Selasa, 27 Agustus 2013

[My FF Drabble] Thirty Day’s Love

Thirty Day’s Love
Author: Anita || Twitter: @Anita_Febriany
Main Cast:
OC’s Gwak Min Jun, & T-Ara’s Boram
Support Cast:
A Pink’s Chorong, & SS501’s Park Jung Min
Genre: Romance, Sad || Lenght: Drable || Rating: PG-15 || Words: 1618
Disclaimer:
Ini FF sad pertama saya, sebelumnya udah pernah post FF ber-genre sad “Saranghae, My Guardian Angel” tapi author Kang Eun Woo lah yang mengetik alur sad-nya. Dan ini FF pertama saya yang menggunakan ‘Author POV’. Coba saja cari FF yang author-nya Anita, pasti gak ada ‘Author POV’-nya ><)/ soalnya saya gak ngerti!!! Mohon maaf jika ada kekurangan.
Inspiration:
oOo0oOo
-Author POV-

Di malam yang indah, banyak pasangan yang terlihat bahagia di sana. Namun ada dua orang (pria dan wanita) yang tengah duduk di taman berdua, tapi mereka bukan pasangan kekasih seperti yang terlihat di hadapan mereka.
“Aku merasa, tinggal kita di bumi ini yang tidak memiliki pasangan,” ucap sang pria.
Mendengar ucapan pria itu, wanita itu pun tertawa kecil, “Mungkin, karena semua temanku sudah memiliki pasangan. Dan sepertinya, di taman ini hanya kita berdua yang tidak memiliki pasangan,” ucap sang wanita.
Pria itu pun menghela napas panjang.
“Sekarang, apa yang harus kita laku kan? Aku bosan diam di sini terus!”
Pria itu pun bangkit dari bangku taman itu.
“Aku tau! Kita main game yuk?”
“Kamu seperti anak kecil saja Jeon Boram!” tolak sang pria, namun “Mau main game apa?” tanyanya.
Boram pun ikut bangkit dari bangku taman sambil tertawa kecil melihat kelakuan temannya itu.
“Kau ini tidak pernah berubah,” ia memukul lengan Min Jun pelan. “Bagimana kalau… Aku akan jadi kekasihmu dan kamu jadi kekasihku untuk waktu 30 hari?” ucapnya dengan nada yang sedikit menantang.
“Baiklah!”
-Hari 1-
“Hari ini kau sibuk?” isi pesan Min Jun ke Boram.
“Wae?” balas pesan Boram.
“Kita pergi nonton yuk?” ajaknya.
.
Sekarang mereka sedang berjalan berduaan menuju gedung bioskop. Min Jun mengajak Boram nonton film, film romantis. Saat menonton film, Min Jun melirik Boram dan dilihatnya Boram tengah menangis. Karena Min Jun tidak tega melihat Boram menangis, ia pun menghapus air mata yang membasahi pipi Boram. Sontak membuat Boram terkejut dan menatap Min Jun bingung. Min Jun menjadi salah tingkah, “Ja…jangan menatap ku! Film-nya di sebelah sana,” ucap Min Jun gugup.
-Hari 4-
“Liburan ini kamu mau kemana?” tanya Min Jun.
Boram yang sedang fokus membaca buku, tidak sempat menjawab pertanyaan Min Jun. Karena kesal, Min Jun pun menutup buku yang sedang Boram baca.
“Ya!” bentak Boram.
“Aku ingin mengajakmu ke pantai!” ucap Min Jun tegas. Boram yang mendengarnya terbengong menatap Min Jun.
“Kamu mau tidak?”
“A…aku…”
Boram belum sempat menjawabnya, langsung di potong oleh Min Jun, “Oke! Sepulang sekolah nanti, aku tunggu di taman biasa,” ucap Min Jun cepat lalu pergi meninggalkan Boram. Boram yang tidak percaya mendengar ucapan Min Jun pun masih diam terbengong.
.
Sekarang Min Jun dan Boram tengah berjalan berdua di pinggiran pantai, menikmati angin pantai yang berhembus segar.
Boram yang berjalan di sebelah Min Jun, memejamkan matanya menikmati hembusan angin. Tanpa ia sadari, Min Jun yang tengah jalan di sebelahnya terus memandang wajahnya sambil tersenyum bahagia.
-Hari 12-
“Aku ingin sekali ke circus…” gumam Boram.
“Circus?” tanya Min Jun sambil melirik kertas edaran yang di pegang Boram.
“Iya… aku ingin sekali ke rumah hantu,” ucap Boram antusias.
“Rumah hantu???” Min Jun terkejut mendengar ucapan Boram.
.
Sekarang Min Jun dan Boram tengah berada di tempat circus. Sesampai di circus, mata Boram tak henti-hentinya mencari-cari sosok rumah hantu tersebut.
“Apa kau yakin mau masuk?” tanya Min Jun memastikan. Namun Boram menganggukkan kepalanya mantam.
Dan sesampainya di rumah hantu, mereka berdua pun masuk ke dalamnya.
“Kyaaaaaa,” teriak seorang wanita yang berada di hadapan mereka, dan wanita itu pun merangkul pasangannya.
Min Jun dan Boram yang melihat wanita itu langsung tertawa bersama.
-Hari 15-
Dddrrrttt… Dddrrrttt…
Ponsel Boram bergetar.
“Sssttt, matikan ponselmu… kalau pak guru tau, ponselmu di tahan,” bisik teman sebangku Boram, Chorong.
“Aku tau, aku tau,” ucap Boram, namun Boram membuka isi pesan itu diam-diam karena ia penasaran ‘siapa yang mengirim ku pesan?’ saat ia membukanya, ternyata pesan dari Min Jun. “Sepulang sekolah, kita makan ice cream di taman biasa ya? Aku yang teraktir,” isi pesan darinya.
.
Sesampainya di taman…
“Bisa tidak kamu jangan mengirim ku pesan saat jam pelajaran!”
“Aku lagi tidak ada guru tadi,”
“Tapi kelas ku ada!”
“Baik, baik, aku minta maaf…” Min Jun bangkit dari bangku taman, dan berjalan mendekati Boram. “Sekarang akan ku teraktir kau ice cream,” ucap Min Jun sambil tersenyum.
Min Jun dan Boram akhirnya sampai ke tempat jualan ice cream. Saat mereka akan kembali ketaman, tak sengaja mereka bertemu dengan sebuah peramal. Lalu Min Jun iseng bertanya pada peramal itu tentang masa depan, dan peramal itu pun menjawab, “Jangan kau habiskan sisa hidup kalian dengan bermain, jalanilah hidup kalian jadi pasangan yang berbahagia,”
Boram yang mendengar jawaban dari peramal itu pun tertawa kecil, tidak mengerti.
-Hari 20-
“Ya! Jeon Boram!” panggil seseorang dari arah samping.
“Waeyo?”
“Aku dan Luhan oppa hari ini mau ke pegunungan, apa kau mau ikut?” tawar Chorong.
“Aku malas…” jawab Boram sambil terus merapikan buku-bukunya.
“Kenapa? Padahal Luhan mengajak Min Jun, kasihan Min Jun tidak ada pasangannya,” ucap Chorong dengan ekspresi yang sedikit kecewa.
“Min Jun?” tanyaku memastikan.
“Iya, Gwak Min Min Jun… kalian kan sudah berteman lama, jadi aku berharap kau bersama Min Jun. Jadi aku bisa berduaan dengan Luhan oppa,”
Saat Chorong akan berjalan keluar kelas, “Tu…tunggu,” Boram menahan tangan Chorong, dan sontak membuat Chorong bingung.
“Aku… ikut ke pegunungan,”
.
Sesampainya di pegunungan, Chorong dan Luhan pergi entah kemana. Jadi tinggal Boram dan Min Jun di sana.
“Apa kamu mau ke sana?” tawar Min Jun sambil menunjuk ke suatu arah.
Mereka berdua pun berjalan ke arah yang Min Jun tunjuk. Sesampainya di sana, Boram naik ke sebuah batu besar. Mereka duduk berdua di batu besar itu.
Angin malam berhembus kencang, “Apa kau kedinginan?” tanya Min Jun.
“Tidak,” jawab Boram. Lalu iamelihat ke langit malam. Saat ia melihat ke langit, tiba-tiba saja ada bintang jatuh, lalu Boram memejamkan mata dan berdoa.
-Hari 28-
“Boram, hari ini kita tidak pulang bersama ya?”
“Wae?”
“Aku pulang bersama Luhan oppa,” jawabnya sambil tersenyum bahagia.
“Baiklah,”
Akhirnya Chorong berlari kecil meninggalkan Boram. “Aku pulang bareng siapa?” gumam Boram.
“Ya! Jeon Boram!” teriak seseorang dari arah belakang.
“Min Jun?”
Min Jun yang tengah berlari menghampiri Boram, tersenyum lega saat sampai di hadapan Boram.
“Ada apa?” tanya Boram.
Min Jun yang masih lelah karena berlari, terdiam sesaat, “Kita pulang sama-sama yuk?” ajaknya.
Boram pun menganggukan kepalanya sekali.
.
Bus yang mereka tunggu, akhirnya datang. Mereka masuk, dan duduk berdua di bangku yang paling belakang. Saat bus berjalan, bus yang mereka naiki melewati jalan yang rusak. Sehingga terjadilah guncangan-guncangan dan tanpa di sengaja Boram memberi ciuman pertamanya pada Min Jun.
Selama di dalam bus, mereka pun menjadi canggung.
-Hari 29-
“Bisakah kita bertemu sekarang? Di taman, tempat biasa…” isi pesan Min Jun. Boram melirik jam dinding yang ada di kamarnya, jam setengah dua belas (malam).
Boram pun bersiap-siap dan bergegas pergi ke taman tempat biasa ia dan Min Jun bertemu. Ada perasaan yang mengganjal di hati Boram, ‘kenapa ia mengajakku bertemu di tempat yang sama dan jam yang sama saat pertama kali aku membuat perjanjian untuk permainan ini?’
Saat sampai di taman, Boram melihat Min Jun tengah duduk di bangku tempat biasa mereka duduk sambil melihat ke arah langit, “Maaf aku lama,” ucap Boram saat sampai di hadapan Min Jun.
“Duduklah,” ucap Min Jun sambil menggeser posisi duduknya.
“Ada apa kamu mengajakku ke sini?”
Tapi Min Jun tidak menjawab pertanyaan Boram, “Apa kamu haus? Akan ku belikan minuman,” tanya Min Jun saat melihat Boram yang sepertinya kelelahan.
“Iya,”
“Baik, tunggu di sini sebentar,” ucap Min Jun. Ia pun bangkit dari bangku dan pergi meninggalkan Boram sendirian di taman.
.
Sudah dua puluh menit Boram menunggu Min Jun, tapi Min Jun tak kunjung datang. Tapi tiba-tiba ada seorang pria yang berjalan menghampirinya, namun bukan Min Jun.
“Apa cowok yang bersama anda itu teman anda?” tanya pria itu.
“I…iya, kenapa? Dan anda siapa?”
“Aku Park Jung Min, penjual minuman di pinggir jalan sana. Sepuluh menit yang lalu telah terjadi kecelakaan, seorang pengemudi Truk dalam keadaan mabuk tidak sengaja telah menabrak teman anda, dan keadaannya kritis. Jadi langsung di bawa ke Rumah Sakit.”
.
Boram melirik jam dinding Rumah Sakit, ia melihat sekarang sudah hampir jam dua belas malam. Boram sebenarnya khawatir jika orang tuanya tau kalau sampai sekarang ia belum pulang, tapi Boram sangat mengkhawatirkan keadaan Min Jun.
Tak lama, akhirnya Dokter yang menangani Min Jun keluar dari ruangan UGD dengan menenteng sehelai kertas dan sebotol Orange Juice.
“Aku menemukan ini,” dokter itu menyerahkan minuman itu dan sehelai kertas itu pada Boram, “Kami menemukan kertas itu di saku celana korban,”
Karena penasaran itu kertas apa, Boram pun membuka kertas itu. Ada tulisan di kertas itu,
“Berapa hari telah berlalu…
Aku merasa, kamu adalah gadis yang sangat menyenangkan…
Dan jujur, aku suka padamu.
Aku sangat bahagia saat bersamamu, biarpun ini hanya permainan yang kau buat.
Namun, sebelum permainan ini berakhir, aku ingin kamu jadi kekasihku yang sesungguhnya.
Saranghae, Jeon Boram…”
Selesai membaca tulisan yang ada di dalam kertas, Boram berlari menghampiri Min Jun yang sedang dalam keadaan kritis sambil menangis dan berkata, “Aku tak ingin kau mati Gwak Min Jun! Bangunlah! Aku juga mencintaimu! Kamu ingat saat kita ke pegunungan, dan kita duduk berdua di atas batu besar? Di situ aku berdoa pada tuhan, aku ingin selalu bersama-sama denganmu. Sadarlah Gwak Min Jun! Aku mohon… hiks,” tangisan Boram tak terbendung lagi. Ia menangis sejadi-jadinya di hadapan Min Jun yang sedang kritis.
Tepat jam dua belas malam, jantung Min Jun pun kembali berdetak. Dan itu adalah hari ke 30, hari dimana permainan mereka selesai….

-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar