Sabtu, 12 Oktober 2013

[My FF Ficlet] Don't Go #2

Title : Don’t Go #2
Author : Anita
Genre : Romance, Yaoi
Length : Ficlet
Main Cast :
1) D.O / Do Kyungsoo
2) Kai / Kim Jongin
Rate : PG-15
Preview >> [BAGIAN 1]
—–Boy X Boy—–
Backsound: EXO – Don’t Go

Panas… Siang hari ini begitu panas. Sinar matahari di luar sana terlihat begitu menyengat bagiku. Membuatku jadi malas untuk berangkat ke kampus. Namun hari ini ada kuis di matakuliah ku, mau tak mau aku harus berangkat dengan cuaca yang sepanas ini.
Sepanjang perjalanan menuju halte bis, aku tak bisa berhenti mengeluh karena cuaca begitu panas. Tapi untung saja aku selalu naik bis setiap pergi ke kampus. Jarak dari rumah ke kampus ku lumayan jauh jika di tempuh dengan berjalan kaki. Ingin rasanya aku membawa motor yang baru saja ayah ku belikan untukku, namun aku belum memiliki SIM. Pria yang sudah berusia 18thn sepertiku ini belum memiliki SIM? Yang mendengarnya pasti akan menertawakanku! Mau bagaimana lagi, aku malas mengurus SIM itu sendiri.
Bis yang aku tunggu pun akhirnya datang, aku langsung saja naik dan mencari tempat duduk yang masih kosong. Saat aku sudah duduk di tempat duduk yang kosong, aku sangat terkejut. Bagaimana tidak terkejut? Ternyata pria yang duduk di sebelah ku adalah Jongin! Pria yang pernah ku temui tempo hari. Oh ya Tuhan… Apakah ini yang namanya jodoh? Aku terkejut bercampur senang.
Aku pun menghela napas panjang, untuk mengontrol diriku agar tidak salah tingkah lagi seperti tempo hari didepannya, “Haaah…”
Mungkin orang lain yang melihat ku akan merasa jijik karena aku suka sesama jenis. Tapi entah kenapa, aku suka. Apa lagi saat melihat pria yang jauh lebih tampan dari ku, karismanya begitu kuat. Berbeda sekali dengan wanita. Aku belum pernah menemukan seorang wanita yang memiliki karisma yang kuat!
“Eoh? Kau Kyungsoo kan?” tunjuknya terkejut saat malihatku. Aku pun tersenyum sambil menundukkan sedikit kepalaku padanya.
“Kita bareng lagi,” ucapnya sambil tersenyum.
Aku sangat senang melihatnya tersenyum!
“Ne,” jawabku singkat dengan tetap tersenyum padanya.
Ia tidak membalas ucapanku, hanya tersenyum lalu kembali menatap keluar kaca jendela bus yang ada disebelahnya. Entah apa yang sedang ia lihat, aku tidak tau. Tapi melihat posisnya sekarang, mengingatkan posisi ku tempo hari. Kita seperti tertukar saja. Tempo hari aku yang duduk di dekat kaca jendela bis, kini Jongin.
Bis terus berjalan namun aku dan Jongin saling diam. Diam dalam pikiran masing-masing. Ingin rasanya aku memulai pembicaraan, tapi aku tidak tau harus membahas apa. Kami berdua berbeda jurusan biarpun satu kampus.
“Berhenti pak,” ucap salah satu penumpang yang akan turun. Pak supir bis pun menghentikan laju bisnya dengan mendadak, sontak membuatku ingin jatuh tapi Jongin dengan cepat menarik lenganku. Aku benar-benar merasa tertolong.
“Gomawo,” ucapku pada Jongin.
Ia hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya sekali lalu kembali menatap luar kaca jendelanya. Deg! Deg! Deg! Debaran jantungku tidak karuan melihat Jongin tersenyum. Oh astaga… Aku sudah tidak normal!
“Apa kita bisa bertemu lagi?” tanyaku pada Jongin.
Pria itu sontak menatapku, “Bisa, kita kan satu kampus,” jawabnya santai.
Saat menatapnya jantungku tidak bisa berhenti berdegup kencang. Semoga wajahku saat ini tidak memerah. Sangat memalukan jika ia tau kalau aku menyukainya!
“Masuk UKM apa?”
Nyaliku untuk mendekatinya benar-benar hebat!
“Teater,”
“Teater? Seru tidak masuk teater?”
“Seru, kenapa? Kau ingin bergabung.”
“Ya!” jawabku semangat.
Jongin pun tertawa melihatku. Apa aku terlalu bersemangat?
“Baiklah, nanti aku bilang sama kakak senior UKM ku,”
Aku menganggukkan kepala tanda setuju. Tak terasa, akhirnya kami hampir tiba di kampus kami.
“Berhenti pak,” ucap Jongin pada supir bis. Bis pun berhenti tepat di kampus kami, lalu kami turun dari bis.
“Sampai ketemu,” ucapnya sambil melambaikan tangan ke arah ku. Kami akhirnya berpisah di tempat yang sama seperti tempo hari.
Aku membalas lambaian tangannya sambil terus tersenyum padanya. Ia pun pergi meninggalkanku, tapi aku masih berdiri di tempat untuk melihat kemana ia akan pergi.
Melihat punggungnya yang sudah akan menghilang dari pandanganku, membuatku ingin sekali mengatakan padanya “Jangan pergi…”

-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar