Sabtu, 05 Oktober 2013

[My FF Drabble] Happy Birthday

Title : Happy Birthday || Author : Anita || Twitter : @Anita_Febriany || Genre : Drama, Romance, Sadness (maybe) || Length : Drabble (2094 words) || Rate : PG-15 || Main Cast : Miss A's Suzy & INFINITE's L / Kim Myungsoo || Support Cast : T-Ara's Jiyeon & JJ PROJECT's JB / Im Jae Bum
                               
Summery :
"Kado itu hanya sebagai alasanku agar aku bisa melihat mu. Karena sebenarnya, aku sangat ingin sekali bertemu denganmu. Tapi, di hari ulang tahun adikmu... Bisakah kita bertemu? 5 menit saja. Aku sangat merindukanmu. Karena kita... Tidak akan pernah bertemu lagi."

-------------


[Author POV]

'Aku harap ada seseorang yang membelikan aku kado!!!'
.
.
.
"Yaakk! Bae Suzy!"
"Omo!" pekik gadis yang bernama Suzy itu, "Kau mengagetkan aku saja!" ucap Suzy kesal sambil mendorong tubuh sahabatnya yang baru saja mengagetkannya itu dengan pelan.
"Kau sedang apa?" tanya pria itu sambil melirik ke arah ponsel Suzy. Dengan spontan Suzy pun menjauhkan ponselnya dari lirikan pria itu.
"Kau lagi liat video porno ya...?" goda pria itu.
"A-aniyo!" bantah Suzy tergagap. Lalu ia memasukkan ponselnya ke dalam tas. Pria itu pun terkekeh pelan melihat reaksi Suzy yang berlebihan.
"Sudahlah Jae Bum, kau mengajakku ke cafe ini malam-malam begini untuk apa? Cepat katakan! Aku sudah bosan menunggu mu lama di sini," ucap Suzy ketus. Pria yang bernama Jae Bum itu malah tertawa melihat Suzy dan ia mencubit kedua pipi Suzy gemas.
Jae Bum, lebih lengkapnya Im Jae Bum. Ia adalah sahabat Suzy. Mereka sudah bersahabat semenjak di bangku sekolah dasar. Dan sampai saat ini, mereka masih bersahabat. Keduanya sama-sama sedang menginjak bangku SMA di sebuah sekolah elit di daerah Gangnam, dan cafe tempat mereka berada sekarang adalah tempat biasa mereka bertemu. Cafe itu sudah menjadi rumah bagi mereka, karena sepulang sekolah mereka berdua selalu ke cafe itu sekedar untuk mengobrol dan mengerjakan tugas sekolah bersama.
"Aku ingin menyampaikan sesuatu..."
"Apa?"
"Kau masih ingat kan dengan teman ku, Kim Myungsoo?"
Suzy terdiam sejenak, ia tidak bisa dengan cepat menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Jae Bum itu kepadanya. Karena Kim Myungsoo, bagi Suzy adalah hanya masa lalu.
"Iya, aku masih ingat," jawab Suzy lirih.
Jae Bum telah membuka luka lama di hati Suzy. Seketika raut wajah Suzy menjadi sedih, jika teringat akan Myungsoo. Pria yang pernah ia cintai dulu.
"Adiknya hari ini ulang tahun, apa kau sudah tau?"
"Iya, aku sudah tau,"
Jawaban yang dilontarkan Suzy begitu singkat, Jae Bum belum menyadari kalau ia telah membuat hati Suzy terluka. Gadis itu hanya menundukkan kepalanya, menatap lurus ke arah minumannya yang telah kosong sambil menjawab pertanyaan Jae Bum.
"Kau sudah tau? Tau dari mana?" tanya Jae Bum penasaran.
"Aku baru saja membaca status facebook adiknya," jawab Suzy dalam hati.
"Ayolah... Tau dari mana???" tanya Jae Bum lagi.
Suzy mengangkat kepalanya dan menatap lurus Jae Bum, "Bisakah kita tidak membahas ini?"

***

[Suzy POV]

"Bu, aku berangkat..." teriakku dari depan pintu. Baru saja aku akan melangkah, ibu langsung memanggilku.
"Suzy! Tidak naik mobil?" saut ibu dari dalam rumah.
"Tidak bu, hari ini aku naik motor bersama Jae Bum..." teriakku lagi.
Aku pun berlari menghampiri Jae Bum yang sedari tadi sudah menungguku di depan pintu gerbang rumahku. Ia sudah berada di sana 5 menit sebelum aku bersiap-siap.
Pagi ini aku berangkat sekolah bersama Jae Bum, sahabatku. Kami sudah berteman lama, kedua orang tua kami juga sudah tau akan hal itu.
"Mianhae. Apa aku lama?" tanyaku sesaat setelah aku telah keluar rumah.
Ia membuka kaca helm-nya yang menutupi wajahnya, "Tidak begitu. Cepat, kita sudah terlambat," ucapnya lalu menyerahkan satu helm lagi untuk aku pakai.
Aku mengambil helm itu, dan memakainya. Lalu aku naik ke atas motornya.
Ia kembali menutup kaca helm-nya, "Pegangan,"
Sesuai perintahnya, aku berpegangan padanya. Memeluknya dari belakang.
Motor Jae Bum pun melaju kencang. Angin yang menerobos dan menerpa wajahku, seketika  teringat akan masa lalu ku bersama Myungsoo...

[Flashback-On]

"Myungsoo, bisakah kau pelankan laju motor mu?" kataku sedikit berteriak, karena suara dari terpaan angin yang di tembus laju motor Myungsoo sangat kencang. Membuatku harus berteriak saat akan berbicara dengannya.
"Kau bicara apa? Aku tidak dengar," jawabnya sambil berteriak juga dari balik helm-nya.
Ia pun mempercepat lagu motornya, dengan spontan aku memeluk punggungnya. Deg! deg! Jantungku berdegup kencang. Ini pertama kalinya aku merasakan detak jantung tidak karuan seperti ini.
Akhirnya tiba di tempat yang Myungsoo akan mengajakku.
"Taman?"
Saat aku membuka helm-ku, dan melihat sekitarku. Ternyata aku berada di sebuah taman. Taman yang indah dengan berbagai macam bunga yang bermekaran.
"Kau mengajakku ke sini, untuk apa?"
Myungsoo membuka helm-nya, lalu menengok ke arah ku yang masih duduk di motor, dibelakangnya.
"Turunlah, ada yang ingin ku bicarakan padamu," ucapnya lembut sambil menatapku teduh. Jantungku kembali berdetak kencang.
Aku langsung turun dari motornya, mengendalikan diriku agar tidak terlihat salah tingkah.
Myungsoo mematikan mesin motornya, lalu membuka helm-nya dan turun dari motornya, "Ayo," ajaknya padaku.
Ia menggenggam erat tangan ku, seraya menuntunku ke suatu tempat.
Setibanya di tempat, ia melepas genggaman tangannya di tanganku.
"Indah..." tanpa sadar aku kata-kata itu keluar dari mulut ku.
Myungsoo membalikkan badannya menghadap ke arahku sambil tersenyum, "Sungai ini... Di sini lah tempat aku dan Jae Bum dulu bermain,"
Ia kembali menghadap ke arah sungai yang ada di hadapan kami sekarang. Sungai itu benar-benar indah.
"Tapi kenapa kau mengajakku ketempat ini? ini kan tempat kau dan jae bum bermain..."
Ia kembali membalikkan badannya, dan menatap lurus ke arah ku, "Aku ingin, kau jadi gadis pertama yang aku bawa ketempat ini,"
Wajahku menjadi memerah mendengar ucapannya.
"Suzy?" ia menggenggam erat kedua tangan ku, sontak membuatku terkejut, "Mau kah kau jadi pacarku?"

[Flashback-End]

"Yaa~ Bae Suzy~"
Kibasan sebuah tangan di depan wajahku seakan menyadarkan lamunanku.
"Kita sudah sampai," ucapnya lalu mematikan mesin motornya, "Kenapa kau melamun?" tanyanya padaku tapi menghadap ke arah depan motornya.
"Tidak apa-apa," jawabku sambil menggelengkan kepala. Kami turun dari motor, lalu jalan berdua menuju kelas masing-masing.
Kenangan itu... Tidak akan pernah ku lupakan.

***

"Eonni!!!"
Aku pun menoleh, "Oh, Jiyeon. Wae?"
"Dua hari lagi aku ulang tahun..." ucapnya girang.
Aku terdiam sejenak menatapnya, karena tiba-tiba aku teringat akan status facebook-nya tempo hari 'Aku harap ada seseorang yang membelikan aku kado!!!'
"Iya, aku tau," jawabku santai sambil tersenyum padanya.
"Eonni sudah tau?" tanyanya dengan senyum penuh arti, "Kalau gitu sampai ketemu lagi,"
Ia melambaikan tangan ke arah ku, lalu pergi begitu saja. Aku hanya tersenyum sambil membalas lambaian tangannya, dan terus melihat ke arahnya sampai sosoknya menghilang dari pandanganku.
Sebenarnya aku sudah mengerti maksud dan tujuannya menghampiriku. Jiyeon pasti mau aku memberinya kado. Tapi...
"Dua hari lagi ya? Itu berarti hari minggu," gumamku.
Aku tidak tau bagaimana cara memberinya kado tepat pada hari ulang tahunnya itu. Tahun lalu, aku bisa minta tolong pada Myungsoo. Karena ia kakak Jiyeon, tapi tahun ini? Aku tidak bisa. Aku dan Myungsoo, sudah lama berpisah.
Tapi di hari ulang tahun Jiyeon nanti... Bisakah aku bertemu dengan mu, Myungsoo? Aku sangat merindukanmu.
.
"Dia ini kenapa?!"
Pria yang berada di depanku saat ini, berkali-kali menekan tiap angka di ponselnya. Entah siapa yang sedang ia coba hubungi, tapi berkali-kali juga ia bergumam kesal.
"Aisssh, benar-benar!"
Ia membuang ponselnya ke atas meja, lalu meminum minumannya dengan raut wajah kesal.
Aku terus memperhatikan tingkahnya semenjak aku tiba di cafe ini. Cafe tempat biasa aku dan Jae Bum, pria yang ada di depanku sekarang bertemu dan menghabiskan waktu santai kami berdua.
"Kau sedang mencoba menelpon siapa, Jae Bum?"
Akhirnya aku berani bertanya, setelah melihatnya seperti itu.
Ia lalu menatapku tajam, "Myungsoo. Pria menyebalkan itu dari tadi tidak mengangkat telepon dari ku!"
Aku tidak bisa berkata-kata lagi mendengar ucapan Jae Bum, karena ternyata ia sedang menelpon Myungsoo.
"Kau tau dia kenapa?" tanya Jae Bum tiba-tiba.
"Ne?" Aku tersentak kaget.
"Myungsoo... kau tau dia kenapa?"
Aku menggelengkan kepalaku.
"Aigoo~ pria menyebalkan itu kenapa lagi?!" ia mengambil kembali ponselnya yang ada di atas meja, lalu menekan-nekan tombol yang ada di ponselnya dengan kesal.
Jae Bum, biarpun ia sudah tau kalau hubunganku dengan Myungsoo telah berakhir tiga bulan lalu. Tapi ia selalu saja menganggap seperti tidak tau apa-apa, padahal setiap kali ia membahas Myungsoo hatiku terasa sakit.
Namun karena pertanyaan Jae Bum tadi, aku jadi penasaran. Apa yang sedang Myungsoo lakukan sekarang? Apa ia sudah makan siang? Sekarang sudah jam dua siang. Aku berharap ia makan dengan baik.

***

[Myungsoo POV]

"Jiyeon! Kau letakkan di mana ponsel oppa?" teriakku sambil terus mencari-cari ponsel ku yang tidak ku temukan di dalam kamar ku.
"Molla," jawab gadis itu santai sambil berjalan masuk menuju kamarnya.
"Yaakk!!!" teriakku kesal.
Aku pun keluar kamar dan berjalan menghampiri kamarnya dengan langkah kesal.
BRAKKK!!!
Aku membuka pintu kamarnya dengan kasar.
"Tadi kau kan meminjamnya! Sekarang ada dimana ponsel ku!" bentakku, memarahinya.
.
"Ada apa kau tadi menelpon ku?"
"Kau ini! Tidak jadi, aku sudah lupa mau bicara apa padamu!"
"Mian, ponsel ku tadi di letakan sembarangan oleh adikku."
"Ceroboh! Aku sudah lima kali menelpon mu!"
"Lantas, ada perlu apa kau menelpon ku sampai lima kali seperti itu?"
"Lupakan, dua jam sudah berlalu. Aku sudah lupa," ucapnya, ia lalu mematikan ponselnya dengan sepihak.
Aku pun meletakkan ponsel ku di atas meja belajar, dan ku hempaskan tubuhku di atas tempat tidur yang empuk.
"Haaah, sangat nyaman,"
Ku pandang langit-langit dinding rumah ku, "Suzy, kau sedang apa?" gumamku. Tiba-tiba saja, aku jadi memikirkan gadis itu. Suzy adalah mantan kekasih ku. Kami sudah putus tiga bulan lalu. Mungkin terdengar egois, aku memutuskannya cuma karena aku akan pindah rumah. Tapi hubungan adikku dan Suzy sangat dekat, sudah seperti kakak-adik. Aku jadi sulit melupakannya.
"Suzy, kau sedang apa sekarang...?"

***

[Author POV ]

Dua hari kemudian...

"Happy birthday to you, Jiyeon..."
Dengan perasaan cemas, Suzy menunggu balasan dari Jiyeon. Tak lama gadis itu pun membalas pesan singkat Suzy.
"Gomawo eonni," isi pesannya.
Suzy tidak lagi membalas pesan Jiyeon. Ia hanya memandang layar ponselnya sambil menggenggam erat kado yang berada di tangan kirinya. Kado itu akan ia berikan kepada Jiyeon, karena hari ini adalah hari ulang tahun Jiyeon. Dan Suzy sudah mempersiapkan kado itu dan akan memberikannya, tapi...
"Bagaimana caranya aku menyerahkan ini?" gumamnya. Ia memandang kado itu sedih.
"Apa aku harus minta tolong Myungsoo untuk memberikannya?" tanyanya pada diri sendiri tak yakin.
Ia menekan tiap kata yang ada pada tombol ponselnya. Saat sudah mengetik kata-kata yang akan ia sampaikan pada Myungsoo, jarinya terhenti tepat di kontak nomer ponsel Myungsoo. Ia masih tak yakin untuk mengirimkan pesan pada pria itu, namun dengan berani ia akhirnya menekan tombol itu dan pesannya pun terkirim ke Myungsoo. Detak jantung Suzy berdetak tidak beraturan, kecemasan menyeruak dipikirannya. Bahkan tubuhnya menjadi bergetar, ia takut Myungsoo tidak membalas pesannya.
Dua jam telah berlalu. Suzy pun terduduk lemas di kursi tempat cafe ia berada sambil menatap layar ponselnya.
"Dia tidak membalasnya..." ucap Suzy lirih.
Dengan perasaan kecewa, ia bangkit dari kursi untuk pergi meninggalkan cafe. Saat ia bangkit, pandangan matanya langsung tertuju pada kado yang berada di atas meja.
"Kado itu hanya sebagai alasanku agar aku bisa melihat mu. Karena sebenarnya aku sangat ingin sekali bertemu denganmu, Myungsoo," gumam Suzy.
Raut wajah Suzy tiba-tiba menjadi sedih, ia seperti akan menangis. Hatinya seperti tertusuk seribu jarum karena Myungsoo tidak membalas pesannya.
"Sebegitunyakah tidak ingin bertemu dengan ku?"
Suzy pergi meninggalkan cafe tanpa membawa kado itu. Ia meninggalkannya bukan karena disengaja, tapi karena ia sudah sakit hati oleh Myungsoo.
"Aku sangat merindukanmu. Bisakah kita bertemu 5 menit saja?" ucapnya dengan isak tangis yang tak tertahankan.
Sepanjang perjalanan, seluruh orang yang ada di sekitar Suzy memperhatikannya dengan tatapan bertanya-tanya.
"Kidak akan pernah bertemu lagi, Myungsoo..."

***

[Myungsoo POV]

"Myungsoo, ini aku Suzy. Kau masih menyimpan kontakku kan? Bisakah kita bertemu di Mouse Rabbit Cafe? Aku ingin memberikan kado ini pada adikmu, Jiyeon... Dia hari ini ulang tahun kan?"
Aku langsung matikan ponsel ku setelah membaca pesan itu.
"Mianhae, Suzy." ucapku lirih.
"Oppa!" panggil Jiyeon, adikku.
"Oh, Jiyeon. Wae?"
"Mana kado untukku...?" ucapnya manja sambil mengulurkan kedua tangannya meminta sebuah kado padaku.
"Oppa lupa," jawabku santai.
"Mwo?!"
"Happy birthday to you..."
Aku mengecup keningnya, lalu pergi meninggalkannya.
Aku pergi menuju belakang rumahku sambil bergumam sendiri memikirkan Suzy, "Maaf kan aku Suzy, tapi aku sangat berterima kasih. Kau masih ingat ulang tahun adikku, aku harap kau tidak lupa pada ulang tahunku."
Suzy sangat perhatian pada keluarga ku. Aku memang pria bodoh yang begitu saja melepasnya! Tapi aku tidak bisa berpacaran jarak jauh, Jiyeon masih bisa bertemu dengannya karena mereka satu sekolah. Sedangkan aku? Semenjak pindah rumah, jarak ku dan Suzy menjadi sangat jauh. Di tahun depan, aku pasti akan mengucapkan 'Happy Birthday' padamu Suzy...

-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar