kini kedua kakinya menapak tanah. Tiba-tiba sekelompok orang bermasker hitam muncul dan mengejarnya.
Ia berlari dan terus berlari. Sesekali mencoba menghindar dari sekelompok orang yang nampak menginginkan sesuatu darinya itu. Ia berlari, melompat, beratraksi layaknya seekor serigala.
Shin Jenna, nama gadis pengamat bulan itu, kini tengah tertidur pulas setelah angin yang berembus lembut terus membuat kantuk menyerangnya.
Saat hari mulai gelap, gadis itu turun dari rooftop dengan melompat kecil. Ia kembali menyampirkan tas sekolah ke pundaknya. Lihat, gadis itu bahkan masih berpakaian lengkap dengan seragam sekolahnya. Ia berjalan keluar dari area bangunan itu. Di sini gelap, hanya ada beberapa tiang lampu yang menerangi jalannya. Tiba-tiba saja lampu-lampu itu berkedip, membuat suasana tiba-tiba aneh.
Jenna berlari, tapi di ujung dinding seorang menariknya bersembunyi. Tak lupa ia juga membungkam mulut Jenna agar tidak berteriak. Sekelompok orang melintas, mereka adalah orang-orang yang mengejar Luhan tadi. Yah, kenyataannya Luhan sedang mendekap Jenna sekarang. Orang-orang tadi sudah jauh.
Jenna meronta dalam dekapan Luhan. Ia memegang tangan Luhan, berharap mampu melepasnya. Cahaya biru tiba-tiba sekilas muncul dari lambang telekinesis milik Luhan. Setelah dirasanya keadaan cukup aman, Luhan melepas Jenna. Dengan reflek Jenna menghempaskan tangan Luhan kasar dan meliriknya tajam. Wajah kesal tak dapat tertutupi lagi dari wajah cantiknya. Luhan menatapnya kosong, kemudian ia pergi begitu saja tanpa sepatah kata.
oOo

Di kelas, semua muridnya dengan bersantai-santai sembari sesekali bercanda dengan temannya. Tao nampak bergulat kecil dengan salah seorang temannya yang namanya tak kutahu. Lay, Suho, dan kawan-kawannya sibuk mengobrol. Seorang songsaenim masuk ke kelas yang sedikit agak gaduh itu. Beberapa orang murid seperti Tao tadi, Chanyeol, dan Xiumin sedikit terkejut dan berjalan berjingkat ke bangkunya masing-masing.
Kali ini tidak biasa, karena ternyata songsaenim tak sendirian masuk ke kelas itu. ia membawa seseorang murid baru. Beberapa murid, terutama Chanyeol yang terkenal cerewet langsung terlihat berbisik-bisik pada dua orang di kanan bangkunya tentang murid baru itu.
Si murid baru dari China yang tak lain dan tak bukan adalah Luhan memberi salam pada seluruh kelas setelah diperkenalkan secara resmi oleh songsaenim tadi. Mata Luhan langsung tertuju pada gadis berambut hitam yang terlihat memasang ekspresi masam padanya. Gadis itu Jenna, gadis yang tempo hari ditemuinya di rooftop bangunan kosong tempo hari. Luhan sedikit terkejut tapi ia segera mawas diri. Ia kemudian duduk di bangku kosong di sebelah Jenna dengan instruksi sang songsaenim.
Ia berjalan dengan masih tatapan terkunci pada Jenna. Jenna hanya menanggapinya dingin. Tapi justru sekarang Jenna yang masih menatap Luhan saat Luhan memandang lurus ke depan. Luhan berpaling padanya. Pandangan mereka bertemu. Tapi Jenna masih memandangnya, bukan pandangan dingin lagi tapi ia seperti ingin tahu. Ingin tahu tentang apa? Entahlah, hanya dia yang tahu.
oOo
Pagi yang sedikit berkabut siswa kelas XOXO sedang mengikuti pelajaran olahraga. Murid pria tengah asyik bermain sepak bola di lapangan luas yang hijau. Baru beberapa hari tapi Luhan sudah memperoleh banyak teman sekarang. Masih di lapangan, Luhan menggiring bola umpan dari Sehun dengan lincahnya. Di kanan kiri juga belakang bersiap beberapa yang siap merebut bola darinya. Namun mereka semua kalah lincah dengan Luhan. Dan yak! Luhan berhasil mencetak sebuah gol yang indah. Tao, Suho, dan Sehun berlari memeluknya.
Siang harinya, di kantin tepatnya, ia sedang berbagi sedikit ilmu bela diri pada teman-temannya. tentunya, Jenna yang notabene jari ‘Geum Jandi’ diantara pada Flower Boys itu juga ada di sana. Luhan kini berhadapan dengan Suho. Suho melayangkan pukulan serangan pada Luhan dapi dengan cepat Luhan menepisnya, mengunci tangan kanan Suho dan balas menyerang dengan mendorong Suho sampai hampir terbaring. Tenang sja, ini hanya latihan. Mereka tidak benar-benar melakukannya. Semua bersorak melihat kebolehan Luhan. Kai, entah iya atau bukan, ketua geng diantara beberapa temannya tadi merangkul Luhan mengajaknya ke kelas. Tak hanya Kai tapi di sisi kirinya D.O ikut merangkulnya juga Jenna yang ada di rambkulan tangan kanan Kai. Jenna, Kai, Luhan, dan D.O berjalan beriringan ke kelas.
Pukul 7 malam, hari ini kelas baru berakhir. Pelajaran yang terakhir adalah pelajaran bahasa yang sangat membosankan. Mereka semua keluar bersama dari sekolah. Mereka semua berjalan kaki kecuali Tao yang membawa sepeda kesayangannya. Kai melambaikan tangannya mengisyaratkan Jenna agar cepat pulang. Ini memang sudah malam terlebih bus langganan Jenna sudah menanti. Jenna masuk ke dalam bus, memilih tempat duduk tepat di samping jendela. Di luar bus Luhan nampak masih menatap ke arahnya. Semua teman prianya tadi berjalan ke arah lain dari tempatnya sekarang. Bus mulai berjalan, Jenna merasa sesuati yang janggal. Ia mebali melihat dari jendela bus. Teman-temannya sedang dihadang sekelompok orang yang tempo hari ada di bangunan kosong. Bedanya, kini mereka terlihat juga memakai seragam. Hanya saja seragam yang berbeda dengan sekolahnya.
Salah seorang di antara kelopok penghadang itu maju. Menantang Luhan, menarik-narik jas seragam Luhan. Jenna yang tidak tenang, segera turun dari bus dipemberhentian selanjutnya.
Di sebuah markas sekelompok penghadang, ah anni sebut saja nappeun saram, Luhan melempar tasnya asal. Teman yang lain juga ikut dengan memasang wajah yang mengisyaratkan ayo-kita-bertarung-sampai-mati.
Entah siapa yang mulai, akhirnya mereka berkelahi. Sebut saja kelompok Luhan yang dikepalai Kai adalah Exo. Yap, Exo terlihat memenangi pertarungan kali ini. Tao terlihat beringas menghajar lawannya. Kai juga tak kalah. Ia melenturkan sedikit pergelangan tangannya dan bersiap menghajar siapapun musuhnya. Luhan, yang seperti kita tahu kalau dia paling jago bela diri. Entah jurus atau bukan, tapi ia terlihat benar-benar seperti serigala. Melompat, berputar, menghindar. Semua dilakukannya dengan lincah.
Tapi keadaan kini berbalik. Exo terdesak. Anggota mereka kini kalah. Luhan melirik ke arah teman-temannya. mereka dipukuli tanpa ampun tanpa bisa menghindar. Lambang ditangan Luhan kembali menyala. Kekuatannya aktif. Ia melempar begitu saja musuh yang menghadangnya.
Seolah memiliki penglihatan lain. Ia maju dan menghadapi musuh-musuhnya sendiri. Tiba saat ia hendak memukul seorang lagi, D.O mencegahnya. Terlambat, Luhan seakan dirasuki dan dikendalikan oleh kekuatannya sendiri. Ia mehempaskan D.O sampai D.O terlempar dan jatuh pada tumpukan karton.
Anggota Exo yang lain menghampirinya, membantu D.O yang sudah pasti terluka parah. Sekelompok lawannya tadi sudah menghilang entah kemana. Kai murka, dengan kasar di tabraknya bahu Luhan dengan kasar lalu ia berlalu begitu saja. Beberapa menatap aneh Luhan. Ada juga yang menatapnya kesal. Sisanya mencoba menenangkan Luhan.
Luhan sendiri tak percaya dengan apa yang telah diperbuatnya.  Dengan frustasi dia terduduk di sana tanpa ada minat untuk segera pergi dari tempat yang menjadi saksi bisu peristiwa berdarah tadi. Ia nampak menyesali perbuatannya tadi, walaupun tadi ia melakukannya tanpa sengaja.
Jenna menghampirinya. Ya, diam-diam Jenna mengikuti Exo sampai ke markas itu. Perasaan Jenna campur aduk saat ini. Entah marah, sedih, kecewa, atau ah entahlah..
“ Siapa.. siapa dirimu sebenarnya?” tanya Jenna penuh amarah.
Luhan tak bisa menjawabnya. Ia hanya bisa tertunduk lesu. Jenna pergi sambil terisak. Benar, Jenna tengah menangis sekarang. Ia tak tahu harus bagaimana melihat ini semua. Di hati kecilnya ia merasakan kekecewaan yang teramat sangat. Ia berharap Luhan yang dikenalnya bukanlah Luhan yang mengerikan seperti tadi. Mengerikan.. itulah satu kata yang bisa disimpulkan Jenna untuk Luhan.
Masih diam dan tertunduk. Luhan tak mampu melakukan apapun bahkan untuk mengapus air mata Jenna.

To be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar